Hubungan Pengetahuan Remaja Mahasiswi Kebidanan Tentang Menstruasi Dengan Kejadian Dismenorhea
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Masa
remaja adalah suatu masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Ini ditandai
dengan pertumbuhan yang terus berlanjut menuju kondisi somatik, seksual dan
psikologi yang lebih matur. Perubahan-perubahan tersebut tidak terjadi secara
spontan, tetapi melalui proses pertumbuhan yang tampak cepat setelah menstruasi
pertama (menarche). Perubahan menuju
maturitas reproduksi ini karena adanya stimulus endokrin dari ovarium yang
diaktifkan oleh hormon gonadotropin anterior
dan juga tiroid. (1)
Setiap remaja akan
mengalami pubertas. Pubertas merupakan masa awal pematangan seksual, yakni
suatu periode dimana seorang anak mengalami perubahan fisik, hormonal, dan
seksual serta mampu mengadakan proses reproduksi. (1)
Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya
perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja, yakni antara usia 10-19 tahun,
adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering
disebut masa pubertas. Masa remaja adalah periode peralihan dan masa anak ke
masa dewasa. Pada perempuan sudah mulai terjadinya menstruasi dan pada
laki-laki sudah mulai mampu menghasilkan sperma.(1)
Menstruasi atau haid
adalah perdarahan yang berasa dari uterus sebagai tanda bahwa alat kandungan
menunaikan fungsinya, terjadi setiap bulan secara teratur pada seorang wanita
dewasa yang sehat dan tidak hamil. Terjadinya kerjasama yang harmonis antara
korteks serebri, hypothalamus, hyposifis dan ovarium serta pengaruh dari
glandula tyroidea, korteks adrenal dan kelenjar-kelenjar endokrin lainnya. (2)
Pada saat menstruasi
biasanya mengalami nyeri perut, yang biasa disebut dengan Dismenorhea. Dismenorhea
adalah kekauan atau kejang di bagian bawah perut yang terjadi pada waktu
menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa untuk beristirahat atau
berakibat pada menurunnya kinerja dan berkurangnya aktifitas sehari-hari. Gejala
dismenorhea dapat disertai dengan rasa mual, muntah, diare dan kram, sakit seperti
kolik di perut. Beberapa wanita bahkan mengalami pingsan, keadaan ini muncul
cukup hebat sehingga menyebabkan penderita mengalami “kelumpuhan” aktivitas
untuk sementara. Kelainan yang selalu timbul tidak mungkin menyebabkan kematian
seseorang. Angka kejadian dismenorhea yaitu terjadi merata pada 40-80% wanita
dan pada 5-10% wanita, dismenorhea telalu berat dan tidak tertahankan. (3)
Suatu studi menyatakan
akibat dismenorhea tersebut sekitar 10-15% dismenorhea adalah penyebab utama
absen sekolah atau kuliah dan terganggunya aktivitas lain, hal ini berdampak
pada gangguan aktivitas sehari-hari sehingga menyebabkan absen sekolah atau
kuliah ≤ 3 hari. (4)
Menurut hasil studi
terbaru menunjukan bahwa hampir 10% remaja yang dismenorhea mengalami absen 1-3
hari per bulan atau ketidak mampuan remaja dalam melakukan tugasnya sehari-hari
akibat dismenorhea yang hebat. Selanjutnya untuk menghilangkan rasa sakit, para
remaja tersebut ada yang melakukan penanganan menggunakan obat sendiri tanpa
berkonsultasi dengan dokter.(5)
Menurut hasil studi
pendahuluan yang dilakukan oleh penulis pada bulan Juni 2014, menurut
keterangan absensi kehadiran mahasiswi kebidanan XXX XXX sebanyak 6 orang seringkali ijin untuk tidak
mengikuti perkuliahan saat datang bulan di hari pertama karena mengalami
dismenorhea. Sedangkan mahasiswi lainnya mengalami dismenorhea tetapi masih
tetap mengikuti perkuliahan. Sebagian mahasiswi ada yang melakukan penanganan
dan sebagian lagi ada yang membiarkan gejala dismenorhea tersebut karena
terbatasnya informasi tentang menstruasi dengan kejadian dismenorhea.
Dismenorhea terbagi dua
bagian yaitu Dismenorhea primer yaitu nyeri haid yang timbul tanpa ada sebab
yang dapat diketahui sedangkan dismenohea sekunder yaitu terdapat kelainan pada
organ genatalia dalam rongga pelvis. Dalam penanganan kejadian dismenorhea
dapat dilakukan dengan olahraga seperti berenang berjalan-jalan dan
menggoyangkan panggul dll, menggunakan buli-buli panas atau mandi sauna,
istirahat dan hindari kafein. (3)
Hasil studi pendahuluan
di atas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dan pengkajian terhadap pengetahuan remaja mahasiswi kebidanan
tentang menstruasi dengan kejadian
dismenorhea di XXX Kota XXX. Untuk itu peneliti mengambil judul “Hubungan Pengetahuan Remaja Mahasiswi Kebidanan
Tentang Menstruasi Dengan Kejadian Dismenorhea Di XXX Kota XXX Tahun 2014”.
B. Rumusan
Masalah
Menurut hasil uraian latar
belakang masalah diatas, maka penulis membuat rumusan masalah penelitian sebagai berikut, “ apakah terdapat
hubungan antara pengetahuan remaja mahasiswi kebidanan tentang menstruasi dengan kejadian
dismenorhea di XXX Kota XXX?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penelitan ini secara umum bertujuan untuk mengetahui hubungan
tingkat pengetahuan remaja mahasiswi kebidanan tentang menstruasi dengan
kejadian dismenorhea di XXX Kota XXX Tahun 2014.
2. Tujuan
Khusus
a.
Mengidentifikasi
tentang menstruasi pada remaja mahasiswi kebidanan di XXX Kota XXX Tahun 2014.
b.
Mengidentifikasi
tentang kejadian dismenorhea pada remaja mahasiswi kebidanan di XXX Kota XXX
Tahun 2014.
c.
Mengidentifkasi
tingkat pengetahuan remaja mahasiswi kebidanan tentang menstruasi dengan
kejadian dismenorhea di XXX Kota XXX Tahun 2014.
D. Ruang
Lingkup Penelitian.
Ruang lingkup
penelitian ini dibatasi pada hubungan pengetahuan remaja mahasiswi kebidanan
tentang menstruasi dengan kejadian dismenorhea. Subjek dalam penelitian ini
adalah seluruh remaja mahasiswi kebidanan XXX Kota XXX Tahun 2014. Alasan
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan remaja mahasiswi
kebidanan dengan kejadian dismenorhea. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Juni-Juli 2014
E. Kegunaan
Penelitian
1. Kegunaan
teoritis
a.
Menjadi
landasan untuk penelitian selanjutnya yang terkait tentang kejadian
dismenorhea.
b.
Memberikan
informasi tentang mengenai kejadian dismenorhea agar dismenorhea yang dialami
tidak menjadi lebih lanjut.
2. Kegunaan
Praktisi
a. Bagi XXX
Hasil penelitian ini
mampu menambah kepustakaan yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk
meningkatkan pengetahuan mengenai menstruasi dengan kejadian dismenorhea.
b. Bagi
Responden
Dapat memperoleh informasi tentang menstruasi dan kejadian dismenorhea. Sehingga angka kejadian
dismenorhea dapat dikurangi dan dapat dilakukan penangan sendiri sehingga tidak
dapat mengganggu aktifitas sehari-hari,
DOWNLOAD KTI KEBIDANAN FULL:
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI
PASSWORD
Comments
Post a Comment