Kontrasepsi AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) /
IUD (Intra Uterine Device)
Pengertian
AKDR/IUD
AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) adalah alat kontrasepsi yang
dapat membuat sperma inaktif sehingga menghalangi atau menghambat migrasinya
kedalam tuba dan dengan demikian fertilisasi tidak terjadi.
AKDR adalah alat kontrasepsi jangka panjang yang dapat menghambat
kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi.
Jenis – Jenis AKDR
a. AKDR Non-hormonal
Pada saat ini AKDR telah memasuki generasi ke-4.
karena itu berpuluh-puluh macam AKDR telah di kembangkan. Mulai dari generasi
pertama yang terbuat dari benang sutra dan logam sampai generasi plastik
(polietilen) baik yang di tambah obat maupun tidak.
Menurur bentuknya AKDR di bagi menjadi 2 :
1)
Bentuk
terbuka (oven device)
Misalnya : LippesLoop, CUT, Cu-7, Marguiles,
Spring Coil, Multiload, Nova-T.
2)
Bentuk
tertutup (closed device)
Misalnya : Ota-Ring, Ayigon, dan Graten
Berg Ring.
Menurut tambahan atau metal :
a)
Medicated
IUD
Misalnya : Cu T 200 (daya kerja 3 tahun), Cu T
220(daya kerja 3 tahun) , Cu T 300 (daya kerja 3 tahun), Cu T 380A (daya kerja
8 tahun), Cu-7 Nova T (daya kerja 5 tahun), ML-Cu 375 (daya kerja 3 tahun).
Pada jenis Mediciated IUD angka yang tertera di
belakang IUD menunjukan luasnya kawat halus tembaga yang di tambahkan, misalnya
Cu T 220 berarti tembaga adalah 200mm2. Cara inersi : withdrawal.
b)
Un
Mediciated IUD
Misalnya : Lippes Loop, Marguiles, Saf-T
Coil, Antigon.
Cara inersi lippes loop : Push Out
Lippes Loop dapat dibiarkan in-utero untuk
selama-lamanya sampai menopouse, sepanjang tidak ada keluhan dan atau persoalan
bagi akseptornya.
b.
AKDR yang
mengandung hormonal (Progestasert –T = Alza T)
1)
Panjang
36 mm, lebar 32 mm, dengan 2 lembar benang ekor warna hitam.
2)
Mengandung
38 mg progesteron dan barium sulfat, melepaskan 65mcg progesteron per hari.
3)
Tabung
insersinya berbentuk lengkung.
4)
Daya
kerja : 18 bulan.
5)
Tehnik
insersi : plunging ( modified withdrawal).
c.
LNG-20
1)
Mengandung46-60
mg Levonorgestrel, dengan pelepasan 20mcg per hari.
2)
Sedang
diteliti di Finlandia.
3)
Angka
kegagalan/kehamilan rendah : 0,5 per 100 wanita per tahun.
4)
Penghentian
pemakaian oleh karena persoalan-persoalan perdarahan ternyata lebih tinggi di bandingkan
IUD lainnya, karena 25% mengalami amenore atau perdarahan haid yang sangat
sedikit. (14)
Gambar 2.1 Jenis IUD
Diantara jenis AKDR diatas Cu T – 380 A adalah yang sampai sekarang
digunakan di Indonesia. Cu T 380 A adalah primadona BKKBN (Badan Koordinasi
Keluarga Berencana) karena banyak kelebihannya. Pertimbangan mengapa BKKBN
memilih Cu T 380 A sebagai primadona yaitu:
1)
Teknik pemasangan mudah, tidak
sakit
2)
Efektivitas tinggi
3)
Kejadian ekspulsi rendah
4)
Tidak mudah menimbulkan
perforasi
5)
Tidak banyak menimbulkan
komplikasi
6)
Tidak banyak menimbulkan trauma
7)
Kembalinya kesuburan berjalan
lancar (15)
Mekanisme Kerja AKDR
a. Mekanisme kerja AKDR sampai saat ini masih
belum di ketahui secara pasti, ada yang berpendapat bahwa AKDR sebagai benda
asing yang menimbulkan reaksi radang setempat, dengan serbukan lekosit yang
dapat melarutkan blastosis atau sperma.
b. Sifat-sifat dari cairan uterus mengalami
perubahan- perubahan pada pemakaian AKDR yang menyebabkan blastokista tidak
dapat hidup dalam uterus.
c. Produksi lokal prostaglandin yang
meninggi, yang menyebabkan sering adanya kontraksi uterus pada pemakaian AKDR
yang dapat menghalangi nidasi
d. AKDR yang mengeluarkan hormon akan
mengental lendir servikssehingga menghalangi pergerakan sperma untuk dapat
melewati cavum uteri.
e. Pergerakan ovum bertambah cepat di dalam
tiba fallopi.
f. Sebagai metode biasa (yang di pasang
sebelum hubungan sexual terjadi) AKDR mengubah trasportasi tuba dalam rahim dan
mempengaruhi sel telur dan sperma sehingga pembuahan tidak terjadi. Sebagai
kontrasepsi darurat (di pasang setelah hubungan sexual terjadi) dalam beberapa
kasus mungkin memiliki mekanisme yang lebih mungkin adalah dengan mencegah
terjadinya implantasi atau penyerangan sel telur yang telah di buahi ke dalam
dinding rahim.
g. Dari penelitian- penelitian terakhir, di
sangka bahwa IUD juga mencegah
spermatozoa membuahi sel telur ( mencegah fertilisasi) ini terbukti dari
penelitian di Chili yaitu :
1)
Di
ambil Ova dari 14 wanita pemakai IUD dan 20 wanita tanpa menggunakan
kontrasepsi , semua wanita telah melakuan senggama sekitar waktu ovulasi.
2)
Ternyata
ova wanita akseptor IUD tidak ada yang menunjukan tanda-tanda fertilisasi
maupun perkembangan embrionik normal, sedangkan setengah dari jumlah ova wanita
yang tidak memakai kontrasepsi menunjukan
tanda-tanda fertilisasi dan perkembangan embrionok yang normal.
3)
Penelitian
ini menunjukan bahwa IUD antara lain bekerja dengan cara mencegah terjadinya
fertilisasi.
h. Untuk IUD yang mengandung Cu :
1)
Antagonisme
kationic yang spesifik terhadap Zn yang terdapat dalam enzim catbonic anhydrase
yaitu salah satu enzimdamtraktus genetalia wanita, di mana Cu menghambat reaksi
carbonic anhydrase sehingga tidak memungkinkan terjadinya implantasi dan
mungkin juga menghambat aktivitas alkali phosphatase.
2)
Mengganggu
pengambilan estrogen endogeneous ole mukosa uterus.
3)
Mengganggu
jumlah DNA dalam sel endometrium.
4)
Mengganggu
metabolisme glikogen.
Penambahan Ag pada IUD yang mengandung Cu
mempunyai maksud untuk mengurangi fragmentasi dari Cu sehingga Cu lebih lama
habisnya.
i. Untuk IUD yang mengandung hormon
progesterone
Gangguan proses pematangan proliferatifsekretoir sehingga timbul penekanan
terhadap endometrium dan terganggunya proses implantasi endometrium tetap
berada dalam fase decidual/progestational. Lendir serviks jadi lebih
kental/tebal karena pengaruh progestin. (14)
Keuntungan
a.
Efektivitasnya tinggi
Sangat efektif à 0,6 – 08 kehamilan/100 perempuan dalam 1
tahun pertama.
b. AKDR dapat efektif segera setelah
pemasangan
c.
Metode jangka panjang
d. Sangat praktis karena tidak perlu lagi
mengingat-ingat
e.
Tidak mempengaruhi hubungan
seksual
f. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak
perlu takut untuk hamil
g. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu
AKDR (Cu T – 380A)
h. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
i. Dapat dipasang segera setelah melahirkan
atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi)
j.
Dapat digunakan sampai menopause
(1 tahun atau lebih setelah haid terakhir).
k. Tidak ada interaksi dengan obat-obat
l.
Membantu mencegah kehamilan
ektopik (13)
Kerugian
a. Menorrhagia yaitu haid dengan perdarahan
yang berlebih
b.
Dismenorrhea yaitu nyeri
sewaktu haid
c.
Peningkatan resiko infeksi panggul
d.
AKDR dapat terlepas keluar
e. Perforasi uterus, usus dan kandung kemih
f.
Malposisi AKDR
g. Kehamilan yang disebabkan oleh
pengeluaran, perforasi, atau malposisi (16)
Yang
Dapat Menggunakan AKDR
a.
Ibu usia reproduktif
b.
Ibu
yang menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
c.
Ibu
menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
d.
Setelah
melahirkan dan tidak menyusui bayinya
e.
Setelah
mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
f.
Ibu
dengan risiko rendah dari IMS (Infeksi Menular Seksual)
g.
Ibu
yang tidak menghendaki metode hormonal
h.
Ibu
yang tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari
i.
Ibu
yang tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari sanggama
Selain keadaan diatas ibu dalam keadaan seperti
dibawah ini dapat menggunakan AKDR
1) Penderita tumor jinak payudara
2) Penderita kanker payudara
3) Pusing-pusing, sakit kepala
4) Tekanan darah tinggi
5) Varises ditungkai atau vulva
6) Penderita penyakit jantung
7) Pernah menderita stroke
8) Penderita diabetes
9) Penderita penyakit hati atau empedu
10) Malaria
11) Skistosomiasis yaitu infeksi yang disebabkan oleh cacing pipih darah
(tanpa anemia)
12) Penyakit Tiroid
Epilepsi
(13)
Yang
Tidak Diperkenankan Menggunakan AKDR
a.
Sedang hamil
b.
Perdarahan
saluran genital yang tidak terdiagnosis : bila penyebab didiagnosis dan diobati,
AKDR dapat dipasang.
c.
Kehamilan ektopik sebelumnya
d.
Infeksi
panggul atau vagina, bila telah diobati, AKDR dapat dipasang
e.
Kelainan
pada uterus, misal uterus bikornu
f.
Alergi
terhadap komponen AKDR, misalnya : tembaga
g.
Penyakit trofoblas yang ganas
h.
Diketahui menderita TBC pelvik
i.
Kanker alat genital
j.
Anemia (16)
Efek samping yang umum dan permasalahan yang lain
/ komplikasi
a.
Perdarahan
Bentuk gangguan perdarahan pada pemakaian AKDR
yang paling sering adalah perdarahan lama dan banyak (hipermenorrhea atau
menorrhagi). Selain itu sering terjadi (spotting) antar
menstruasi.
b.
Rasa nyeri
Keadaan ini terjadi pada beberapa bulan pertama
pemakaian dan cenderung berkurang sesudahnya.
c.
Leukorea (keputihan)
Keluarnya discharge yang berlebihan biasanya
karena adanya vaginitis atau servisitis.
d.
Ekspulsi
Ekspulsi adalah keluarnya AKDR dari kavum uteri
melalui kanalis servikalis, baik sempurna maupun sebagian.
e.
Perforasi dan translokasi
Perforasi dapat terjadi pada saat pemasangan
(primer) maupun sesudah AKDR berada ditempatnya (sekunda). Adanya perforasi
menyebabkan AKDR menembus dinding rahim sehingga lokasinya berubah yang dikenal
dengan nama translokasi. (6)
Comments
Post a Comment