Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG (DDTK) ANAK




SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

Topik                     : Asuhan Neonatus
Sub Topik              : Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
Sasaran                  : Mahasiswa kebidanan
Hari/tanggal          : Sabtu, 12 Maret 2014
Jam                        : 11.00 s.d. 12.00 WIB
Waktu                   : 60 menit
Tempat                  : Ruang Kelas


1.        Tujuan Instruksional Umum ( TIU )
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini Mahasiswa dapat mengerti dan dapat melakukan deteksi dini tumbuh kembang pada balita.

2.       Tujuan Intruksional Khusus ( TIK )
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan kembali tentang:
a.       Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Anak.
b.      Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak
c.       Faktor yang mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak
d.      Aspek-aspek perkembangan yang dipantau
e.       Tahap Perkembangan Anak menurut umur
f.    Beberapa gangguan tumbuh kembang yang sering ditemukan
g.   Macam - macam Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak

3.      Materi
Terlampir



4.      Metode
Ceramah, tanya jawab dan simulasi

5.      Media
Materi SAP, power point dan formulir Deteksi Dini Perkembangan Anak (KPSP, TDL, TDD)

6.     Kegiatan Pembelajaran
No.
Waktu
Kegiatan penyuluhan
Kegiatan peserta
1
5 menit
Pembukaan:
·         Memberi salam
·         Menjelaskan tujuan pembelajaran
·         Menyebutkan materi/pokok bahasan yang akan disampaikan
·         Menjawab salam
·         Mendengarkan dan memperhatikan
2
25 menit
Pelaksanaan, menjelaskan materi penyuluhan secara berurutan:
·         Pengertian pertumbuhan dan perkembangan,
·          Ciri - ciri tumbuh kembang anak,
·         aspek perkembangan yang dipantu,
·         Tahapan perkembangan anak menurut umur, dan
·         Beberapa Gangguan tumbuh kembang serta
·         Cara Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
·        
Menyimak dan memperhatikan penjelasan materi.
3
10 menit
Evaluasi:
·         Tanya jawab tentang materi dan simulasi pengisian KPSP
·         Memberi pujian atau dukungan kepada mahasiswa.
·         Bertanya kepada mahasiswa.
·         Menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pemateri
·         Menyimpulkan semua dari materi penyuluhan yang telah diberikan.
4
5 menit
Penutup:
Menyimpulkan Materi
·         Mengucapkan terima kasih.
Mengucapkan salam.
Menjawab salam


7.    Evaluasi
a. Apa pengertian dari pertumbuhan dan perkembangan?
b. Apa ciri pertumbuhan dan perkembangan pada anak ?
c. Faktor yang mempengaruhi kualitas tumbuh kembang anak?
d. Aspek-aspek perkembangan apa saja yang dipantau ?
e. Sebutkan alat yang digunakan untuk mendeteksi perkembangan anak ?

8.   Jawaban
a. Pertumbuhan  adalah Proses bertambahnya ukuran/dimensi akibat bertambah banyaknya sel-sel dan atau bertambah besarnya sel-sel serta bertambahnya jaringan interseluler
Perkembangan adalah Bertambahnya kemampuan (Skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.

b. Ciri Tumbuh Kembang Anak :
ü  Perkembangan menimbulkan perubahan
ü  Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya
ü  Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda
ü  Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan
ü  Perkembangan mempunyai pola yang tetap
ü  Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
c. Faktor yang mempengaruhi  tumbuh kembang anak :
1.      Faktor dalam : Ras, Keluarga, Umur, Jenis Kelamin, Genetik, Kelainan kromosom
2.      Faktor luar : prenatal, persalinan, pascasalin, psikologis
d. Gerak kasar atau motorik kasar, gerak halus atau motorik halus, kemampuan bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian
e. Alat yang digunakan untuk mendeteksi perkembangan anak adalah : KPSP, TDL. TDD.

9. Daftar Pustaka




Depkes RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Tumbuh Kembang Anak ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar.  Jakarta. 2006.



Lampiran Materi


DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK

A.    Pengertian
Tumbuh kembang berasal dari kata :
1.       Pertumbuhan (growth) :
Proses bertambahnya ukuran/dimensi akibat bertambah banyaknya sel-sel dan atau bertambah besarnya jaringan interseluler, yang berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.
2.        Perkembangan (development)
Bertambahnya kemampuan (Skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.

B.     Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak
1.       Perkembangan menimbulkan perubahan
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misal perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.

2.      Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal akan menentukan perkembangan selanjutnya
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Misal seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia dapat berdiri.


3.      Pertumbuhan dan Perkembangan mempuyai kecepatan yang berbeda.
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing anak.
4.      Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.
5.      Perkembangan mempunyai pola yang tetap
a.       Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal)
b.      Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimodistal)
6.      Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak dapat terjadi terbalik. Misal anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum membuat kotak.

C. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak
·         Faktor Internal : Gen, Kromosom, umur, jenis kelamin
·        Faktor Eksternal :
a.       Faktor Prenatal : Gizi, zat kimia, endokrin, infeksi
b.      Faktor persalinan : trauma kepala, asfiksia
c.       Faktor Postnatal : Gizi, Lingkungan, Trauma, Toksin, psikologis





D.    Aspek Perkembangan yang Dipantau
1.      Gerak Kasar atau Motorik Kasar : aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti : duduk, berdiri
2.      Gerak halus atau Motorik Halus : aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menulis dan sebagainya.
3.      Kemampuan Bicara dan Bahasa : aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.
4.      Sosialisasi dan Kemandirian : aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain) bersosialisasi drngan lingkungan san sebagainya.

E.    Tahapan Perkembangan Anak
1.      Usia 0-3 bulan
Bayi mulai belajar mengangkat kepala, Belajar mengikuti obyek dengan matanya, Melihat ke muka seseorang dengan tersenyum, Berreaksi terhadap suara dan bunyi, Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak, menahan barang yang dipegangnya, mengoceh spontan atau berreaksi dengan mengoceh.
2.      Usia 3-6 bulan
Bayi mulai bisa mengangkat kepala 900 mengangkat dada dengan bertopang tangan, mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau diluar jangkauannya, menaruh benda-benda di dalam mulutnya, berusaha memperluas lapangan  pandangan, tertawa dan menjerit gembira bila diajak bermain, mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang
3.      Usia 6-9 bulan
Bayi mulai dapat duduk tanpa dibantu, dapat tengkurap dan berbalik sendiri, dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang, memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain, memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk, bergembira dengan melempar-lempar benda, mengeluarkan kata-kata tanpa arti, mengenal muka anggota-anggota keluarga dan takut kepada orang yang asing/lain, mulai berpartisipasi dalam permaianan tepuk tangan dan sembunyi-sembunyian.
4.      Usia 9-12 bulan
Bayi mulai dapat berdiri sendiri tanpa dibantu, dapat berjalan dengan dituntun, menirukan suara, mengulang bunyi yang didengarnya, belajar menyatakan satu atau dua kata, mengerti perintah sederhana dan larangan , memperlihatkan minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya, ingin melihat semuanya, ingin menyentuh apa saja dan memasukan benda-benda ke mulutnya, berpartisipasi dalam permainan.
5.      Usia 12-18 bulan
Balita usia 12-18 bulan mulai dapat nerjalan mdan mengeksplorasi rumah serta keliling rumah, menyusun 2 atau 3 kotak, dapat mengatakan 5- 10 kata, memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing.
6.      Usia 18-24 bulan
Pada usia ini, balita biasanya sudah bisa naik turun tangga, menyususn 6 kotak, menunjuk mata dan hidungnya, menyususn dua kata, belajar makan sendiri, menggambar garis di kertas atau pasir, mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil, menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang-orang yang lebih besar, memperlihatkan minat kepada apa yang anak lain kerjakan dan bermain-main dengan mereka.


7.      Usia 2- 3 tahun
pada usia ini anak belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki, membuat jembatan dengan 3 kotak, mampu menyususn kalimat, mempergunakan kata-kata saya, bertanya, mengerti kata-kata yang ditujukan kepadanya, menggambar lingkaran, bermain dengan anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain diluar eluarganya.
8.      Usia 3-4 tahun
Pada usia ini anak sudan daoat berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangganya, berjalan pada jari kaki, belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri, menggambar garis silang, menggambar orang hanya kepala dan badan, mengenal 2 atau 3 warna, bicara dengan baik, menyebut namanya, jenis kelain dan umurnya, jenis kelamin dan umurnya, banyak bertanya, bertanya bagaimana anak melahirkan, mengenal sisi atas, sisi bawah, sisi muka dan sisi belakang, mendengar cerita-cerita bermain dengan anak lain, menunjukan rasa sayang kepada saudara-saudaranya, dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana.
9.      Usia 4-5 tahun
Pada usia ini sudah dapat melompat dan menari, meggambar orang dengan kepala lengan dan badan, menggambar segitiga dan segiempat, pandai bicara, dapat menghitung jari-jarinya, dapa menyebutkan hari-hari dalam minggu, mendengar atau mengulang hal-hal penting dan cerita, minat kepada kata baru dan artinya, memprotes bila dilarang apa yang diinginkannya, mengenal 4 warna, memperkirakan bentuk dan besarnya benda, membedakan besar dan kecil, menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa.

F.      Beberapa Gangguan Tumbuh Kembang pada Anak
1.      Gangguan Bicara dan Bahasa
2.      Cerebral Palsy
3.      Sindrom Down
4.      Perawakan Pendek
5.      Gangguan Autisme
6.      Retardasi Mental
7.      Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)

G. Deteksi Dini Tumbuh Kembang
1.      Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan
a.       Pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan (BB/TB)
           Alat yang digunakan yaitu dacin (timbangan gantung), dengan terlebih dahulu menyeimbangkan dacin pada titik “0”.
Pengukuran Panjang Badan atau Tinggi Badan
Panjang badan diukur bila anak belum bisa berdiri, dengan cara bayi dibaringkan terlentang, kepala bayi menempel pada pembatas angka 0, lutut diluruskan, batas kaki ditempelkan pada telapak kaki.
Tinggi Badan diukur dengan cara anak tidak memakai sandal sepatu, berdiri tegak menghadap kedepan, punggung patat tumit menempel pada tiang pengukur, turunkan batas atas sampai menempel di ubun-ubu, kemudian baca angka.
      Gunakan Tabel Berat Badan / Tinggi Badan (BB/TB) untuk melihat status gizi pada balita tersebut.
Interpretasi :
Normal : -2 SD s/d 2 SD atau Gizi Baik
Kurus : < -2 SD s/d -3 SD atau Gizi Kurang
Kurus Sekali : <-3 SD atau Gizi Buruk
Gemuk : > 2 SD atau Gizi Lebih
Intervensi : Lihat pedoman tatalaksana Gizi Buruk di MTBS
b.      Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA)
Alat ukur dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi, menutupi alis mata di atas kedua telinga, baca angka pada pertemuan angka nol. Catat hasil pada grafik lingkaran kepala menurut umur dan jenis kelamin anak.
Interpretasi :
Bila lingkar kepala di jalur hijau, maka lingkar kepala normal, bila di atas yaitu makrosefal, bila dibawah jalur hijau yaitu mikrocepal
Intervensi :
Bila ditemukan Makrocepal atau Microcepal segera rujuk ke Rumah Sakit

2.      Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan Anak
Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak dilakukan di semua tingkat pelayanan, adapun pelaksana dan alat yang digunakan :
Tingkat Pelayanan
Pelaksana
Alat Yang Digunakan
Keluarga dan Masyarakat
-          Orang Tua
-          Kader Kesehatan
Buku KIA
-       Petugas pusat PAUD terlatih
-       Guru TK Terlatih
KPSP
TDL
TDD
Puskesmas
Dokter, Bidan, Perawat
KPSP
TDL
TDD

Keterangan :
Buku KIA         : Buku Kesehatan Ibu Anak
KPSP                 : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
TDL                   : Tes Daya Lihat
TDD                  : Tes Daya Dengar
PAUD               : Pendidikan Anak Usia Dini

a.       Skrining / pemeriksaan perkembangan anak menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
-          Tujuan skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.
-          Jadwal skrining KPSP rutin adalah setiap tiga bulan sekali sampai usia 24 bulan, dan setiap 6 bulan sekali sampai usia 72 bulan
-          Sasaran KPSP anak sampai dengan usia 72 bulan
-          Alat yang digunakan adalah formulir KPSP sesuai usia anak
-          Cara menggunakan KPSP : anak dibawa, tentukan umur, tanyakan pertanyaan secara berurutan, setiap prtanyaan hanya ada satu jawaban “Ya” atau “Tidak”
Interpretasi
-          Hitung jumlah jawaban Ya, jawaban Ya bila ibu/pengasuh menjawab : anak bisa atau pernah atau sering atau kadang-kadang melakukannya. Jawaban Tidak bila ibu/pengasuh menjawab : anak belum pernah melakukan atau tidak pernah atau ibu/pengasuh anak tidak tahu.
-          Jumlah jawaban Ya = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahapan perkembangannya (S)
-          Jumlah jawaban Ya = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)
-          Jumlah jawaban Ya = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P)
Intervensi
-          Bila anak sesuai umur (S)
1)      Beri pujian kepada ibu/pengasuh
2)      Teruskan pola asuh anak sesuai tahap perkembangan
3)      Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat sesering mungkin
4)      Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di Posyandu
5)      Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada anak usia dibawah 24 bulan, dan 6 bulan sekali pada anak di atas 24 bulan sampai 72 bulan.
-          Bila perkembangan anak meragukan (M)
1)      Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada anak lebih sering lagi
2)      Ajarkan ibu melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk mengatasi penyimpangan
3)      Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya penyakit yang menyebabkan penyimpangan perkembangannya.
4)      Lakukan penilaian KPSP 2 minggu kemudian
5)      Jika hasil KPSP ulang jawaban “Ya” tetap 7 atau 8 maka keungkinan ada penyimpangan.
-          Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P)
Rujuk ke Rumah Sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian).

b.      Tes Daya Dengar (TDD)
-          Tujuan tes daya dengar adalah untuk menemukan gangguan pendengaran sejak dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar.
-          Jadwal TDD adalah setiap tiga bulan pada bayi umur kurang dari 12 bulan dan setiap 6 bulan pada bayi di atas 12 bulan
-          Pada anak umur kurang dari 24 bulan : semua anak harus dijawab oleh orang tua/pengasuh
-          Pada anak di atas 24 bulan atau lebih pertanyaan berupa perintah melalui orang tua/pengasuh.
Interpretasi
          Bila ada jawaban TIDAK, kemungkinan anak mengalami gangguan pendengaran
Catat dalam buku KIA atau kohort bayi/balita

Intervensi
Rujuk ke Rumah Sakit bila tudak tertangani.

c.       Tes Daya Lihat (TDL)
-          Tujuan tes daya lihat adalah untuk mendeteksi secara dini kelainan daya lihat agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar.
-          Jadwal tes daya lihat dilakukan setiap 6 bulan pada anak usia prasekolah umur 36 sampai 72 bulan.
-          Cara melakukan pemeriksaan dengan poster E (untuk pemeriksa) dan kartu E untuk anak.
-          Pemeriksaan dilakukan dalam jarak 3 meter
-          Tunjuk poster E dan suruh anak untuk mengarahkan kartu E sesuai yang kita tunjuk.
-          Lakukan secara bergiliran antara mata kiri dan kanan dengan cara menutup sebelah mata dengan kertas
-          Jika sampai baris ketiga anak menjawab benar maka penglihatan anak normal, jika sampai baris ketiga anak mengarahkan kartunya salah, kemungkinan anak mengalami gangguan penglihatan.
-          Jika kemungkinan anak mengalami gangguan penglihatan, ulang peeriksaan pada 2 minggu berikutnya, jika hasilnya tetap sama, rujuk segera ke Rumah Sakit dengan menuliskan mata yang mengalami gangguan.

3.      Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional
Deteksi dini penyimpangan mental emosional adalah kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya masalah mental emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak, agar dapat segera dilakukan intervensi. Bila penyimpangan mental emosional terlambat diketahui, maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbh kembang anak. Deteksi ini dilakukan oleh tenaga kesehatan.
Ada beberapa jenis alat yang digunakan untuk mendeteksi secara dini adanya penyimpangan mental emosional pada anak, yaitu :
a.       Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMEE) : bagi anak umur 36 bulan  sampai 72 bulan.
Dilakukan setiap 6 bulan sesuai dengan jadwal pemeriksaan perkembangan anak. Tanyakan pertanyaan satu persatu pada ibu atau pengasuh. Jika ada 1 jawaban Ya maka kemungkinan anak mengalami masalah mental emosional. Jika jawaban Ya 1, lakukan konseling kepada orang tua dan evaluasi setelah 3 bulan.
Jika jawaban Ya 2 atau lebih segera rujuk ke Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak.
b.      Ceklis Autis anak Prasekolah (Checklist for Autism in Toddlers/CHAT) bagi anak umur 18 bulan sampai 36 bulan
Ada 9 pertanyaan yang dijawab oleh orang tua/pengasuh, ada 5 perintah bagi anak.
-          Risiko tinggi menderita autis : bila jawaban “Tidak” pada pertanyaan A5, A7, B2, B3 dan B4.
-          Risiko rendah autis jika jawaban “Tidak” pada pertanyaan A7 dan B4
-          Kemungkinan gangguan perkembangan lain : bila jawaban tidak jumlahnya 3 atau lebih untuk pertanyaan A1-A4; A6; A8-A9; B1; B5.
-          Anak dalam batas normal bila tidak termasuk dalam kategori 1, 2 dan 3.
-          Bila anak risiko menderita autis atau kemungkinan ada gangguan perkembangan, rujuk ke Rumah Sakit yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak.

c.       Formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Pemusatan dan Hiperaktivitas (GPPH) bagi anak umur 36 bulan keatas.
Formulir terdiri dari 10 pertanyaan yang ditanyakan pada orang tua/pengasuh.
Nilai 0 : Jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak
Nilai 1 : Jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan pada anak
Niali 2 : Jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak
Nilai 3 : Jika keadaan tersebut selalu ada pada anak.
Bila Nilai total 13 atau lebih anak kemungkinan GPPH.
-          Jika nilai total 13 Rujuk segera ke Rumah Sakit dengan fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak.
-          Jika Nilai total kurang dari 13 jadwalkan pemeriksaan ulang 1 bulan kemudian. 

DOWNLOAD VERSI WORD (RAPI) : DOWNLOAD

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)