Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) HYPEREMESIS GRAVIDARUM




SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
Hyperemesis Gravidarum

Bidang Studi
:
ASKEB IV (Patologis)
Kode Bidang Studi
:
Bd. 305
Beban Studi
:
2 SKS (T: 1, P: 1)
Pokok Bahasan
:
Hyperemesis Gravidarum
Sub Pokok Bahasan
:
1.      Pengertian Persalinan
2.      Tanda-Tanda Persalinan
3.      Masalah Dalam Persalinan
4.      Tanda-Tanda Bahaya Ibu Bersalin
Sasaran
:
Mahasiswa DIII Kebidanan
Tanggal
:

Waktu
:
1 x 60 menit
Dosen
:





I.              Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses belajar mengajar Asuhan Kebidanan Persalinan, mahasiswa diharapkan mampu memahami Hyperemesis Gravidarum.

II.           Tujuan Intuksional Khusus
Setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar ini mahasiswa diharapkan mampu :
1.      Menjelaskan pengertian hyperemesis gravidarum.
2.      Menjelaskan penyebab hyperemesis gravidarum.
3.      Menyebutkan tanda dan gejala adanya hyperemesis gravidarum.
4.      Menyebutkan komplikasi hyperemesis gravidarum.
5.      Menyebutkan penatalaksanaan hyperemesis gravidarum.


III.        Materi (Terlampir)
Materi yang disampaikan :
1.      Pengertian Hyperemesis Gravidarum.
2.      Penyebab Hyperemesis Gravidarum.
3.      Tanda dan gejala adanya Hyperemesis Gravidarum.
4.      Komplikasi Hyperemesis Gravidarum.
5.      Penatalaksanaan Hyperemesis Gravidarum.

IV.        Kegiatan Belajar Mengajar
Tahapan Kegiatan
Kegiatan Pengajaran
Kegiatan Mahasiswa
Pembukaan
(5 Menit)
-        Memberi salam
-        Membuka daftar hadir
-        Menjelaskan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran
-        Penekanan pentingnya materi yang akan disampaikan
-        Memberikan apresiasi
-        Menjawab salam
-        Mendengarkan
Penyampaian Materi
(40 Menit)
-        Menjelaskan materi tentang Pengertian Hyperemesis Gravidarum, Penyebab Hyperemesis Gravidarum, Tanda dan gejala adanya Hyperemesis Gravidarum, Komplikasi Hyperemesis Gravidarum, Penatalaksanaan Hyperemesis Gravidarum.
-        Memberi kesempatan mahasiswa untuk bertanya.
-        Mendengarkan dan memperhatikan dengan seksama
-        Mahasiswa menanyakan hal-hal yang belum jelas di sela-sela penyajian materi dan kemudian memperhatikan jawaban dosen
-        Memperhatikan dan menanggapi penjelasan dosen
-        Mahasiswa mencatat materi penjelasan dosen
Rangkuman dan Evaluasi
(10 Menit)
-        Menyimpulkan materi yang telah disampaikan
-        Memberikan pertanyaan
-        Mendengarkan memperhatikan dan memahami
-        Menjawab pertanyaan yang diajukan
Penutup
(5 Menit)
-        Memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk rajin belajar
-        Mengucapkan salam
-        Mendengarkan
-        Menjawab salam

V.           Metode
1.      Ceramah
2.      Tanya jawab

VI.        Media dan Alat Bantu
Media dan alat
1.      Hand out
2.      Papan tulis
3.      Spidol

VII.     Referensi
1.      Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNPAD. 1993. Ginekologi. Bandung : Elstar
2.      Bobak, dkk. 2004. Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC
3.      Carpenito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
4.      Panca, Widianto. 2010. Hyperemesis Gravidarum.
5.      Sarwono. Prawirohardjo. 2009. Ilmu Kandungan edisi 7. Jakarta : PT. Bina Pustaka Prawirohardjo

VIII.  Evaluasi
Evaluasi diberikan pada akhir perkuliahan secara lisan berbentuk pertanyaan essay/terbuka sebanyak 5 pertanyaan


Pengajar,




(..............................................)

Dosen Penguji I




(....................................................)
Dosen Penguji II




(....................................................)



LAMPIRAN SOAL

PERTANYAAN
1.      Apa pengertian Hiperemesis gravidarum ?
2.      Apa penyebab Hiperemesis gravidarum ?
3.      Jelaskan tanda gejala Hiperemesis gravidarum tingkat III !
4.      Sebutkan makanan yang dianjurkan untuk diet Hiperemesis !
5.      Sebutkan makanan yang tidak dianjurkan untuk diet Hiperemesis !

JAWABAN
1.      Apa pengertian Hiperemesis gravidarum ?
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi (Mochtar, 1998).

2.      Apa penyebab Hiperemesis gravidarum ?
  1. Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah primi gravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda, kelainan faktor endokrin juga memberikan pengaruh seperti diabetes melitus dan hipertiroid.
  2. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan, ini merupakan faktor organik.
  3. Alergi sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak.
  4. Faktor psikologi memegang peranan penting pada penyakit ini, rumah tangga retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan. Takut terhadap tanggug jawab sebagai ibu.

3.      Jelaskan tanda gejala Hiperemesis gravidarum tingkat III !
Keadaan umum lebih parah, muntah keadaan umum lebih parah, muntah henti, kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat tensi menurun, komplikasi fatal terjadi pada susunan syaraf yang dikenal sebagai ensefalopati werniele, dengan gejala : nistagmus, dipolpia dan perubahan mental, keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks, timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati.

4.      Sebutkan makanan yang dianjurkan untuk diet Hiperemesis !
Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah : Roti panggang, biskuit, crackers, buah segar dan sari buah, minuman botol ringan, sirop, kaldu tak berlemak, teh dan kopi encer.

5.      Sebutkan makanan yang tidak dianjurkan untuk diet Hiperemesis !
Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, III adalah makanan yang umumnya merangsang saluran pencernaan dan berbumbu tajam. Bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi, dan yang mengadung zat tambahan (pengawet, pewarna, dan bahan penyedap) juga tidak dianjurkan.


 MATERI PEMBELAJARAN
HYPEREMESIS GRAVIDARUM

A.    PENGERTIAN
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi (Mochtar, 1998).
Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah/tumpah yang berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari (Arief.B, 2009).

B.     PENYEBAB
Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti. Beberapa faktor yang telah ditemukan yaitu :
1.      Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah primi gravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda, kelainan faktor endokrin juga memberikan pengaruh seperti diabetes melitus dan hipertiroid.
2.      Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan, ini merupakan faktor organik.
3.      Alergi sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak.
4.      Faktor psikologi memegang peranan penting pada penyakit ini, rumah tangga retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan. Takut terhadap tanggug jawab sebagai ibu.

C.    TANDA DAN GEJALA
Hiperemesis Gravidarum, menurut berat ringannya dapat dibagi kedalam 3 (tiga) tingkatan, yaitu :


1.      Tingkatan I
Mual terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pda epigastrium, nadi meningkat sekitar 100/menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidang mengering dan mata cekung.

2.      Tingkatan II
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lemah mengurang, lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikteris, berat badan turun dan mata menjadi cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton tercium dalam hawa pernafasan karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.

3.      Tingkatan III
Keadaan umum lebih parah, muntah keadaan umum lebih parah, muntah henti, kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat tensi menurun, komplikasi fatal terjadi pada susunan syaraf yang dikenal sebagai ensefalopati werniele, dengan gejala : nistagmus, dipolpia dan perubahan mental, keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks, timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati.

D.    KOMPLIKASI
Dehidrasi berat, ikterik, takikardia, suhu meningkat, alkalosis, kelaparan gangguan emosional yang berhubungan dengan kehamilan dan hubungan keluarga, menarik diri dan depresi.



E.     PENATALAKSANAAN
1.      Obat-obatan
Sedativa yang siring diberikan adalah phenobarbital, vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6. Anti histamika juga dianjurkan seperti dramamin, ovamin pada keadaan lebih kuat diberikan antimetik seperti disiklomin hidrokhloride atau khlorpromasin.
2.      Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara baik. Cacat cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita. Sampai muntah berhenti dan penderita mau makan, tidak diberikan makan/minum selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
3.      Terapin Psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
4.      Cairan Parenteral
Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukose 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intravena.
5.      Penghentian  kehamilan
Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan psikiatrik, manifestasi komplikasi organis adalah delirium, kebutuhan, takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan keadaan yang memerlukan pertimbangan gugur kandung diantaranya
a.       Gangguan kejiwaan : Delirium, apatis, nsomnolenn sampai koma, terjadi gangguan jiwa ensepalopati wernicle
b.      Gangguan penglihatan: Pendarahan retina, kemunduran penglihatan
c.       Gangguan faal : Hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalam bentuk anuria, jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat, tekanan darah menurun
6.      Diet Hiperemesis Gravidarum
Diet pada hiperemesis gravidarum bertujuan untuk mengganti persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis secara berangsur memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup.
Syaratnya antara lain :
a.       Karbohidrat tinggi, lemak rendah, dan protein sedang
b.      Makanan diberikan dalam bentuk kering; pemberian cairan disesuaikan
dengan keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas per hari
c.       Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran pencernaan, dan diberikan sering dalam porsi kecil
d.      Bila makan pagi dan siang sulit diterima, pemberian dioptimalkan pada makan malam dan selingan malam
e.       Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien

Macam-macam Diet
a.       Diet Hiperemesis I
Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan hiperemesis gravidarum berat. Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi bakar atau rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Karena pada diet ini zat gizi yang terkandung di dalamnya kurang, maka tidak diberikan dalam waktu lama.


b.      Diet Hiperemesis II
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet diberikan secara berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersamaan dengan makanan. Pemilihan bahan makanan yang tepat pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi kecuali kebutuhan energi.
c.       Diet Hiperemesis III
Diet hiperemesis III diberikan kepada pasien hiperemesis gravidarum ringan. Diet diberikan sesuai kesanggupan pasien, dan minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan pada diet ini mencukupi kebutuhan energi dan semua zat gizi.

Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah : Roti panggang, biskuit, crackers, buah segar dan sari buah, minuman botol ringan, sirop, kaldu tak berlemak, teh dan kopi encer. Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, III adalah makanan yang umumnya merangsang saluran pencernaan dan berbumbu tajam. Bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi, dan yang mengadung zat tambahan (pengawet, pewarna, dan bahan penyedap) juga tidakbdianjurkan.




DOWNLOAD VERSI WORD (RAPI) : DOWNLOAD

Comments

  1. ribet download nya mas ... hadeuh iklan spaming phising

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)