Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

Hubungan Pengetahuan Remaja Mahasiswi Kebidanan Tentang Menstruasi Dengan Kejadian Dismenorhea

Hubungan Pengetahuan Remaja Mahasiswi Kebidanan Tentang Menstruasi Dengan Kejadian Dismenorhea










BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Masa remaja adalah suatu masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Ini ditandai dengan pertumbuhan yang terus berlanjut menuju kondisi somatik, seksual dan psikologi yang lebih matur. Perubahan-perubahan tersebut tidak terjadi secara spontan, tetapi melalui proses pertumbuhan yang tampak cepat setelah menstruasi pertama (menarche). Perubahan menuju maturitas reproduksi ini karena adanya stimulus endokrin dari ovarium yang diaktifkan oleh hormon gonadotropin anterior dan juga tiroid. (1)
Setiap remaja akan mengalami pubertas. Pubertas merupakan masa awal pematangan seksual, yakni suatu periode dimana seorang anak mengalami perubahan fisik, hormonal, dan seksual serta mampu mengadakan proses reproduksi. (1)
Masa remaja adalah  masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja, yakni antara usia 10-19 tahun, adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas. Masa remaja adalah periode peralihan dan masa anak ke masa dewasa. Pada perempuan sudah mulai terjadinya menstruasi dan pada laki-laki sudah mulai mampu menghasilkan sperma.(1)
Menstruasi atau haid adalah perdarahan yang berasa dari uterus sebagai tanda bahwa alat kandungan menunaikan fungsinya, terjadi setiap bulan secara teratur pada seorang wanita dewasa yang sehat dan tidak hamil. Terjadinya kerjasama yang harmonis antara korteks serebri, hypothalamus, hyposifis dan ovarium serta pengaruh dari glandula tyroidea, korteks adrenal dan kelenjar-kelenjar endokrin lainnya. (2)
Pada saat menstruasi biasanya mengalami nyeri perut, yang biasa disebut dengan Dismenorhea. Dismenorhea adalah kekauan atau kejang di bagian bawah perut yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa untuk beristirahat atau berakibat pada menurunnya kinerja dan berkurangnya aktifitas sehari-hari. Gejala dismenorhea dapat disertai dengan rasa mual, muntah, diare dan kram, sakit seperti kolik di perut. Beberapa wanita bahkan mengalami pingsan, keadaan ini muncul cukup hebat sehingga menyebabkan penderita mengalami “kelumpuhan” aktivitas untuk sementara. Kelainan yang selalu timbul tidak mungkin menyebabkan kematian seseorang. Angka kejadian dismenorhea yaitu terjadi merata pada 40-80% wanita dan pada 5-10% wanita, dismenorhea telalu berat dan tidak tertahankan. (3)
Suatu studi menyatakan akibat dismenorhea tersebut sekitar 10-15% dismenorhea adalah penyebab utama absen sekolah atau kuliah dan terganggunya aktivitas lain, hal ini berdampak pada gangguan aktivitas sehari-hari sehingga menyebabkan absen sekolah atau kuliah ≤ 3 hari. (4)
Menurut hasil studi terbaru menunjukan bahwa hampir 10% remaja yang dismenorhea mengalami absen 1-3 hari per bulan atau ketidak mampuan remaja dalam melakukan tugasnya sehari-hari akibat dismenorhea yang hebat. Selanjutnya untuk menghilangkan rasa sakit, para remaja tersebut ada yang melakukan penanganan menggunakan obat sendiri tanpa berkonsultasi dengan dokter.(5)
Menurut hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis pada bulan Juni 2014, menurut keterangan absensi kehadiran mahasiswi kebidanan  XXX XXX  sebanyak 6 orang seringkali ijin untuk tidak mengikuti perkuliahan saat datang bulan di hari pertama karena mengalami dismenorhea. Sedangkan mahasiswi lainnya mengalami dismenorhea tetapi masih tetap mengikuti perkuliahan. Sebagian mahasiswi ada yang melakukan penanganan dan sebagian lagi ada yang membiarkan gejala dismenorhea tersebut karena terbatasnya informasi tentang menstruasi dengan kejadian dismenorhea.
Dismenorhea terbagi dua bagian yaitu Dismenorhea primer yaitu nyeri haid yang timbul tanpa ada sebab yang dapat diketahui sedangkan dismenohea sekunder yaitu terdapat kelainan pada organ genatalia dalam rongga pelvis. Dalam penanganan kejadian dismenorhea dapat dilakukan dengan olahraga seperti berenang berjalan-jalan dan menggoyangkan panggul dll, menggunakan buli-buli panas atau mandi sauna, istirahat dan hindari kafein. (3)
Hasil studi pendahuluan di atas maka  peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan pengkajian terhadap pengetahuan remaja mahasiswi kebidanan  tentang menstruasi dengan kejadian dismenorhea di XXX Kota XXX. Untuk itu peneliti mengambil judul “Hubungan Pengetahuan Remaja Mahasiswi Kebidanan Tentang Menstruasi Dengan Kejadian Dismenorhea Di XXX Kota XXX Tahun 2014”.

B.       Rumusan Masalah
Menurut hasil uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis membuat rumusan  masalah  penelitian sebagai berikut, “ apakah terdapat hubungan antara  pengetahuan  remaja  mahasiswi  kebidanan tentang menstruasi dengan kejadian dismenorhea di XXX Kota XXX?

C.      Tujuan
1.      Tujuan Umum
Penelitan ini secara umum bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan remaja mahasiswi kebidanan tentang menstruasi dengan kejadian dismenorhea di XXX Kota XXX Tahun 2014.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mengidentifikasi tentang menstruasi pada remaja mahasiswi kebidanan di XXX Kota XXX Tahun 2014.
b.      Mengidentifikasi tentang kejadian dismenorhea pada remaja mahasiswi kebidanan di XXX Kota XXX Tahun 2014.
c.       Mengidentifkasi tingkat pengetahuan remaja mahasiswi kebidanan tentang menstruasi dengan kejadian dismenorhea di XXX Kota XXX Tahun 2014.


D.      Ruang Lingkup Penelitian.
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada hubungan pengetahuan remaja mahasiswi kebidanan tentang menstruasi dengan kejadian dismenorhea. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh remaja mahasiswi kebidanan XXX Kota XXX Tahun 2014. Alasan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan remaja mahasiswi kebidanan dengan kejadian dismenorhea. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2014

E.       Kegunaan Penelitian
1.      Kegunaan teoritis
a.       Menjadi landasan untuk penelitian selanjutnya yang terkait tentang kejadian dismenorhea.
b.      Memberikan informasi tentang mengenai kejadian dismenorhea agar dismenorhea yang dialami tidak menjadi lebih lanjut.
2.      Kegunaan Praktisi
a.      Bagi XXX
Hasil penelitian ini mampu menambah kepustakaan yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk meningkatkan pengetahuan mengenai menstruasi dengan kejadian dismenorhea.
b.      Bagi Responden
Dapat memperoleh informasi tentang menstruasi dan kejadian dismenorhea. Sehingga angka kejadian dismenorhea dapat dikurangi dan dapat dilakukan penangan sendiri sehingga tidak dapat mengganggu aktifitas sehari-hari,




DOWNLOAD KTI KEBIDANAN FULL:
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI


PASSWORD

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)