Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

Hubungan Asupan Nutrisi dengan kejadian Ketuban Pecah Dini


Hubungan Asupan Nutrisi dengan kejadian Ketuban Pecah Dini








BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Kehamilan merupakan proses fisiologis, namun banyak aspek dalam proses kehamilan yang dapat menggeser sifat fisologis kehamialn mengarah kepada hal yang patologis.  Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka kesakitan Ibu dan Anak masih merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu negara.
WHO sebagai badan kesehatan dunia memberikan beberapa protap kesehatan khusus untuk ibu hamil, salah satu hal yang menjadi sorotan WHO adalah asupan nutrisi ibu hamil. WHO menyatakan bahwa gizi kurang pada akhirnya menyebabkan beberapa penyakit dan penyulit dalam kehamilan, diantaranya gizi kurang, BBLR, ketuban pecah dini, perdarahan, dan IUGR.1
Menurut WHO, pada tahun 2006 diseluruh dunia frekuensi terjadinya gizi kurang dalam kehamilan dapat dikatakan cukup tinggi, berkisar antara 20-29%.1
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi, menurut Survei Kesehatan Dasar Departeman Kesehatan Republik Indonesia  tahun 2007 angka kematian ibu adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup.2
Gizi kurang pada kehamilan juga berhubungan dengan meningkatnya kesakitan ibu. Gizi kurang karena defisiensi zat besi merupakan penyebab utama anemia pada ibu hamil dibandingkan dengan defisiensi zat gizi lain. Oleh karena itu gizi kurang pada masa kehamilan sering diidentikkan dengan anemia. Hal ini juga diungkapkan oleh Simanjuntak tahun 1992, bahwa sekitar 70 % ibu hamil di Indonesia menderita gizi kurang . Anemia defisiensi zat besi merupakan masalah gizi yang paling lazim di dunia dan menjangkit lebih dari 600 juta manusia. Dengan frekuensi yang masih cukup tinggi, berkisar antara 10% dan 20%.3
Prevalensi rata-rata gizi kurang pada ibu hamil di Indonesia  sekitar 63,5 % (Muhilaz, 2004). Gizi kurang pada umumnya terjadi di seluruh dunia terutama di negara- negara berkembang (Devoloping Countries) dan pada kelompok dewasa gizi kurang terjadi pada wanita usia reproduksi terutama wanita hamil dan wanita menyususi karena mereka banyak yang mengalami defisisensi zat gizi, melingkupi protein, vitamin dan mineral.3
Gizi kurang  sangat  berpengaruh  terhadap kehamilan,  persalinan,  dan  nifas. Bahaya gizi kurang terhadap kehamilan yaitu diantaranya dapat mengakibatkan terjadinya  keguguran  (abortus),  prematuritas,  hambatan  tumbuh  kembang janin   dalan   rahim,   mudah   terjadi   infeksi,   serta   dapat   mengakibatkan perdarahan antepartum. Pada persalinan, gizi kurang dapat mengakibatkan gangguan pada his ataupun kekuatan mengejan, retensio plasenta, perdarahan karena atonia uteri, dan juga dapat terjadi ketuban pecah dini. Pada nifas dapat terjadi subinvolusi uteri yang dapat menimbulkan perdarahan post partum, gizi kurang juga menyebabkan mudahnya terjadi infeksi puerperium. 5
Karena defisiensi makanan memegang peranan yang sangat penting dalam timbulnya gizi kurang, maka dapat dipahami bahwa frekuensi angka terjadinya gizi kurang di negara-negara berkembang lebih tinggi jika dibandingkan dengan   di   negara-negara   maju.1
Di Indonesia, dari total jumlah ibu hamil 40 % di antaranya mengalami gizi kurang dan 34 % malnutrisi kronis.6
Studi pendahuluan yang dilakukan di BPM H wilayah kerja Puskesmas XXX menunjukan 31% ibu dirujuk karena ketuban pecah dini. Dan banyak ditemukan ibu hamil dengan gizi kurang yang ditandai dengan lingkar lengan atas kurang dari 23cm, di wilayah kerja Pukesmas XXX.
Untuk itu maka penulis merasa tertarik untuk mengangkat masalah gizi kurang dalam kehamilan sebagai Karya Tulis Ilmiah dengan judul ”Hubungan Asupan Nutrisi dengan kejadian Ketuban Pecah Dini di BPM H wilayah Kerja Puskesmas XXX tahun 2014

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan  Latar  Belakang  di atas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut Adakah hubungan asupan nutrisi pada ibu hamil dengan kejadian Ketuban Pecah dini Di BPM H wilayah kerja Puskesmas XXX tahun 2014?



C.    Tujuan Penelitian
1.         Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan asupan nutrisi pada ibu hamil dengan kejadian Ketuban Pecah dini Di BPM H wilayah kerja Puskesmas XXX tahun 2014?

2.         Tujuan Khusus
a.         Untuk mengetahui status asupan nutrisi pada ibu hamil di BPM H wilayah kerja Puskesmas XXX tahun 2014
b.        Untuk mengetahui jumlah ibu hamil dengan ketuban pecah dini di BPM H wilayah kerja Puskesmas XXX tahun 2014
c.         Untuk mengetahui hubungan asupan nutrisi pada ibu hamil dengan kejadian Ketuban Pecah dini Di BPM H wilayah kerja Puskesmas XXX tahun 2014

D.      Ruang Lingkup
Penelitian ini dibatasi hanya pada asupan nutrisi pada ibu hamil dengan kejadian Ketuban Pecah dini Di BPM H wilayah kerja Puskesmas XXX tahun 2013, penelitian dilakuakn pada periode bulan Juni – Juli dengan pengambilan data retrospektif yaitu pengambilan data tahun 2014.



E.     KegunaanPenelitian
Hasil Penelitian ini di harapkan dapat memberi manfaat bagi :
1.      Bagi Peneliti
Hasil penelitian di harapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan tentang resiko pada ibu hamil khususnya gizi kurang serta hal-hal yang perlu di ketahui dalam penanganan gizi kurang sebagai bekal dalam pengabdian setelah lulus dari pendidikan.
2.      Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat memperoleh wawasan dan pengetahuan tentang gizi kurang. Khususnya gizi kurang pada ibu hamil.
3.      Bagi Institusi Pelayanan
Sebagai bahan masukan dalam hal perencanaan dan penanggulangan gizi kurang pada ibu hamil dengan ketuban pecah dini
4.      Bagi Institusi Pendidikan
Karya tulis ini di harapkan dapat memperkaya kepustakaan tentang resiko pada ibu hamil khususnya gizi kurang dan ketuban pecah dini





 




DOWNLOAD KTI KEBIDANAN FULL:

BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI


PASSWORD 

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)