Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hubungan Seks Dalam Kehamilan Dengan Posisi Hubungan Seks Selama Kehamilan

Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hubungan Seks Dalam Kehamilan Dengan Posisi Hubungan Seks Selama Kehamilan








BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Hubungan seks merupakan pencetusan dari cinta antar individu, karena daya tarik dan panca indra ikut berperan. Oleh karna itu dalam hubungan seks bukan hanya alat kelamin dan daerah erogen yang ikut berperan tapi juga psikologis dan emosi. (1)
Kebutuhan manusia terdiri dari lima tingkat yaitu kebutuhan fisik, keamanan, pengakuan dari oranglain, harga diri dan perwujudan diri. Kebuuhan manusia yang paling dasar harus terpenuhi dahulu sebelum seseorang mampu mencapai kebutuhan yang lebih tinggi tingkatannya. Salah satu dari kebutuhan fisik atau kebutuhan yang paling dasar tersebut adalah seksual. Kebutuhan seksual juga harus di perhatikan bagaimana cara pemenuhannya seperti halnya dengan kebutuhan fisik lainnya, meskipun sseorang dalam keadaan hamil. (2)
Kehamilan bukan penghalang aktifitas sekssual, senggama boleh dilakukan selama kehamilan dalam keadaan sehat. Wanita hamil mudah mencapai orgasme ganda, hal ini terjadi karena hormone wanita dan hormone kehamilan mengalami peningkatan. Ini menyebabkan perubahan pada sejumlah organ tubuh antara lain payudara dan organ refroduksi, termasuk vagina sehingga menjadi lebih sensitive dan responsive. (3)
Libido dan keingan untuk menikmati hubungan intim selama masa kehamilan sangat bervariasi. Umumnya dorongan seksual agak menurun di triwulan pertama. Hal ini di sebabkan perubahan hormone yang menimbulkan mual-mual membuat ibu tidak ada dorongan untuk melakukan hubungan seks. Triwulan kedua dorongan seksual wanita hamil akan kembali meningkat, sejalan dengan hilangnya keluhan mual. Libido ini turun lagi di triwulan ke tiga akibat ukuran dan berat janin yang semangin meningkat. (3)
Sebagian wanita merasa takut melakukan hubungan seksual selama kehamilan, beberapa merasa gairah seksualnya menurun karena tubuh banyak melakukan penyesuaian tentang bentuk kehidupan baru yang berkembang di dalam rahim. (4)
Hubungan seks pada wanita hamil yang sehat umumnya di anggap tidak berbahaya sebelum sekitar 4 minggu terakhir kehamilan. Menurut Read dan Klebanoff dalam Cuningham dkk. (5)
Pada satu kelompok wanita, hanya 21% yang tidak mengalami atau sedikit mengalami kenikmatan seks sebelum kehamilan. Presentasi wanita yang tidak mengalami kenikmatan seksual ini meningkat menjadi 41% pada minggu ke 12 kehamilan dan 59% pada memasuki bulan kesembilan. Penelitian yang sama menunjukkan bahwa pada minggu ke 12 kehamilan, kira-kira 1 dari 10 pasangan sama sekali tidak melakukan hubungan seksual memasuki bulan kesembilan, sepertiganya menjalani pantang seksual. (6)
Pada kehamilan tua sekitar 14 hari mejelang persalinan perlu dihindari hubungan seksual karena dapat membahayakan. Infeksi bisa timbul bila hubungan di lakukan kurang higienis, ketuban bisa pecah, dan persalinan mungkin terjadi karena sperma mengandung prostaglandin yang dapat merangsang persalinan. Pada mereka yang sering mengalami keguguran habitualis atau sering mengalami keguguran dapat terjadi rangsangan sehingga terjadi keguguran. (1)
Pemilihan posisi yang salah dapat menyebabkan gangguan pada kehamilan atau janin yang disebabkan oleh penetrasi dari hubungan seks yang salah seperti menyebabkan kontraksi uterus jika posisi hubungan seksual dengan berbaring, tengkurap atau miring kanan setelah empat bulan kehamilan.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti tentang Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hubungan Seks Dalam Kehamilan Dengan Posisi Hubungan Seks Selama Kehamilan Di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2014

B.       Perumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah “Adakah Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hubungan Seks Dalam Kehamilan Dengan Posisi Hubungan Seks Selama Kehamilan Di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2014”

 C.      Tujuan Penelitian
1.         Tujuan umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual selama kehmilan di puskesmas XXX kabupaten XXX
2.         Tujuan khusus
a.       Untuk mengetahui Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hubungan Seks Selama Kehamilan Di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2014
b.      Untuk mengetahui Posisi Hubungan Seks Selama Kehamilan Di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2014
c.       Untuk mengetahui Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hubungan Seks Dalam Kehamilan Dengan Posisi Hubungan Seks Selama Kehamilan Di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2014

D.      Ruang lingkup penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hubungan Seks Dalam Kehamilan Dengan Posisi Hubungan Seks Selama Kehamilan Di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2014


E.       Kegunaan penelitan
1.         Kegunaan Teoritis
a.      Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman dalam melksanakan penelitian.
b.      Bagi Institusi Pendidikan
Hsil peneliian ini dapat di gunakan sebagai bacaan dan referensi bagi mahasiswa di institusi pendidikan khususnya tentang hubungan seksual selama kehamilan.
2.         Kegunaan Praktis
a.      Bagi Puskesmas XXX
Sebagai bahan masukan bagi penanggung jawab terkait termasuk termasuk tenaga kesehatan yang ada di dalamnya dalam memberikan informasi pada ibu hamil terutama tentang hubungan seksual selama kehamilan.
b.      Bagi Responden
Hasil penelitian ini di harapkan menjadi bahan informasi bagi pengetahuan ibu hamil tentang seks dalam kehamilan dengan posisi hubungan seks selama kehamilan.





DOWNLOAD KTI FULL:
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI


PASSWORD

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)