Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

19 MITOS DAN FAKTA SEPUTAR KEHAMILAN DAN PERSALINAN



19 MITOS DAN FAKTA SEPUTAR KEHAMILAN DAN PERSALINAN

19 MITOS DAN FAKTA SEPUTAR KEHAMILAN DAN PERSALINAN

Di dalam masyarakat kita sekarang masih banyak yang masih mempercayai mitos, dan kadah lebih percaya dan melakukan apa yang turun-temurun diwariskan dari nenek moyang.

Namun banyak mitos lainnya sekitar  kehamilan dan melahirkan, terbukti salah atau tidak efektif sesuai dengan kemajuan kedokteran dan teknologi. Kadang mitos tersebut seolah-olah membuat masyarakat untuk tidak berkonsultasi dengan petugas kesehatan.
1.        Mitos,  Minum minyak kelapa memudahkan persalinan
Fakta, Minyak kelapa, memang konotasinya bikin lancar dan licin. Namun dalam dunia kedokteran, minyak tak ada gunanya sama sekali dalam melancarkan persalinan. Mungkin secara psikologis, ibu hamil menyakini, dengan minum dua sendok minyak kelapa dapat memperlancar persalinannya. Jika itu demi ketenangan psikologisnya, maka diperbolehkan, karena minyak kelapa bukan racun.
2.        Mitos, setelah melahirkan tidak boleh makan ikan karena nanti darah yang keluar akan berbau amis.
Fakta,  darah yang keluar memang berbau amis, namun jika berbau busuk kemungkinan sudah ada infeksi.
3.        Mitos, minum air es membuat tubuh bayi besar, sehingga akan sulit dilahirkan.
Fakta, air es tidak menyebabkan bayi besar, unsur yang membuat janin membesar adalah gula atau sirup yang biasanya diminum bersama air es.
4.        Mitos,  Minum air kelapa akan menghaluskan kulit bayi
Fakta, kulit bayi yang halus dan putih tergantung faktor genetik.
5.        Mitos, jangan melilitkan selendang atau handuk di leher saat hamil kaena akan terjadi lilitan tali pusat.
Fakta, lilitan tali pusat dapat terjadi karena dalam kandungan bayi bayi dapat berputar akibat adanya cairan ketuban.
6.        Mitos, Pada bayi baru lahir diberikan madu pada bibirnya agar nantinya bibir bayi tampak merah.
Fakta, Madu alam berbahaya bagi bayi karena mengandung bakteri Botilinus basilus yang dapat membahayakan kesehatan bayi. Madu dapat diberikan pada bayi berumur lebih dari 1 tahun.
7.        Mitos, Pada saat hamil jangan mandi dengan pakaian basah karena dapat terjadi ketuban pecah dini.
Fakta, Ketuban pecah dini terjadi akibat tipisnya selaput ketuban.
8.        Mitos, jangan makan atau duduk di depan pintu, kerena bayi tidak dapat lahir secara spontan.
Fakta, makan atau duduk di depan pintu dapat mengganggu orang yang lewat.
9.        Mitos, Selama minggu pertama ibu postpartum diurut oleh dukun beranak dengan menggunakan minyak kelapa pada daerah punggung serta bagian perut ibu yang dipercaya mempercepat penyembuhan.
Fakta, Justru dengan pemijatan akan berdampak buruk pada ibu karena mengganggu kontraksi uterus sehingga terjadi perdarahan, menyebabkan disposisi uterus atau ruptur, dan menyebabkan pemulihan (involusi) uterus terganggu.
10.    Mitos, pada saat hamil, suami tidak boleh bercukur karena bayi akan cacat.
Fakta, Tidak ada kaitannya antara bercukur dengan kecacatan bayi.
11.    Mitos, saat hamil tidak boleh melayat orang yang meninggal karena bayi akan sakit
Fakta, melayat merupakan kegiatan sosial, tidak ada hubungannya dengan keadan bayi dalam kandungan.
12.    Mitos, putting berwarna gelap, berarti bayi laki – laki
Fakta, perubahan warna pada putting tidak ada hubungannya dengan jenis kelamin.
13.    Mitos, Masyarakat Indonesia masih banyak yang mempercayai obat tradisional atau jamu daripada obat yang sudah melalui uji klinis.
Fakta, Jamu-jamuan sebaiknya tidak dikonsumsi oleh ibu nifas karena dapat menimbulkan efek yang buruk bahkan dapat membahayakan ibu nifas karena jamu yang beredar kebanyakan telah banyak diberi campuran zat lain bahkan zat yang justru berbahaya bagi ibu nifas.
14.    Mitos, mandikan bayi dengan air dingin, karena dapat menguatkan tulang bayi.
Fakta, memendikan bayi dengan air dingin, menyebabkan kedinginan.
15.    Mitos, saat hamil ibu dan keluarga tidak boleh memotong rambut karena akan gatal pada perut ibu
Fakta, gatal pada perut diakibatkan adanya peregangan pada kulit.
16.    Mitos, saat hamil tidak boleh membuka saluran air sawah, karana anaknya bisa sumbing
Fakta, bibir sumbing terjadi karena kelainan saat pertumbuhan janin
17.    Mitos, menyematkan benda tajam pada baju akan melindungi janin dari gangguan mahluk halus
Fakta, yang dapat mengganggu janin adalah gangguan kesehatan.
18.    Mitos, mengkonsumsi makanan pedas menyebabkan ibu hamil tua cepat melahirkan.
Fakta,  ibu hamil tidak ada pantangan makanan.
19.    Mitos, Mobilisasi dini bagi ibu nifas dalam masyarakat awam masih merupakan hal yang tidak biasa dilakukan oleh ibu dalam masa nifas sebab rasa takut akan terjadinya perdarahan dan lepasnya jahitan pada perineum ibu dan rasa sakit yang ditimbulkan
Fakta, Ada banyak manfaat dari mobilisasi dini ini, yaitu ibu akan merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation, dengan bergerak maka otot-otot perut dan panggul akan kembali normal sehingga otot perutnya menjadi kuat kembali dan dapat mengurangi rasa sakit, sirkulasi darah menjadi normal dan lancar sehingga risiko terjadinya thrombosis dan tromboemboli dapat dihindarkan.

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)