Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Kolostrum dengan Sikap Ibu dalam Pemberian ASI Ekslusif pada Minggu Pertama Post Partum

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Kolostrum dengan Sikap Ibu dalam Pemberian ASI Ekslusif pada Minggu Pertama Post Partum








BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pembangunan dalam bidang kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan Nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan Indonesia diselenggarakan dalam upaya mencapai visi “Indonesia Sehat 2025”. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia, dan keluarga miskin. (1)
Dalam visi ini Indonesia mempunyai delapan sasaran MDG’s (Millenium Development Goals) yaitu meliputi menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk semua, mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian bayi, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi hiv/aids, malaria dan penyakit menular lainnya, memastikan kelestarian lingkungan hidup. Khusus pada salah satu target yaitu mengenai, menurunkan angka kematian bayi dan meningkatkan derajat kesehatan ibu. Akan tetapi di Indonesia kematian bayi terbilang masih cukup tinggi. (2)
Kementrian Kesehatan telah menerbitkan surat keputusan Mentri kesehatan nomer: 450/Menkes/SK/IV/2004 tentang Pemberian ASI secara ekslusif pada bayi di Indonesia. Pada tahun 2012 telah terbit Peraturan Pemerintah (PP) Nomer 33 tentang ASI Ekslusif dan telah diikuti dengan diterbitkannya 2 (dua) peraturan Mentri Kesehatan yaitu: Permenkes nomer 15 Tahun 2013 tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas Khusus Menyusui Dan Atau Memerah Air Susu Ibu dan Permenkes Nomer 39 Tahun 2013 tentang Susu Formula Bayi dan produk Bayi Lainnya. (3)
Salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan pada bayi baru lahir adalah dengan menyusui secara ekslusif. Dimana menyusui ekslusif ini berarti menyusui secara intensif dalam kurun waktu 0-6 bulan. Kandungan ASI ini sangat membantu perkembangan bayi serta antibody, terutam pada minggu-minggu  pertama, yang masih terbentuk kolostrum awal yang dapat memberikan antibody bagi bayi baru lahir. (4)
ASI mengandung zat gizi yang tidak terdapat dalam susu formula. Komposisi zat dalam ASI antara lain 88,1% air, 3,8% lemak, 0,9% protein, 7% laktosa, serta 0,2% zat lainnya yang berupa DHA, DAA, shpynogelin, dan zat gizi lainnya. (5)
Pengetahuan yang berati hasil tau tentang objek yang ada berdasarkan indra cukup mempengaruhi seseorang dalam pengammbilan sikap. Ibu post partum yaitu ibu yang telah melahirkan. (6)
Salah satunya dapat mempengaruhi ibu post partum yang masih awal yaitu satu minggu dalam memberikan asuhan pada bayinya, terutama dalam memberikan ASI ekslusif. (7)
Kolostrum adalah cairan yang di hasilkan oleh kelenjar payudara setelah melahirkan (4-7 hari) yang berbeda kalakteristik pisik dan komposisina dengan sai matang, atau cairan tahap pertama ASI yang di hasilkan selama masa kehamilan dan berakhir setelah kelahiran bayi (2-4 hari) berwarna kuning keemasan atau krem,dengan volume 150-300 ml/perhari serta lebih kental di bandingkan dengan cairan susu tahap berikutnya. (8)
Sedangkan sikap merupakan respon dari hal yang pernah atau sedang sesorang ketahui. Apabila pengetahuan sesorang dalam hal ini ibu satu minggu post partum mengenai kolostrum pada ASI baik maka sikapnya terhadap pemberian  ASI pun akan mendukung bahkan memberikan dengan baik. (9)
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten XXX pada tahun 2012 yang lulus dalam pemberian ASI Ekslusif sebanyak 80%. (10) sehingga masih ada kesenjangan sebesar 20%.
Menurut data laporan Puskesmas XXX periode Mei - juni 2014, jumlah ibu nifas yang menyusui sebanyak 174  . dari keseluruhan ibu nifas yang menyusui target harus tercapai sekitar 80% , namun sampai saat ini di dapatkan pencapaian data hanya 42 %.
 Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk mengambil judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Kolostrum dengan Sikap Ibu dalam Pemberian ASI Ekslusif pada Minggu Pertama Post Partum di Puskesmas XXX Kabupaten XXX”.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Kolostrum dengan Sikap Ibu dalam Pemberian ASI Ekslusif pada Minggu Pertama Post Partum di Puskesmas XXX Kabupaten XXX?”.

C.    Tujuan
1.      Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang kolostrum dengan sikap ibu dalam pemberian asi ekslusif pada minggu pertama post partum di Puskesmas XXX Kabupaten XXX.
2.      Tujuan Khusus
a.       Diketahui pengetahuan ibu nifas tentang kolostrum di Puskesmas XXX Kabupaten XXX tahun 2014
b.      Diketahui sikap ibu dalam pemberian asi ekslusif pada minggu pertama post partum di Puskesmas XXX Kabupaten XXX tahun 2014
c.       Untuk mengetahui hubungan hubungan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang kolostrum dengan sikap ibu dalam pemberian asi ekslusif pada minggu pertama post partum di Puskesmas XXX Kabupaten XXX tahun 2014
D.    Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada hubungan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang kolostrum dengan sikap ibu dalam pemberian asi ekslusif pada minggu pertama post partum. Subjek penelitian ini adalah seluruh ibu satu minggu post partum di Wilayah Kerja Puskesmas XXX Kabupaten XXX. Alasan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang kolostrum dengan sikap ibu dalam pemberian asi ekslusif pada minggu pertama post partum di Puskesmas XXX Kabupaten XXX. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2014.

E.     Kegunaan Penelitian
1.      Secara Teoritis (Keilmuan)
a.      Bagi Peneliti
Diharapkan penelitian ini akan bermanfaat bagi peneliti sebagai upaya dalam mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan terutama yang berkaitan dengan penelitian khususnya dalam hal kolostrum terutama ASI ekslusif.
b.      Bagi DIII Kebidanan
Diharapkan dapat menjadi bahan bacaan dan bahan pustaka terutama yang berkaitan dengan kolostrum dan ASI ekslusif.


2.      Secara Praktis
a.      Bagi Puskesmas XXX Kabupaten XXX
Diharapkan penelitian ini akan bermanfaat bagi Puskesmas XXX terutama dalam hal kolostrum terutama ASI ekslusif.
b.      Bagi Responden
Diharapkan dengan adanya penelitian ini responden dapat memahami pentingnya kolostrum pada ASI dan pentingnya pemberian ASI ekslusif.





DOWNLOAD KTI KEBIDANAN FULL:
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI


PASSWORD

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)