RUPTURE PERINEUM (ROBEKAN JALAN LAHIR) - TEORI DAN PENJELASANNYA
Pengertian
Perineum
Perineum
adalah daerah yang terletak antara vulva dan anus yang juga berperan dalam
persalinan. Perineum yang lunak dan elastis serta cukup lebar umumnya tidak
memberikan kesukaran dalam kelahiran kepala janin. Perineum yang kaku dan tidak
elastis akan menghambat persalinan kala II dan dapat meningkatkan resiko
terhadap janin, juga dapat menyebabkan robekan perineum yang luas sampai
tingkat III.
Perineum adalah lantai pelvis dan
struktur sekitarnya yang menempati pintu bawah panggul, di sebelah anterior
dibatasi oleh simfisis pubis, di sebelah lateral oleh tuber iskiadikum dan di
sebalah posterior oleh oskoksigeus. Perienum pada pria dibatasi oleh skrotum
dan anus, sedangkan wanita oleh vulva dan anus.(9)
Perineum
adalah daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot
diafragma (m.levator ani, m. Coccygeus) dan diafragma urogenitalis
(m.perinealis transversus profunda, m.constictor uretrehta).(8)
Perineum merupakan ruang berbentuk jajaran
genjang yang terletak di bawah dasar panggul. Perineum memiliki batas-batas
sebagai berikut:
a.
Superior : dasar panggul yang terdiri
dari m. Levator ani dan m. Coccygeus.
b.
Lateral : tulang dan ligamenta yang
membentuk pintu bawah panggul (exitus pelvis) yakni dari depan ke belakang
angulus subpubicus, ramus ischiopubicus, tuber ischiadicum, ligasecrotuberosom,
os coccygis.
c.
Inferior : kulit dan fascia.(10)
Robekan
Jalan Lahir
Robekan jalan lahir adalah terpotongnya selaput lendir vagina, selaput dara,
serviks, portio, septum rektovaginalis akibat dari tekanan benda tumpul.(11)
Robekan jalan lahir
selalu memberikan perdarahan dalam jumlah bervariasi banyaknya. Perdarahan yang
berasal dari jalan lahir selalu di evaluasi yaitu sumber dan jumlah perdarahan
sehingga dapat diatasi, sumber perdarahan dapat berasal dari perineum, vagina,
serviks dan robekan uterus, perdarahan dapat dalam bentuk hematoma dan robekan
jalan lahir dengan perdarahan yang bersifat arteli atau pecahnya pembuluh darah
vena. Untuk dapat menetapkan sumber perdarahan dapat dilakukan dengan
pemeriksaan dalam dan pemeriksaan speculum setelah sumber perdarahan diketahui
dengan pasti perdarahan dihentikan segera dengan menggunakan ligase atau
penyempitan pembuluh darah.(12)
Banyak wanita mengalami
robekan jalan lahir atau robekan perineum pada saat melahirkan anak pertama. Pada sekitar separuh dari kasus-kasus
tersebut, robekan ini amat luas. Dan laserasi ini harus diperbaiki dengan
cermat.(13)
Laserasi spontan pada
vagina atau perineum dapat terjadi saat kepala dan bahu dilahirkan. Kejadian
laserasi akan meningkat jika bayi dilahirkan terlalu cepat dan tidak
terkendali. Jalin kerjasama dengan ibu dan gunakan perasat manual yang tepat
dapat mengatur kecepatan kelahiran bayi dan mencegah terjadinya laserasi.
Kerjasama akan sangat bermanfaat saat kepala bayi pada diameter 5-6 cm membuka vulva (Crowning) karena pengendalian kecepatan dan pengaturan diameter
kepala saat melewati introitus dan perineum mengurangi kemungkinan terjadinya
robekan, bimbing ibu untuk meneran dan beristirahat atau bernapas dengan cepat
pada waktunya.
Wanita yang setelah
melahirkan mengalami robekan pada vagina bagian dalam dengan jahitan atau
kerusakan perineum (daerah diantara vulva dan anus, yang terdiri dari kulit dan
otot).(10)
Ruptur
Perineum
Ruptur
Perineum dapat terjadi karena adanya ruptur spontan maupun episiotomi. Perineum
yang dilakukan dengan episiotomi itu sendiri harus dilakukan atas indikasi
antara lain: bayi besar, perineum kaku, persalinan yang kelainan letak,
persalinan dengan menggunakan alat baik forceps maupun vacum. Karena apabila
episiotomi itu tidak dilakukan atas indikasi dalam keadaan yang tidak perlu
dilakukan dengan indikasi di atas, maka menyebabkan peningkatan kejadian dan
beratnya kerusakan pada daerah perineum yang lebih berat. Sedangkan luka
perineum itu sendiri akan mempunyai dampak tersendiri bagi ibu yaitu gangguan
ketidaknyamanan.(11)
Perlukaan
perineum umumnya terjadi unilateral, namun dapat juga bilateral. Perlukaan pada
diafragma urogenitalis dan muskulus levator ani, yang terjadi pada waktu
persalinan normal ataupun persalinan dengan alat, dapat terjadi tanpa luka pada
kulit perineum atau pada vagina, sehingga tidak kelihatan dari luar. Perlukaan
demikian dapat melemahkan dasar panggul, sehingga mudah terjadi prolapses
genitalis.
Perineum
adalah daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot- otot
diafragma pelvis (m.perinealis, m. coccygeus) dan diafragma urogenitalis
(m.perinealis transversus profunda,m.constictor uretra). Perineum meregang pada
persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir
dan mencegah robekan.
Perineum
merupakan ruang berbentuk jajaran genjang yang terletak di bawah dasar panggul.
Daerah ini dibagi menjadi dua buah segi tiga, yaitu trigonum urogenitalie di
sebelah depan dan trigoum anale disebelah belakang. Keduanya dipisahkan oleh
sekat melintang yang dibentuk oleh mm.tranversus perinci dan basis diaphragma
urogenitale.
Banyak wanita
mengalami robekan perineum pada saat melahirkan anak pertama. Pada sekitar
separuh dari kasus- kasus tersebut, robekan ini amat luas, laserasi harus
diperbaiki dengan cermat.(13)
a.
Indikasi
1) Ruptur perineum spontan
a)
Faktor Ibu
1) Partus
presipitatus yang tidak dikendalikan dan tidak ditolong (sebab paling sering).
2) Pasien
tidak mampu berhenti mengejan.
3) Partus
diselesaikan secara tergesa- gesa dengan dorongan fundus yang berlebihan.
4) Edema
dan kerapuhan pada perineum.
5) Varikositas
vulva yang melemahkan jaringan perineum.
6) Arcus
pubis sempit dengan pintu bawah panggul yang sempit pula sehingga menekan
kepala bayi kearah posterior.
7) Perluasan
episiotomi.
b)
Faktor Bayi
1) Bayi yang besar.
2) Posisi kepala yang abnormal, misalnya presentasi
muka dan occipitoposterior.
3) Kelahiran bokong.
4) Ekstaksi forceps yang sukar.
5) Distosia bahu.
6) Anomaly kongenital, seperti hydrocephalus.(13)
Derajat
robekan perineum
Robekan perineum ini di
bagi menjadi empat, yaitu robekan derajat 1,2,3, dan 4.
Derajat
1
|
:
|
Robekan
derajat pertama meliputi mukosa vagina, fourchette dan kulit perineum tepat dibawahnya.
|
Derajat
2
|
:
|
Robekan
derajat kedua meliputi mukosa vagina,
fauchette posterior, kulit
perineum,otot perineum.
|
Derajat
3
|
:
|
Robekan
derajat ketiga meluas sampai mukosa vagina, fauchette posterior, kulit
perineum, otot perineum, otot spinter ani eksterna.
|
Derajat
4
|
:
|
Robekan
derajat keempat mengenai mukosa vagina, fauhette posterior, kulit perineum,
otot perineum,otot spinter ani eksterna, dinding rectum anterior.(8)
|
Penanganan ruptur perineum dan robekan vagina
(dilakukan oleh yang sudah berpengalaman terutama dokter kandungan).
Robekan derajat pertama ini kecil dan diperbaiki seseerhana
mungkin. Tujuannya adalah merapatkan kembali jaringan yang terpotong dan
menghasilkan hemostatis. Pada rata- rata kasus, beberapa jahitan terputus lewat
mukosa vagina, fourchette dan kulit perineum sudah memadai. Jika perdarahannya
banyak dilakukan penjahitan angka 8. Jahitan ini kurang disimpul secara longgar
paling baik bagi kulit karena jahitan ini kurang menimbulkan tegangan dan lebih
menyenangkan bagi pasien.
Robekan perineum yang melebihi derajat 1 harus di jahit. Hal ini dapat dilakukan
sebelum placenta
lahir, tetapi apabila ada kemungkinan placenta harus dikeluarkan secara
manual, lebih baik tindakan itu ditunda sampai menunggu plasenta lahir. Dengan
penderita berbaring secara lithotomi
dilakukan pembersihan luka dengan cairan antiseptik dan luas robekan ditentukan secara
seksama.
Pada robekan perineum derajat 2 setelah diberi anestesi lokal, otot- otot diafragma
urogenitalis dihubungkan di garis
tengah dengan jahitan dan kemudian luka pada vagina dan kulit perineum ditutup
dengan mengikutsertakan jaringan- jaringan bawahnya.
Menjahit robekan perineum derajat 3 harus dilakukan
dengan teliti. Mula- mula dinding depan
rectum yang robek dijahit, kemudian fasia parektal ditutup, dan muskulus
sfringter
ani aksternus yang robek dijahit. Selanjutnya dilakukan penutupan robekan
seperti pada robekan perineum derajat 2. Untuk mendapat hasil yang baik pada
robekan perineum total perlu tindakan penanganan pasca pembedahan yang sempurna.
Robekan derajat 3 yang total diperbaiki lapis demi
lapis. Perbaikan pada robekan partial derajat 3 serupa dengan perbaikan pada
robekan total, kecuali dinding rectum masih utuh dan perbaikan dimulai dengan
mendapatkan kembali kedua ujung sfringter
recti yang robek.(13)
Meminimalkan
Derajat Ruptur Perineum
Menurut buku acuan persalinan
normal, kerja sama dengan ibu dan
penggunaan perasat manual yang tepat dapat mengatur ekspulsi kepala, bahu,
seluruh tubuh bayi untuk mencegah laserasi atau meminimalkan robekan pada
perineum.
Cara-cara yang dianjurkan
untuk meminimalkan terjadinya robekan
perineum diantaranya adalah:
a. Saat
kepala membuka vulva (5-6 cm) penolong meletakkan kain bersih dan kering yang
dilipat sepertiga dibawah bokong ibu dan menyiapkan kain atau handuk bersih
diatas perut ibu, untuk mengeringkan bayi segera setelah lahir.
b. Melindungi
perineum dengan satu tangan dengan kain yang bersih dan kering, ibu jari pada
salah satu perineum dan empat jari tangan pada sisi yang lain dibelakang kepala
bayi.
c. Menahan
kepala bayi agar posisi kepala tetap fleksi pada saat keluar secara bertahap
melalui introitus dan perineum.
d. Melindungi
perineum dan mengendalikan lahirnya kepala, bahu, dan seluruh tubuh bayi secara
bertahap dengan hati-hati dapat mengurangi regangan berlebihan (robekan) pada
vagina dan perineum.
Melindungi perineum dan
mengendalikan keluarnya kepala bayi dengan hati-hati
dapat mengurangi robekan pada vagina dan perineum.(13)
Perawatan
Luka Jahitan Perineum
a.
Pengertian Perawatan Luka Perineum
Perawatan
adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia (biologis, psikologis, sosial
dan spiritual) dalam rentang sakit sampai dengan sehat. Perineum adalah daerah
antara kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva dan anus. Jadi perawatan
perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha yang
dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran plasenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti
pada waktu sebelum hamil.(12)
b.
Gangguan Integritas Kulit pada Proses Persalinan
1) Episiotomi
Episiotomi
adalah insisi pada perineum untuk memperbesar mulut vagina. Jenis episiotomi
ditentukan berdasarkan tempat dan arah insisi antara lain :
a)
Episiotomi Garis Medial
Paling sering dilakukan. Episiotomi ini efektif,
mudah diperbaiki, dan biasanya nyeri yang timbul lebih ringan. Kadang-kadang
dapat terjadi perluasan melalui sfingter rectum (laserasi derajat ketiga) atau
bahkan ke kanal ani (laserasi derajat keempat).
b)
Episiotomi Mediolateral
Dilakukan pada persalinan dengan tindakan jika ada
kemungkinan terjadi perluasan kearah posterior. Meskipun dengan demikian robekan
derajat empat dapat dihindari, tetapi robekan derajat tiga dapat terjadi.
Selain itu, Jika dibandingkan dengan episiotomi medial, kehilangan darah akan
lebih banyak dan perbaikan lebih sulit serta lebih nyeri.
2) Laserasi
a) Laserasi Perineum (Robekan Perineum)
Robekan pada perineum terjadi pada hampir semua
persalinan dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya, namun hal ini
dapat dihindarkan atau dikurangi dengan jalan menjaga jangan sampai dasar
panggul dilalui oleh kepala janin dengan cepat.
Robekan perineum dapat di bagi 4 tingkat :
(1) Tingkat 1 : Robekan hanya terjadi pada selaput
lendir vagina dengan atau tanpa mengenai kulit perineum.
(2) Tingkat 2 : Robekan mengenai selaput lendir vagina
dan otot perinel transversalis, tetapi tidak mengenai otot sfringter ani.
(3) Tingkat 3 : Robekan mengenai perineum sampai dengan
otot sfringter ani.
(4) Tingkat 4 : Robekan mengenai perineum sampai dengan
otot sfringter ani dan mukosa rectum
b) Laserasi Vagina
c) Laserasi Serviks (Cedera Serviks).(8)
c.
Tujuan Perawatan Luka Perinium
1) Untuk mencegah terjadinya infeksi di daerah vulva,
perineum, maupun di dalam uterus
2) Untuk penyembuhan luka perineum (jahitan perineum)
3) Untuk kebersihan perineum dan vulva
4) Untuk mencegah infeksi seperti diuraikan diatas
bahwa saat persalinan vulva merupakan pintu gerbang masuknya kuman-kuman. Bila
daerah vulva dan perineum tidak bersih, mudah terjadi infeksi pada jahitan
perineum saluran vagina dan uterus.
d.
Waktu Perawatan Luka perineum
1) Saat mandi.
Pada saat
mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah terbuka maka ada
kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung pada
pembalut, untuk itu maka perlu dilakukan penggantian pembalut, demikian pula
pada perineum ibu, untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
2) Setelah buang air kecil.
Pada saat
buang air kecil, pada saat buang air kecil kemungkinan besar terjadi
kontaminasi air seni pada rektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri
pada perineum untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
3) Setelah buang air besar.
Pada saat buang
air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar anus, untuk
mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perineum yang letaknya
bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus dan perineum secara
keseluruhan.(10)
Cara Perawatan Luka Perineum
Perawatan
perineum dapat mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi dengan cara menjaga kebersihan perineum. Caranya sebagai berikut:
1) Persiapan :
a) Siapkan air hangat
b) Sabun dan washlap
c) Handuk kering dan bersih
d) Pembalut ganti yang secukupnya
e) Celana dalam yang bersih
2) Cara merawatnya :
a) Lepas semua pembalut dan cebok dari arah depan ke
belakang.
b) Washlap dibasahi dan buat busa sabun lalu gosokkan
perlahan washlap yang sudah ada busa sabun tersebut ke
seluruh lokasi luka jahitan. Jangan takut dengan rasa nyeri, bila tidak
dibersihkan dengan benar maka darah kotor akan menempel pada luka jahittan dan
menjadi tempat kuman berkembang biak.
c) Bilas dengan air hangat dan ulangi sekali lagi sampai
yakin bahwa luka benar-benar bersih. Bila perlu lihat dengan cermin kecil.
d) Setelah luka bersih boleh berendam dalam air hangat
dengan menggunakan tempat rendam khusus. Atau bila tidak bisa melakukan
perendaman dengan air hangat cukup di siram dengan air hangat.
e) Kenakan pembalut baru yang bersih dan nyaman serta celana dalam yang bersih dari bahan katun. Jangan
mengenakan celana dalam yang bisa menimbulkan reaksi alergi.
f) Segera mengganti pembalut jika terasa darah penuh,
semakin bersih luka jahitan maka akan semakin cepat sembuh dan kering.
g) Konsumsi makanan bergizi dan berprotein tinggi agar
luka jahitan cepat sembuh. Makanan berprotein ini bisa diperoleh dari telur,
ikan, ayam dan daging, tahu, tempe. Jangan pantang makanan, ibu boleh makan
semua makanan kecuali bila ada riwayat
alergi.
h) Luka tidak perlu dikompres obat antiseptik cair
tanpa seizin dokter atau bidan.
3) Lamanya jahitan mengering
Luka jahitan
rata-rata akan kering dan baik dalam waktu kurang dari satu minggu. Bila keluar darah kotor bau busuk dari
jalan lahir, ibu panas, dan luka jahitan bengkak kemerahan terasa sangat nyeri
atau luka jahitan bernanah.
Ada beberapa
catatan yang perlu diketahui:
a) Luka jahitan terasa sedikit nyeri
Jangan cemas, rasa nyeri ini akibat terputusnya jaringan
syaraf dan jaringan otot, namun semakin sering di gerakkan maka nyeri akan berkurang.
Bila ibu hanya berbaring terus menerus dan takut bergerak karena nyeri akan
menghambat proses penyembuhan. Sirkulasi darah pada luka menjadi tidak lancar.
b) Luka terlihat sedikit bengkak dan merah
Pada proses penyembuhan luka tubuh secara alami akan
memproduksi zat – zat yang merupakan reaksi perlawanan terhadap kuman. Sehingga
dalam proses penyembuhan luka kadang terjadi sedikit pembengkakan dan
kemerahan. Asalkan luka bersih ibu tak perlu cemas. Bengkak dan merah ini
bersifat sementara.
Beberapa keluarga masih ada yang menganjurkan untuk
mengurangi minum air putih agar jahitan cepat kering. Hal ini sama sekali tidak
dibenarkan. Justru ibu harus minum yang banyak, minimal 8 gelas sehari untuk
memperlancar buang air kecil, mengganti cairan tubuh yang hilang dan
memperlancar proses pengeluaran ASI. (11)
As part of a school thesis for research I’ve got to search sites with relevant information on given topic and provide them to teacher our opinion and the article. Your post helped me a lot. This is my first time see here. From the tons of comments on your articles, I guess I’m not just one having all the enjoyment right here! I just couldn’t leave your website before telling you that I truly enjoyed the best high quality articles you present for your visitors? Will be returning again frequently to check up on brand new posts.
ReplyDeleteObat Asam Lambung
Obat Maag
Manfaat Puasa
Obat Asam Lambung