Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

KTI KEBIDANAN : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA INTRA UTERINE FETAL DEADTH (IUFD)





KTI KEBIDANAN : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA INTRA UTERINE FETAL DEADTH (IUFD)


BAB I

PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu peristiwa penting dalam kehidupan keluarga, khususnya calon ibu. Selain merupakan anugerah, kehamilan juga menjadi satu hal yang mencemaskan. Dalam setiap keluarga, kehamilan diharapkan sebagai sumber pengharapan terbesar dari keluarga pada calon anak yang akan dilahirkan. Meskipun demikian, ada kalanya harapan ini tidak terwujud ketika bayi mengalami kematian sebelum sempat dilahirkan.
IUFD adalah kematian hasil konsepsi sebelum di keluarkan dengan sempurna dari rahim ibunya tanpa memandang tuanya kehamilan. (17)
IUFD adalah kematian intrauterin sebelum seluruh produksi konsepsi manusia dikeluarkan, ini tidak di akibatkan oleh aborsi terapeutik atau kematian janin juga disebut kematian intrauterin dan mengakibatkan kelahiran mati. (25)
World Health Organization (WHO) melakukan pembahasan khusus tentang Angka Kematian Ibu di kawasan Asia Tenggara menyumbang hampir sepertiga jumlah kematian ibu dan anak global. WHO memperkirakan sebanyak 37 juta kelahiran terjadi dikawasan Asia Tenggara setiap tahun,sementara total kematian ibu dan bayi lahir dikawasan ini diperkirakan berturut turut 170 ribu dan 1,3 juta pertahun. Data dari WHO, UNICEF, UNFPA dan bank dunia menunjukan angka kematian ibu hingga saat ini masih kurang dari satu persen pertahun, hal ini bisa dicapai bila semua pihak terintegrasi, baik ditingkat local maupun nasional.
Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) diperoleh AKI tahun 2009 sebesar 228/100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 34/1000 kelahiran hidup. Salah satu Program MDGs untuk menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi adalah dalam rangka mengurangi tiga per empat jumlah perempuan yang meninggal selama hamil dan melahirkan pada tahun 2015. Untuk mencapai MDGs penurunan AKI antara 1990 sampai tahun 2015 seharusnya 5,5% pertahun. Melalui gerakan bersama, penurunan angka kematian Ibu dan bayi bisa dipercepat.
Target pembangunan millennium tahun 2015 adalah angka kematian bayi 23/1.000 kelahiran dan 32/1.000 untuk kelahiran balita. Sementara itu angka kematian ibu 110/100.000 kelahiran hidup.
AKB di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Bayi (AKB) 32/1000 kelahiran hidup. (4)
Pembangunan kesehatan diindonesia dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional 2015-2025, mempunyai visi masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat dimana salah satu target nya adalah menurunkan angka kematian bayi dan balita. Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Development Goals/MDGS’s 2000) pada tahun 2015, diharapkan angka kematian angka kematian bayi menurun 34 pada tahun 2007 menjadi 23/1000 kelahiran hidup (5)
Dalam hal ini peranan tenaga kesehatan terutama bidan sangat diperlukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Apabila masalah ini tidak segera di tuntaskan, tidak menutup kemungkinan target MDGS’S (Milenieum Development Goals) 2015 untuk menurunkan AKB hingga 23/1000 kelahiran hidup akan sulit di capai.
Pelayanan kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu faktor penentu status kesehatan, rendahnya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan ukuran keberhasilan pelayanan kesehatan dan keluarga berencana suatu Negara.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada tahun 2013, di Jawa Barat AKB mencapai sebesar 4.108/KH.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten XXX pada tahun 2013, menyebutkan bahwa jumlah kematian neonatus 390 kasus/49.594 kelahiran hidup, jumlah kematian bayi sebesar 114/49.594 kelahiran hidup, dan jumlah kematian balita 39/49.594 kelahiran hidup. (5)
Dan periode Januari –Mei jumlah kematian neonatus sebanyak 132 kasus/ 2.784 KH, bayi sebesar 34 kasus/ 2.784 KH, balita 19 kasus/ 2.784 KH. (8)
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten XXX pada tahun 2011 menyebutkan bahwa jumlah kematian IUFD 137 kasus, tahun 2012 terdapat 122 kasus, dan 2013 terdapat 183 kasus  (8)
Dan periode Januari –Mei jumlah IUFD tercatat 85 kasus. (8)
Berdasarkan hasil data survey tahunan di Kec. XXX Kabupaten XXX tercatat jumlah kasus kematian bayi pada tahun 2013 terdapat 32 kasus yaitu BBLR, Aspirasi, Meningitis, TBC, Asfiksia, Kelainan konginetal, Diare, Pneumonia, Brancho pneumonia, Sepsis (KPD), Muntaber, ISPA, dan Kelainan jantung, sedangkan jumlah IUFD terdapat 9 kasus. (9)
Pada tahun 2014 bulan januari- juni di puskesmas XXX tercatat jumlah persalinan 504, dan jumlah kematian IUFD terdapat 6 kasus. (10)
Dari data di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Intra Uterine Fetal Death (IUFD) Di Puskesmas XXX Kabupaten XXX ”.

B.       Rumusan Masalah
Banyak ditemukan angka laporan kematian janin di dalam kandungan (IUFD) di Puskesmas XXX 

C.      Tujuan
1.         Tujuan Umum
Untuk mengetahui Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kematian janin di dalam kandungan (IUFD) di Puskesmas XXX 


2.         Tujuan Khusus
a.    Mengetahui faktor ibu (umur, paritas, pemeriksaan antenatal, dan penyulit/penyakit) terhadap IUFD di Puskesmas XXX Kabupaten XXX
b.    Mengetahui faktor janin (kelainan conginetal, infeksi intranatal, dan kelainan talipusat) terhadap IUFD di wilayah kerja Puskesmas XXX Kabupaten XXX
c.    Mengetahui faktor yang berhubungan dengan kehamilan (abrupsio plasenta, plasenta previa,  preeklamsi/eklamsi, Polihidramnion, inkompatibilitas golongan darah, kehamilan lama, kehamilan ganda, infeksi, diabetes) terhadap IUFD di wilayah kerja Puskesmas XXX Kabupaten XXX

D.      Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dari penelitian ini di lakukan di Puskesmas XXX Kabupaten XXX pada ibu yang mengalami kematian janin di dalam kandungan (IUFD).
 


FULL:
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI


PASSWORD


Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)