Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Hamil Dengan Pengetahuannya Tentang Resiko 4 Terlalu


Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Hamil Dengan Pengetahuannya Tentang Resiko 4 Terlalu







BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Menurut data WHO, sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah  persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di sembilan negara maju dan 51 negara persemakmuran. Menurut WHO, 81% AKI akibat komplikasi selama hamil dan bersalin, dan 25% selama masa post partum. [1]
Berdasarkan Survey Demografis dan Kesehatan Indonesia (SDKI)  tahun 2012, AKI di Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup, angka tersebut masih tertinggi di Asia. Faktor penyebab kematian ibu dibagi menjadi dua yaitu faktor penyebab langsung dan faktor penyebab tidak langsung. Faktor penyebab langsung kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh pendarahan 28%, eklamsi 24%, infeksi 11%, partus lama 5% dan lain-lain27%. Sedangkan faktor tidak langsung kematian ibu karena masih banyaknya kasus 3 Terlambat dan 4 Terlalu. [2]
Adapun penyebab langsung kematian ibu di Indonesia seperti halnya di Negara lain seperti terjadinya perdarahan, infeksi dan eklamsia, selain itu terdapat juga kematian akibat abortus terinfeksi dan partus lama. Hanya sekitar 50% di sebabkan oleh penyakit yang memburuk akibat kehamilan misalnya penyakit  jantung dan infeksi yang kronis. Keadaan ibu sejak pra hamil dapat mempengaruhi terhadap kehamilannya, penyebab tak langsung kematian ibu antara lain adalah anemia, kurang energy kronis (KEK) dan keadaan “4 Terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering dan terlalu banyak.[3]
Sementara itu, target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) ada sebesar 226 per 100.000 kelahiran hidup. Target yang ingin dicapai sesuai tujuan pembangunan Millenium Development Goal’s (MDGs) ke-5, pada tahun 2015 AKI turun menjadi 102.[4]
Di Jawa Barat AKI untuk tahun 2008 berdasarkan laporan dari kabupaten/kota sebesar 114,42/100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut telah memenuhi target dalam  indikator  indonesia sehat 2010 sebesar 150/100.000 dan mengalami penurunan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2007 sebesar 116,3/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Jawa Barat tahun 2012 sebesar 9,17/1.000 kelahiran hidup, menurun bila dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar 10,48/1.000 kelahiran hidup. Apabila dibandingkan dengan  target dalam indikator indonesia sehat tahun 2010 sebesar 40/1.000 kelahiran hidup, maka AKB di provinsi Jawa Barat tahun 2008 sudah melampaui target, demikian juga bila dibandingkan dengan cakupan yang diharapkan dalam MDG’s (Millenium Development Goal’s) ke- 4, pada tahun 2015 yaitu 17/1.000 kelahiran hidup.[5]
Berdasarkan data yang dimiliki Dinas Kesehatan Kota XXX pada tahun 2013 Jumlah kematian ibu tercatat sebanyak  9  kasus  dari 7287  kelahiran hidup. Salah satu penyebab kematian ibu di Kota XXX terjadi karena, Perdarahan, Ekslampsi, Infeksi, Partus lama, kematian neonatus 133 kasus per 7287 angka kelahiran hidup, jumlah kematian bayi sebesar  60 per 7287  kelahiran hidup, dan jumlah kematian balita 64 kasus per 7287 angka kelahiran hidup. (Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kota XXX, 2013).[6]
 Menurut data Puskesmas PONED XXX Kota XXX pada Periode bulan januari- mei tahun 2014, jumlah ibu hamil yang beresiko 4 terlalu yaitu : usia ibu hamil yang kurang dari 20 tahun 14 orang (8,80%), usia ibu hamil yang lebih dari 35 tahun 12 orang (7,54%), jarak kehamilan kurang dari 2 tahun kurang lebih 5 orang (3,14%) dan  jumlah anak lebih dari 4 ada 9 orang (5,66%) dari jumlah 159 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan di puskesmas PONED XXX.[7]
Sehubungan dengan hal tersebut maka penulis tertarik untuk membuat Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Hamil Dengan Pengetahuannya Tentang Resiko 4T Di Puskesmas PONED XXX Kota XXX Pada Periode Januari- Mei Tahun 2014”

B.       Perumusan Masalah
Apakah ada Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Hamil Dengan Pengetahuannya Tentang Resiko 4 Terlalu Di Puskesmas PONED XXX Kota XXX Pada Periode Januari – Mei Tahun 2014.



C.      Tujuan Penelitian
1.         Tujuan Umum
Untuk mengetahui “Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Hamil Dengan Pengetahuannya Tentang Resiko 4T Di Puskesmas PONED XXX Kota XXX Pada Periode Januari – Mei Tahun 2014”
2.         Tujuan Khusus
a.         Untuk mengetahui Tingkat Pendidikan Ibu Hamil Di Puskesmas PONED XXX Kota XXX Pada Periode Januari – Mei Tahun 2014
b.        Untuk mengetahui Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Resiko 4T Di Puskesmas PONED XXX Kota XXX Pada Periode Januari – Mei Tahun 2014
c.         Untuk mengetahui Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Hamil Dengan Pengetahuannya Tentang Resiko 4T Di Puskesmas PONED XXX Kota XXX Pada Periode Januari – Mei Tahun 2014

D.    Ruang Lingkup Penelitian
Adapun yang menjadi ruang lingkup pembahasan penulisan karya tulis ini adalah “Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu hamil Dengan Pengetahuannya Tentang resiko 4T Di Puskesmas PONED XXX Kota XXX Pada Periode Januari – Mei Tahun 2014”


E.       Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari diadakan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut:

1.      Guna Teoritis

a.      Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan tentang Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Hamil Dengan Pengetahuannya Tentang Resiko 4T Di Puskesmas PONED XXX Kota XXX Pada Periode Januari – Mei Tahun 2014
b.      Institusi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan agar lebih memperhatikan masalah kesehatan pada ibu hamil terutama tentang  resiko 4 Terlalu dan juga diharapkan dapat dijadikan bahan masukan tentang materi di Kebidanan XXX dan sebagai data untuk penelitian selanjutnya.

2.      Guna Praktis

a.      Ibu hamil di puskesmas PONED XXX
Diharapkan dapat meningkatkan  pengetahuan ibu hamil untuk mencegah resiko 4 Terlalu di puskesmas PONED XXX Kota XXX.
b.      Puskesmas PONED XXX Kota XXX
Sebagai data yang dapat menggambarkan Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Hamil Dengan Pengetahuannya Tentang Resiko 4T sehinggga dapat dilakukan dengan cara memberitahukan ibu hamil tentang resiko 4 Terlalu.
c.       Dinas Kesehatan Kota XXX
Sebagai sumber informasi bagi pemerintah dan praktisi kesehatan agar lebih memperhatikan masalah kesehatan terutama tentang resiko 4 Terlalu pada ibu hamil.
d.      KUA (Kantor Urusan Agama)
Sebagai sumber informasi bagi pemerintah agar lebih memperhatikan pernikahan usia dini (umur < 20 tahun) untuk menghindari resiko 4 Terlalu.

 




DOWNLOAD KTI KEBIDANAN FULL:
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI


PASSWORD 

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)