Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

Kontrasepsi AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) / IUD (Intra Uterine Device)



Kontrasepsi AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) / IUD (Intra Uterine Device)

Pengertian AKDR/IUD
AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) adalah alat kontrasepsi yang dapat membuat sperma inaktif sehingga menghalangi atau menghambat migrasinya kedalam tuba dan dengan demikian fertilisasi tidak terjadi.
AKDR adalah alat kontrasepsi jangka panjang yang dapat menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi.



Jenis – Jenis AKDR
a.    AKDR Non-hormonal
Pada saat ini AKDR telah memasuki generasi ke-4. karena itu berpuluh-puluh macam AKDR telah di kembangkan. Mulai dari generasi pertama yang terbuat dari benang sutra dan logam sampai generasi plastik (polietilen) baik yang di tambah obat maupun tidak.
Menurur bentuknya AKDR di bagi menjadi 2 :
1)        Bentuk terbuka (oven device)
Misalnya : LippesLoop, CUT, Cu-7, Marguiles, Spring Coil, Multiload, Nova-T.
2)        Bentuk tertutup (closed device)
Misalnya : Ota-Ring, Ayigon, dan Graten Berg Ring.
Menurut tambahan atau metal :
a)         Medicated IUD
Misalnya : Cu T 200 (daya kerja 3 tahun), Cu T 220(daya kerja 3 tahun) , Cu T 300 (daya kerja 3 tahun), Cu T 380A (daya kerja 8 tahun), Cu-7 Nova T (daya kerja 5 tahun), ML-Cu 375 (daya kerja 3 tahun).
Pada jenis Mediciated IUD angka yang tertera di belakang IUD menunjukan luasnya kawat halus tembaga yang di tambahkan, misalnya Cu T 220 berarti tembaga adalah 200mm2. Cara inersi : withdrawal.
b)        Un Mediciated IUD
Misalnya : Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil, Antigon.
Cara inersi lippes loop : Push Out
Lippes Loop dapat dibiarkan in-utero untuk selama-lamanya sampai menopouse, sepanjang tidak ada keluhan dan atau persoalan bagi akseptornya.
b.    AKDR  yang mengandung hormonal (Progestasert –T = Alza T)
1)        Panjang 36 mm, lebar 32 mm, dengan 2 lembar benang ekor warna hitam.
2)        Mengandung 38 mg progesteron dan barium sulfat, melepaskan 65mcg progesteron per hari.
3)        Tabung insersinya berbentuk lengkung.
4)        Daya kerja : 18 bulan.
5)        Tehnik insersi : plunging ( modified withdrawal).
c.    LNG-20
1)        Mengandung46-60 mg Levonorgestrel, dengan pelepasan 20mcg per hari.
2)        Sedang diteliti di Finlandia.
3)        Angka kegagalan/kehamilan rendah : 0,5 per 100 wanita per tahun.
4)        Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan perdarahan ternyata lebih tinggi di bandingkan IUD lainnya, karena 25% mengalami amenore atau perdarahan haid yang sangat sedikit.  (14)
Description: Untitled-3.jpg       Description: K:\Untitled-34.jpg Gambar 2.1 Jenis IUD

Diantara jenis AKDR diatas Cu T – 380 A adalah yang sampai sekarang digunakan di Indonesia. Cu T 380 A adalah primadona BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana) karena banyak kelebihannya. Pertimbangan mengapa BKKBN memilih Cu T 380 A sebagai primadona yaitu:
1)      Teknik pemasangan mudah, tidak sakit
2)      Efektivitas tinggi
3)      Kejadian ekspulsi rendah
4)      Tidak mudah menimbulkan perforasi
5)      Tidak banyak menimbulkan komplikasi
6)      Tidak banyak menimbulkan trauma
7)      Kembalinya kesuburan berjalan lancar (15)

Mekanisme Kerja AKDR
a.    Mekanisme kerja AKDR sampai saat ini masih belum di ketahui secara pasti, ada yang berpendapat bahwa AKDR sebagai benda asing yang menimbulkan reaksi radang setempat, dengan serbukan lekosit yang dapat melarutkan blastosis atau sperma.
b.    Sifat-sifat dari cairan uterus mengalami perubahan- perubahan pada pemakaian AKDR yang menyebabkan blastokista tidak dapat hidup dalam uterus.
c.    Produksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan sering adanya kontraksi uterus pada pemakaian AKDR yang dapat menghalangi nidasi
d.   AKDR yang mengeluarkan hormon akan mengental lendir servikssehingga menghalangi pergerakan sperma untuk dapat melewati cavum uteri.
e.    Pergerakan ovum bertambah cepat di dalam tiba fallopi.
f.     Sebagai metode biasa (yang di pasang sebelum hubungan sexual terjadi) AKDR mengubah trasportasi tuba dalam rahim dan mempengaruhi sel telur dan sperma sehingga pembuahan tidak terjadi. Sebagai kontrasepsi darurat (di pasang setelah hubungan sexual terjadi) dalam beberapa kasus mungkin memiliki mekanisme yang lebih mungkin adalah dengan mencegah terjadinya implantasi atau penyerangan sel telur yang telah di buahi ke dalam dinding rahim.
g.    Dari penelitian- penelitian terakhir, di sangka bahwa IUD   juga mencegah spermatozoa membuahi sel telur ( mencegah fertilisasi) ini terbukti dari penelitian di Chili yaitu :
1)        Di ambil Ova dari 14 wanita pemakai IUD dan 20 wanita tanpa menggunakan kontrasepsi , semua wanita telah melakuan senggama sekitar waktu ovulasi.
2)        Ternyata ova wanita akseptor IUD tidak ada yang menunjukan tanda-tanda fertilisasi maupun perkembangan embrionik normal, sedangkan setengah dari jumlah ova wanita yang tidak memakai kontrasepsi menunjukan  tanda-tanda fertilisasi dan perkembangan embrionok yang normal.
3)        Penelitian ini menunjukan bahwa IUD antara lain bekerja dengan cara mencegah terjadinya fertilisasi.
h.    Untuk IUD yang mengandung Cu :
1)        Antagonisme kationic yang spesifik terhadap Zn yang terdapat dalam enzim catbonic anhydrase yaitu salah satu enzimdamtraktus genetalia wanita, di mana Cu menghambat reaksi carbonic anhydrase sehingga tidak memungkinkan terjadinya implantasi dan mungkin juga menghambat aktivitas alkali phosphatase.
2)        Mengganggu pengambilan estrogen endogeneous ole mukosa uterus.
3)        Mengganggu jumlah DNA dalam sel endometrium.
4)        Mengganggu metabolisme glikogen. 
Penambahan Ag pada IUD yang mengandung Cu mempunyai maksud untuk mengurangi fragmentasi dari Cu sehingga Cu lebih lama habisnya.
i.      Untuk IUD yang mengandung hormon progesterone
Gangguan proses pematangan proliferatifsekretoir sehingga timbul penekanan terhadap endometrium dan terganggunya proses implantasi endometrium tetap berada dalam fase decidual/progestational. Lendir serviks jadi lebih kental/tebal karena pengaruh progestin. (14)

Keuntungan
a.     Efektivitasnya tinggi
Sangat efektif à 0,6 – 08 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama.
b.     AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan
c.     Metode jangka panjang
d.    Sangat praktis karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
e.     Tidak mempengaruhi hubungan seksual
f.      Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil
g.     Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (Cu T – 380A)
h.     Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
i.       Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi)
j.       Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir).
k.     Tidak ada interaksi dengan obat-obat
l.       Membantu mencegah kehamilan ektopik (13)

Kerugian
a.     Menorrhagia yaitu haid dengan perdarahan yang berlebih
b.     Dismenorrhea yaitu nyeri sewaktu haid
c.     Peningkatan resiko infeksi panggul
d.    AKDR dapat terlepas keluar
e.     Perforasi uterus, usus dan kandung kemih
f.      Malposisi AKDR
g.     Kehamilan yang disebabkan oleh pengeluaran, perforasi, atau malposisi (16)

Yang Dapat Menggunakan AKDR
a.          Ibu usia reproduktif
b.          Ibu yang menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
c.          Ibu menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
d.          Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
e.          Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
f.          Ibu dengan risiko rendah dari IMS (Infeksi Menular Seksual)
g.          Ibu yang tidak menghendaki metode hormonal
h.          Ibu yang tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari
 i.          Ibu yang tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari sanggama
Selain keadaan diatas ibu dalam keadaan seperti dibawah ini dapat menggunakan AKDR
1)       Penderita tumor jinak payudara
2)       Penderita kanker payudara
3)       Pusing-pusing, sakit kepala
4)       Tekanan darah tinggi
5)       Varises ditungkai atau vulva
6)       Penderita penyakit jantung
7)       Pernah menderita stroke
8)       Penderita diabetes
9)       Penderita penyakit hati atau empedu
10)   Malaria
11)   Skistosomiasis yaitu infeksi yang disebabkan oleh cacing pipih darah (tanpa anemia)
12)   Penyakit Tiroid
Epilepsi (13)

Yang Tidak Diperkenankan Menggunakan AKDR
a.         Sedang hamil
b.        Perdarahan saluran genital yang tidak terdiagnosis : bila penyebab didiagnosis dan diobati, AKDR dapat dipasang.
c.         Kehamilan ektopik sebelumnya
d.        Infeksi panggul atau vagina, bila telah diobati, AKDR dapat dipasang
e.         Kelainan pada uterus, misal uterus bikornu
f.         Alergi terhadap komponen AKDR, misalnya : tembaga
g.        Penyakit trofoblas yang ganas
h.        Diketahui menderita TBC pelvik
i.          Kanker alat genital
j.          Anemia (16)

Efek samping yang umum dan permasalahan yang lain / komplikasi
a.       Perdarahan
Bentuk gangguan perdarahan pada pemakaian AKDR yang paling sering adalah perdarahan lama dan banyak (hipermenorrhea atau menorrhagi). Selain itu sering terjadi (spotting) antar menstruasi.
b.      Rasa nyeri
Keadaan ini terjadi pada beberapa bulan pertama pemakaian dan cenderung berkurang sesudahnya.
c.       Leukorea (keputihan)
Keluarnya discharge yang berlebihan biasanya karena adanya vaginitis atau servisitis.
d.      Ekspulsi
Ekspulsi adalah keluarnya AKDR dari kavum uteri melalui kanalis servikalis, baik sempurna maupun sebagian.
e.       Perforasi dan translokasi
Perforasi dapat terjadi pada saat pemasangan (primer) maupun sesudah AKDR berada ditempatnya (sekunda). Adanya perforasi menyebabkan AKDR menembus dinding rahim sehingga lokasinya berubah yang dikenal dengan nama translokasi. (6)

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)