DISINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT) PADA PERALATAN
KEBIDANAN DAN PERALATAN KESEHATAN LAINNYA
A. Pemeliharaan Teknik Steril/ Disinfeksi Tingkat Tinggi
Dimanapun prosedur
dilakukan, daerah steril harus dibuat dan dipelihara untuk menurunkan risiko
kontaminasi di area tindakan. Peralatan atau benda-benda yang disinfeksi
tingkat tinggi bisa ditempatkan di area steril. Prinsip menjaga daerah yang
harus digunakan untuk prosedur pada area tindakan dengan kondisi disinfeksi
tingkat tinggi (AVSC, 1999). Pelihara kondisi steril dengan memisahkan
benda-benda steril atau mungkin gunakan baju, sarung tangan steril dan sediakan
atau pertahankan lingkungan yang steril.
Sediakan dan jaga
daerah steril/ disinfeksi tingkat tinggi:
1.
Gunakan kain steril
2.
Berhati-hati jika membuka bungkusan atau
memindahkan benda-benda ke daerah yang steril/
disinfeksi tingkat tinggi
3.
Hanya benda-benda steril/ disinfeksi
tingkat tinggi atau petugas dengan atribut yang sesuai yang diperkenankan untuk memasuki daerah steril/ disinfeksi
tingkat tinggi
4.
Anggap benda apapun yang basah,
terpotong atau robek sebagai benda terkontaminasi
5.
Termpatkan daerah steril/ disinfeksi
tingkat tinggi dari pintu atau jendela
6.
Cegah orang-orang yang tidak memakai
sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk menyentuh peralatan
yang ada di daerah steril.
B.
DTT dengan Cara Merebus
1.
Gunakan panci dengan penutup yang rapat
2.
Ganti air setiap kali mendesinfeksi peralatan
3.
Rendam peralatan di dalam air sehingga semuanya
terendam air
4.
Mulai panaskan air
5.
Mulai hitung waktu saat air mendidih
6.
Jangan tambahkan benda apapun ke dalam air mendidih
setelah penghitungan waktu dimulai
7.
Rebus selama 20 menit
8.
Catat lama waktu perebusan peralatan di dalam buku
khusus
9.
Biarkan peralatan kering dengan cara diangin-anginkan
sebelum digunakan
C.
Disinfeksi Tingkat Tinggi Sarung Tangan dengan
Menggunakan Uap Air
Setelah sarung tangan didekontaminasi dan
dicuci, maka sarung tangan ini siap untuk DTT menggunakan
uap panas (jangan ditaburi dengan bubuk talk)
1.
Gunakan panci perebus dengan tiga susun nampan kukus
2.
Gulung bagian atas sarung tangan sehingga
setelah DTT selesai sarung tangan dapat dipakaikan tanpa membuat
terkontaminasi baru
3.
Letakkan sarung tangan pada nampan pengukus yang
berlubang di bawahnya. Agar mudah dikeluarkan dari bagian atas nampan pengukus,
letakkan 5-15 pasang sarung tangan dengan bagian jarinya mengarah ke tengah
nampan. Agar proses DTT berjalan efektif, harap perhatikan jumlah
maksimal sarung tangan dalam satu nampan (tergantung dari diameter nampan)
4.
Ulangi proses tersebut hingga semua nampan pengukus
terisi sarung tangan. Susun tiga nampan pengukus di atas panci perebus yang
berisi air. Letakkan sebuah panci perebus kosong di sebelah kompor
5.
Letakkan penutup di atas nampan pengukus paling atas
dan panaskan air hingga mendidih. Jika air mendidih perlahan, hanya sedikit uap
air yang dihasilkan dan suhunya mungkin tidak cukup tinggi untuk membunuh
mikroorganisme. Jika air mendidih terlalu cepat, air akan menguap dengan cepat
dan ini merupakan pemborosan bahan bakar
6.
Jika uap mulai keluar dari celah-celah di antara panci
pengukus, mulailah perhitungan waktu. Catat pengukusan sarung tangan dalam buku
khusus
7.
Kukus sarung tangan selama 20 menit, buka tutup panci
dan letakkan dalam posisi terbalik
8.
Angkat nampan pengukus paling atas yang berisi sarung
tangan dan goyangkan perlahan-lahan agar air yang tersisa pada sarung tangan
dapat menetes keluar
9.
Letakkan nampan pengukus di atas panci perebus yang
kosong di sebelah kompor
10. Ulangi
langkah tersebut hingga semua nampan pengukus yang berisi sarung tangan
tersusun di atas panci perebus yang kosong. Letakkan penutup di atasnya agar
sarung tangan menjadi dingin dan kering tanpa terkontaminasi (tuang air perebus
ke dalam wadah DTT)
"Ingat:Jangan menempatkan
nampan pengukus berlubang yang berisi sarung tangan di atas meja atau tempat
lain karena sarung tangan dapat terkontaminasi oleh cemaran dari luar melalui
lubang bawah nampan”
11. Biarkan
sarung tangan kering dengan diangin-anginkan sampai kering di dalam nampan
selama 4-6 jam. Jika diperlukan segera, biarkan sarung tangan menjadi dingin
selama 5-10 menit dan kemudian gunakan dalam waktu 30 menit pada saat masih
basah atau lembab (setelah 30 menit bagian jari sarung tangan akan menjadi
lengket dan membuat sarung tangan sulit dipakai atau digunakan)
12. Jika sarung
tangan tidak akan dipakai segera, setelah kering gunakan penjepit atas pinset
disinfeksi tingkat tinggi untuk memindahkan sarung tangan. Letakkan sarung
tangan tersebut dalam wadah disinfeksi tingkat tinggi lalu tutup rapat (sarung
tangan bisa disimpan di dalam panci pengukus yang berpenutup rapat). Sarung
tangan tersebut bisa disimpan sampai satu minggu.
D.
DTT Kimiawi
Bahan kimia yang
dianjurkan untuk DTT adalah klorin
dan glutaraldehid (Cidex®). Alkohol, iodine dan indofor tidak digolongkan
sebagai disinfektan tingkat tinggi. Alkohol tidak membunuh virus dan
spesies pseudomonas bisa tumbuh dalam larutan iodine.
Larutan-larutan tersebut hanya boleh digunakan sebagai disinfektan jika
disinfektan yang dianjurkan tidak tersedia. Lysol®, Karbol® dan Densol® (asam
karbolik 5% atau fenol 1-2%) digolongkan sebagai disinfektan tingkat rendah dan
tidak dapat digunakan untuk dekontaminasi atau proses DTT. Tablet formalin hanya efektif dalam suhi tinggi dan
dalam bentuk gas jenuh, Penggunaan tablet formalin sangat tidak dianjurkan.
Meletakkan tablet bersama sarung tangan, bahan-bahan atau perlengkapan dalam
botol kaca yang tertutup tidak akan bekerja secara efektif. Formaldehid
(formalin) merupakan bahan karsinogenik sehingga tidak boleh lagi digunakan
sebagai disinfektan.
Larutan disinfektan
tingkat tinggi yang selalu tersedia dan tidak mahal adalah klorin. Karena
larutan klorin bersifat korosif dan proses DTT memerlukan
perendaman selama 20 menit makan peralatan yang sudah didisinfeksi tingkat
tinggi secara kimiawi harus segera dibilas dengan air matang. Lihat gambar rumus yang digunakan dalam membuat larutan.
E.
Langkah-langkah kunci pada disinfeksi
tingkat tinggi secara kimia termasuk:
1.
Letakkan peralatan dalam keadaan kering (sudah
didekontaminasi dan cuci bilas) ke dalam wadah dan tuangkan desinfektan
“Ingat: Jika peralatan basah
sebelum direndam dalam larutan kimia maka akan terjadi pengenceran larutan
tersebut sehingga dapat mengurangi daya kerja atau efektifitasnya”
2.
Pastikan peralatan terendam seluruhnya dalam larutan
kimia
3.
Rendam peralatan terendam seluruhnya dalam larutan
kimia
4.
Rendam peralatan selama 20 menit
5.
Catat lama waktu peralatan direndam dalam larutan
kimia di buku khusus
6.
Bilas peralatan dengan air matang dan angin-anginkan
sampai kering di wadah disinfeksi tingkat tinggi yang berpenutup
7.
Setelah kering, peralatan dapat segera digunakan atau
disimpan dalam wadah disinfeksi tingkat tinggi berpenutup rapat.
F.
DTT kateter secara kimiawi:
2.
Pakai sarung tangan lateks atau sarung tangan rumah
tangga pada kedua tangan
3.
Letakkan kateter yang sudah
dicuci dan dikeringkan dalam larutan klorin. Gunakan tabung suntik steril
atau DTT untuk membilas bagian dalam kateter dengan menggunakan larutan
klorin. Ulangi pembilasan tiga kali. Pastikan kateter terendam dalam larutan
4.
Biarkan
kateter terendam selama 20 menit
5.
Gunakan tabung suntik steril atau DTT untuk membilas
kateter dengan air DTT
6.
Kateter dikeringkan dengan cara diangin-anginkan dan
setelah ini dapat segera digunakan atau disimpan dalam wadah DTT yang bersih
G. Pencucian dan Pembilasan (Proses Peralatan Bekas Pakai)
Pencucian
adalah cara paling efektif untuk menghilangkan sebagian besar mikroorganisme
pada peralatan/ perlengkapan yang kotor atau yang sudah digunakan. Baik
sterilisasi maupun disinfeksi tingkat tinggi menjadi kurang efektif tanpa
proses pencucian sebelumnya. Jika benda-benda yang terkontaminasi tidak dapat
dicuci segera setelah didekontaminasi, bilas peralatan dengan air untuk
mencegah korosi dan menghilangkan bahan-bahan organik, lalu cuci dengan seksama
secepat mungkin.
Seperti
yang diperlihatkan pada tabel, sebagian besar (hingga 80%) mikroorganisme yang
terdapat dalam darah dan bahan-bahan organik lainnya bisa dihilangkan melalui
proses pencucian. Pencucian juga dapat menurunkan jumlah endospora bakteri yang
menyebabkan tetanus dan gangren, pencucian ini penting karena residu
bahan-bahan organik bisa menjadi tempat kolonisasi mikroorganisme (termasuk endospora)
dan melindungi mikroorganisme dari proses sterilisasi atau disinfeksi kimiawi.
Sebagian contoh virus hepatitis B bisa tetap hidup pada darah yang hanya 10-8 ml (yang tidak bisa dilihat dengan
mata biasa) dan bisa menyebabkan infeksi jika terpercik ke mata. Jika
perlengkapan untuk proses sterilisasi tidak tersedia, pencucian secara seksama
merupakan proses fisik satu-satunya untuk menghilangkan sejumlah endospora
bakteri.
Tabel: Efektifitas berbagai proses
eradiksi mikroorganisme pada alat bekas pakai
|
Dekontaminasi
|
Pencucian
(hanya air)
|
Pencucian
(deterjen dan bilas)
|
DTT1
|
Sterilisasi1
|
Efektifias (menghilangkan
atau menonaktifkan mikroorganisme
|
Membunuh
virusAIDS dan Hepatitis
|
Hingga
50%
|
Hingga
80%
|
95%
|
100%
|
Waktu yang diperlukan agar
proses berjalan efektif
|
Rendam
selama 10 menit
|
Cuci
hingga bersih
|
Cuci
hingga terlihat bersih
|
Rebus,
kukus atau secara kimia: 20 menit
|
Kukus:
20-30 menit 106kPa 1210 C
Panas kering 60 menit pada suhu 1700 C
|
Perlu
didahului oleh dekontaminasi dan pencucian
Perlengkapan/
bahan-bahan untuk mencuci peralatan termasuk:
1.
Sarung tangan karet yang tebal atau
sarung tangan rumah tangga dari lateks
2.
Sikat (bole menggunakan sikat gigi)
3.
Tabung suntik (minimal ukuran 10 ml:
untuk kateter, termasuk kateter penghisap lendir)
4.
Wadah plastik atau baja anti-karat (stainless
steel)
5.
Air bersih
6.
Sabun atau deterjen
Tahap-tahap
pencucian dan pembilasan:
1.
Pakai sarung tangan karet yang tebal
pada kedua tangan
2.
Ambil peralatan bekas pakai yang sudah
didekontaminasi (hati-hati bila memegang peralatan yang tajam, seperti gunting
dan jarum jahit)
3.
Agar tidak merusak benda-benda yang
terbuat dari plastik atau karet, jangan dicuci secara bersamaan dengan
peralatan dari logam
4.
Cuci setiap benda tajam secara terpisah
dan hati-hati:
a.
Gunakan sikat dengan air dan sabun untuk
menghilangkan sisa darah dan kotoran
b.
Buka engsel gunting dan klem
c.
Sikat dengan seksama terutama di bagian
sambungan dan sudut peralatan
d.
Pastikan tidak ada sisa darah dan
kotoran yang tertinggal pada peralatan
e.
Cuci setiap benda sedikitnya tiga kali
(atau lebih jika perlu) dengan air dan sabun atau deterjen
f.
Bilas benda-benda tersebut dengan air
bersih
5.
Ulangi prosedur tersebut pada
benda-benda lain
6.
Jika peralatan didisinfeksi tingkat
tinggi secara kimiawi (misalkan dalam larutan klorin 0,5%) tempatkan peralatan
dalam wadah yang bersih dan biarkan kering sebelum memulai proses DTT
Alasan: Jika peralatan masih basah mungkin akan mengencerkan
larutan kimia dan membuat larutan menjadi kurang efektif
7.
Peralatan yang akan didisinfeksi tingkat
tinggi dengan dikukus atau direbus, atau disterilisasi di dalam otoklaf atau
oven panas kering, tidak perlu dikeringkan dulu sebelum proses DTT atau
sterilisasi dimulai
8.
Selagi masih memakai sarung tangan, cuci
sarung tangan dengan air dan sabun dan kemudian bilas dengan seksama
menggunakan air bersih
9.
Gantungkan sarung tangan dan biarkan
kering dengan cara diangin-anginkan.
Bola karet menghisap tidak boleh dibersihkan dan
digunakan ulang untuk lebih dari satu bayi.
Bola karet seperti itu harus dibuang setelah
digunakan, kecuali jika dirancang untuk dipakai ulang. Secara ideal kateter
penghisap DeLee harus dibuang setelah satu kali digunakan; jika hal ini tidak
memungkinkan, kateter harus dibersihkan dan didisinfeksi tingkat tinggi dengan
seksama. Kateter urin sangat sulit dibersihkan dan didisinfeksi tingkat tinggi.
Penggunaan kateter dengan kondisi tersebut di atas pada lebih dari satu ibu
dapat meningkatkan risiko infeksi jika tidak diproses dengan benar. Untuk
mencuci kateter (termasuk selang atau pipa plastik penghisap lendir), ikuti
tahap-tahap berikut:
1.
Pakai sarung tangan karet yang tebal
atau sarung tangan rumah tangga dari lateks pada kedua tangan
2.
Lepaskan penutup wadah penampung lendir
(untuk kateter penghisap lendir
3.
Gunakan tabung suntik besar untuk
mencuci bagian dalam kateter sedikitnya tiga kali (atau lebih jika perlu)
dengan air dan sabun atau deterjen
4.
Bilas kateter menggunakan tabung suntik
dan air bersih
5.
Letakkan kateter dalam wadah yang bersih
dan biarkan kering sebelum dilakukan DTT.
Izin Copas gan, buat bahan referensi :) Terimakasih
ReplyDelete