Skip to main content

Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Trimester III Terhadap Cakupan Pertolongan Persalinan


Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Trimester III Terhadap Cakupan Pertolongan Persalinan







BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Perkembangan di dunia internasional sangat mempengaruhi mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin, yang merupakan suatu masalah besar di Negara berkembang. Di Negara miskin, sekitar 25%-50% kematian wanita subur disebabkan oleh hal yang berkaitan dengan kematian, yaitu pada kasus perdarahan, eklampsi, infeksi, dan lain-lain.
Menurut data WHO, sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100 ribu kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di sembilan negara maju dan 51 negara persemakmuran. Terlebih lagi, rendahnya penurunan angka kematian ibu global tersebut merupakan cerminan belum adanya penurunan angka kematian ibu secara bermakna di negara-negara yang angka kematian ibunya rendah. Artinya, negara-negara dengan angka kematian ibu tinggi belum menunjukkan kemajuan berarti dalam 15 tahun terakhir ini. Pelayanan kebidanan dinilai baik buruknya dalam suatu negara atau daerah dilihat dari ukuran kematian maternal. Menurut World Health Organization (WHO) kematian maternal adalah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam waktu 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan. (1)
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Optimisme tersebut menjadi kecemasan setelah melihat hasil SDKI 2012 bahwa AKI tercatat mengalami kenaikan yang signifikan yaitu sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. AKI merupakan indikator yang menunjukkan banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain. Masih tingginya AKI disebabkan buruknya kualitas kesehatan ibu.Yaitu rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan. Dominasi laki-laki dalam pengambilan keputusan. ketiadaan fasilitas kesehatan. Dan aspek-aspek non-teknis seperti adat-istiadat atau budaya. Misalnya, ibu hamil merasa enggan untuk ditangani oleh dokter atau tenaga kesehatan yang berjenis kelamin laki-laki.Dan penyebab utama kematian pada ibu melahirkan adalah perdarahan dan infeksi yang tidak tertolong karena banyak yang masih memilih untuk melahirkan di rumah, tidak di rumah sakit atau puskesmas. Sedangkan untuk data Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia walaupun masih jauh dari angka target MDGs yaitu AKB tahun 2015 sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup tetapi terakhir menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup (SDKI 2012). namun angka kematian bayi (AKB) di Indonesia masih tetap tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN seperti Singapura (3 per 1000 kh), Brunei Darussalam (8 per 1000 kh), Malaysia (10 per 1000 kh), Vietnam (18 per 1000 kh), dan Thailand (20 per 1000 kh). Penyebab kematian bayi dimasa neonates yaitu: kesulitan bernafas (asfiksia), Infeksi dan komplikasi lahir dini, Berat badan lahir rendah. (2)
Persalinan  yang bersih dan aman sebagai pilar ketiga safe motherhood yang di kategorikan sebagai pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, pada tahun 1997 baru mencapai 60% berbagai usaha terus di usahakan dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dengan salah satunya adalah mengimplementasikan program safe motherhood. (3)
AKI propinsi Jawa Barat pada tahun 2012 terdapat 112,6 per 100.000 kelahiran hidup (dinkes jabar, 2012). Angka kematian ibu (AKI) dan bayi (AKB) di wilayah Jawa Barat setiap tahun terus mengalami  peningkatan, selama tahun  2012 tercatat angka kematian bayi sebesar 6,7/1000 kelahiran hidup. (4) Penyebab  kematian  ibu dan bayi di Jawa Barat tidak berbeda dengan penyebab yang terjadi di Indonesia, hal ini terjadi karena masih tingginya kepercayaan masyarakat terhadap dukun paraji dan kurang aktifnya tenaga kesehatan dalam merangkul masyarakat agar mempercayakan kehamilan dan persalinannya kepada tenaga kesehatan. Pemilihan dukun paraji sebagai penolong persalinan pada dasarnya disebabkan karena beberapa alasan antara lain biaya murah, mereka lebih mengerti dan dapat membantu dalam upacara adat yang berkaitan dengan kelahiran anak serta merawat ibu dan bayi sampai 40 hari, disamping itu juga masih adanya keterbatasan jangkauan pelayanan kesehatan yang ada (5)
Berdasarkan data yang dimiliki Dinas Kesehatan Kabupaten XXX pada tahun 2013 Jumlah kematian ibu tercatat sebanyak  78 kasus  dari 49. 594 kelahiran hidup. Salah satu penyebab kematian ibu di Kabupaten XXX terjadi karena, Perdarahan, Ekslampsi, Infeksi, Partus lama, kematian neonatus 390 kasus per 49.594 angka kelahiran hidup, jumlah kematian bayi sebesar  114 per 49.594 kelahiran hidup, dan jumlah kematian balita 39 kasus per 49.594 angka kelahiran hidup (6)
Untuk menurunkan angka kematian ibu memerlukan pelayanan yang berkualitas, diantaranya yaitu dengan melahirkan ditenaga kesehatan yang professional tercatat pada tahun 2008 cakupan persalinan di tenaga kesehatan mencapai 66 %, tahun 2009 mencapai 69 %, tahun 2010 74 %, 2011 cakupan persalinan di tenaga kesehatan mencapai 83.52%, pada 2012  mencapai 80.89% dan pada 2013 dari bulan januari hingga april mencapai 21.71%, cakupan ini untuk seluruh wilayah kabupaten XXX.
Data yang dimiliki Puskesmas XXX Kabupaten XXX menyebutkan kasus kematian ibu di Kecamatan XXX sebanyak 1 dari jumlah persalinan 1000 sedangkan untuk kasus kematian bayi adalah 5 dari 1006 angka kelahiran hidup dan kasus kematian neonatus 14 dari 1009 penyebabnya adalah BBLR, asfiksia, dan cacat bawaan.
Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui “ Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Trimester III Terhadap Cakupan Pertolongan Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2014”.


B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Trimester III Terhadap Cakupan Pertolongan Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2014?”

C.    Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Trimester III Terhadap Cakupan Pertolongan Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas XXX Kabupaten XXX Periode Januari-Mei Tahun 2014.
2.      Tujuan Khusus
a.       Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III terhadap cakupan pertolongan persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas XXX Kabupaten XXX Periode Januari-Mei Tahun 2014.
b.      Untuk mengetahui sikap ibu hamil trimester III terhadap cakupan pertolongan persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas XXX Kabupaten XXX Periode Januari-Mei Tahun 2014.
c.       Untuk mengetahui cakupan pertolongan persalinan di Wilayah kerja Puskesmas XXX Kabupaten XXX Periode Januari-Mei Tahun 2014.
d.      Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III terhadap cakupan pertolongan persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas XXX Kabupaten XXX Periode Januari-Mei Tahun 2014.
e.       Untuk mengetahui hubungan antara sikap ibu hamil trimester III terhadap cakupan pertolongan persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas XXX Kabupaten XXX Periode Januari-Mei Tahun 2014.

D.    Kegunaan Penelitian
1.      Guna Teoritis
a.      Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menjadi pedoman dan pengalaman serta sarana pengembangan diri yang sangat berharga, untuk menerapkan ilmu dalam pelayanan kebidanan.
b.      Bagi Instansi Pendidikan
Sebagai bahan kegiatan terhadap teori yang telah diperoleh mahasiswi selama mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di XXX sekaligus sebagai bahan atau sumber bacaan di perpustakaan institusi pendidikan.
2.      Guna Praktis
a.      Bagi Ibu Hamil
Diharapkan Ibu hamil dapat mengetahui pentingnya pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang terlatih sehingga pada waktu melahirkan memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan

b.      Bagi Puskesmas
Diharapkan dapat menjadi masukan bagi petugas kesehatan dalam upaya meningkatkan status kesehatan masyarakat khususnya dalam hal pemilihan penolong persalinan.
 





DOWNLOAD KTI FULL:
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI


PASSWORD 

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)