MAKALAH SISTEM SYARAF, SISTEM PENCERNAAN DAN SISTEM
REPRODUKSI
Sistem saraf adalah salah satu sistem koordinasi
yang berfungsi untuk menyampaikan rangsangan dari reseptor yang
akan dideteksi dan direspon oleh tubuh. Saluran pencernaan
makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk
diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (pengunyahan, penelanan dan pencampuran)
dengan enzin dan zat cair yang terbentang mulai dari mulut (oris) sampai anus.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Tujuan........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sistem
Syaraf............................................................................................. 2
2.2 Sistem
Pencernaan..................................................................................... 9
2.3 Sistem
Reproduksi..................................................................................... 18
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................ 30
3.2 Saran.......................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 31
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Saluran pencernaan merupakan saluran yang menerima makanan dari
luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan
(pengunyahan, penelanan, dan pencampuran) dengan enzim dan zat cairyang terbentang
mulai dari mulut (oris) sampai anus. Dari saluran pencernaan akan terbentuk sistem
pencernaan yang terdiri dari organ-organ pencernaan yang tergabung membentuk saluran
pencernaan. saluran pencernaan tersebut terdiri dari Oris(mulut), Faring(tekak),
Esofagus (kerongkongan) Ventrikulus (lambung), usus halus,usus besar, rektum, anus.
Selain itu alat penghasil getah cerna terdiri dari Kelenjar ludah, kelenjar getah
lambung, kelenjar hati, kelenjar pankreas, kelenjar getah usus.
Selama dalam pankreas, pencernaan makanan dihancurkan menjadi
zat-zat yang sederhana yang hanya diserap dan digunakan oleh sel jaringan tubuh.
Berbagai perubahan sifat makanan terjadi karena kerja berbagai enzim yang terkandung
di dalam berbagai cairan pencernaan.
Setiap jenis zat mempunyai tugas khusus bekerja atas satu jenis
makanan dan tidak mempunyai pengaruh terhadap jenis lain.
1.2
Tujuan
1.
Untuk mengetahui
Sistem Syaraf
2.
Untuk
mengetahui Sistem Pencernaan
3.
Untuk
mengetahui Sistem Resproduksi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SISTEM
SYARAF
A.
Pengertian Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri dari berjuta-juta sel saraf yang bentuknya
bervariasi. Sistem ini terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem
saraf adalah salah satu sistem koordinasi yang berfungsi
untuk menyampaikan rangsangan dari reseptor yang akan dideteksi dan direspon oleh
tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup dapat menanggapi perubahan-perubahan
yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam secara cepat. Sistem saraf terdiri
dari jutaan sel saraf yang sering disebut dengan neuron yang berfungsi dalam mengirimkan
pesan (impuls) yang berupa rangsangan ataupun tanggapan. Untuk menanggapi rangsangan
tersebut, ada 3 komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, antara lain:
- Reseptor
Reseptor adalah sel yang memberikan respon terhadap ransangan
terhadap lingkungan eksternal maupun internal kemudian reseptor akan mengubah rangsangan
yang diterima menjadi suatu impuls saraf yang akan di teruskan melalui neuron. Pada
tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah alat indera.
- Penghantar impuls
Penghantar impuls dikerjakan oleh saraf itu sendiri tanpa
bantuan organ lain. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada
serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas.
- Efektor
Efektor adalah sel atau organ yang di gunakan untuk beraksi
terhadap rangsangan baik dari dalam maupun dari luar tubuh dapat diartikan sebagai
bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls.
Bagian utama efektor pada manusia adalah otot dan kelenjar.
B.
Penyusun Sistem Saraf
Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron.
Neuron merupakan unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki
kemampuan mersepon rangsangan yang cukup kuat. Neuron tidak bisa mengalami pembelahan
sehingga tidak dapat diganti jika sudah rusak. Neuron bersatu membentuk jaringan
untuk mengantarkan suatu impuls (rangsangan).
- Berdasarkan Bentuknya
Berdasarkan bentuknya, satu sel saraf terdiri dari badan sel,
dendrit, dan akson.
a. Badan
sel saraf adalah bagian yang terbesar dari sel saraf. Badan sel dapat berfungsi
sebagai penerima rangsangan dari dendrit dan kemudian diteruskannya menuju ke akson.
Pada badan sel saraf terdapar inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan
golgi, lisosom, dan badan nisel.
b. Dendrit
merupakan serabut sel saraf pendek, bercabang-cabang dan perluasan dari badan sel.
Dendrit memiliki fungsi sebagai penerima dan pengantarkan rangsangan ke badan sel.
Dendrit mengandung badan Nissl dan organel. Pada umumnya neuron terdiri dari beberapa
dendrite. Dendrit tidak mengandung selubung myelin maupun neurolema.
c. Akson
dikenal sebagai neurit. Neurit merupakan serabut sel saraf yang panjang dan merupakan
perjuluran dari sitoplasma pada badan sel. Benang-benang halus yang terdapat dalam
neurit dikenal sebagai neurofibril yang dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin
yang banyak mengandung zat lemak dan dapat mempercepat jalannya rangsangan. Selaput
mielin tersebut dibungkus oleh sel- sel schwann yang dapat membentuk suatu jaringan
yang menyediakan makanan untuk neurit dan juga membantu pembentukan neurit. Lapisan
mielin sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari resiko kerusakan.
Bagian neurit ada yang tidak terbungkus oleh lapisan myelin dapat disebut dengan
nodus ranvier, yang berfungsi sebagai mempercepat jalannya rangsangan.
Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung
dalam satu selubung dan membentuk urat saraf.Sedangkan badan sel saraf berkumpul
membentuk ganglion atau simpul saraf.
- Berdasarkan Struktur dan Fungsinya
Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi
menjadi 3 macam, yaitu sel saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet
(asosiasi).
a. Sel
saraf sensori merupakan neuron yang badan selnya bergerombol membentuk ganglia,
aksonnya pendek tetapi dendritnya panjang. Neuron sensorik berhubungan dengan alat
indra untuk menerima rangsangan. Fungsi sel saraf sensori sebagai penghantar impuls
dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang
(medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi
(intermediet).
b. Sel
saraf motorik merupakan neuron yang memiliki dendrit yang pendek dan akson yang
panjang. Dendrit berhubungan dengan akson lain, sedangkan akson berhubungan dengan
efektor yang berupa otot atau kelenjar. Fungsi sel saraf motor sebagai pengirim
impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan
dari tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat.
Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya
dapat sangat panjang.
c. Sel
saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam
sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf
sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf
pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf
asosiasi lainnya.
C. Fungsi
Sistem Saraf
Sistem saraf mempunyai beberapa
fungsi, diantaranya yaitu sebagai berikut.
- Menerima
berbagai sensasi dari dalam dan luar tubuh.
- Bereaksi
pada sensasi tersebut, menghadapinya secara otomatis atau merasakan dan memikirkannya.
- Menyimpan
memori dan melepaskannya bila dibutuhkan.
- Mengekspresikan
emosi.
- Mengirimkan
pesan untuk bagiab sistem saraf lain, untuk otot, kelenjar endokrin dan organ
lain.
- Mengontrol
tubuh dengan mempertahankan kesehatan, menghindari atau menghadapi bahaya,
dan meningkatkan aktivitas yang menyenangkan.
D. Sistem
Saraf Pusat
Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang
belakang (Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi
yang sangat penting maka perlu perlindungan dari rangka.
- Otak
Otak terdiri dari dua belahan, belahan kiri mengendalikan
tubuh bagian kanan, belahan kanan mengendalikan belahan kiri.Mempunyai permukaan
yang berlipat-lipat untuk memperluas permukaan sehingga dapat ditempati oleh banyak
saraf.Otak juga sebagai pusat penglihatan, pendengaran, kecerdasan,
ingatan, kesadaran, dan kemauan.Bagian dalamnya berwarna putih berisi serabut saraf,
bagian luarnya berwarna kelabu berisi banyak badan sel saraf. Otak terdiri dari
3 bagian, yaitu
- Otak
depan (Prosoncephalon)
Otak depan berkembang menjadi telencephalon dan diencephalon.
Telencephalon berkembang menjadi otak besar (Cerebrum).Diencephalon berkembang menjadi
thalamus, hipotamus.
- Otak
besar (Cerebrum)
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas
mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori),
kesadaran, dan pertimbangan.Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan
sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak.
Pada bagian korteks otak besar yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang
(area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur
gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan
area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan,
membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut
dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian
depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas)
dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.
- Otak
tengah (Mesencephalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol.
Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja
kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus
yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat
pendengaran.Otak tengah tidak berkembang dan tetap menjadi otak
tengah.
- Otak
belakang (Rhombencephalon)
Otak belakang menjadi metencephalon dan mielencephalon. Metencephalon
berkembang menjadi cereebelum dan ponsvarolli. Sedangkan mielencephalon berkembang
menjadi medula oblogata.
- Otak
kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan
otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh.Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka
gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
- Sumsum
sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari
medula spinalis menuju ke otak.Sumsum sambung juga memengaruhi jembatan, refleks
fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi,
gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung
juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.
- Jembatan
varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak
kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang..
- Sumsum
tulang belakang (medula spinalis)
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian
luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian
seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah
disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang
belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar sumsum tulang belakang melalui
tanduk ventral ke efektor.
E.
Sistem Saraf Perifer
Sistem saraf perifer adalah saraf-saraf yang berada di luar
sistem saraf pusat (otak dan sumsum ulang belakang). Sistem saraf perifer merupakan
saraf yang menyebar pada seluruh bagian tubuh yang melayani organ-organ tubuh tertentu,seperti
kulit, persendian, otot, kelenjar, saluran darah dan lain-lain. Tidak seperti sistem
saraf pusat, sistem saraf perifer tidak dilindungi tulang.Sistem saraf perifer disusun
oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf
sumsum tulang belakang (saraf spinal), yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum
tulang belakang.
- Saraf sensoris (saraf aferen) disebut
juga sel saraf indera, karena berfungsi membawa rangsangan (impuls) dari indera
ke saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang)
- Saraf motoris (saraf eferen) berfungsi
membawa rangsangan (impuls) dari pusat saraf ke otot atau kelenjar berupa respon.
- Saraf
Volunter/Somatik (disadari) Yaitu sistem saraf yang mengatur segala
gerakan yang dilakukan secara sadar atau dibawah koordinasi saraf pusat
atau otak. Berdasarkan asalnya sistem saraf sadar dibedakan menjadi dua
yaitu: sistem saraf kepala (cranial) dan sistem saraf tulang belakang
(spinal).
- Sistem
Saraf Involunter/Otonom (Tidak Disadari)
Sistem saraf otonom mempunyai peran dalam mengendalikan tubuh
yang tidak kita sadari, seperti denyut jantung, gerakan-gerakan pada saluran pencernaan,
sekresi enzim dan keringat. Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang
berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan.Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing
jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang
terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada
ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
F.
Kelainan yang Terjadi Pada Sistem Saraf
- Kerusakan pada saraf nervus okulo-motorius
Kerusakan pada saraf ini akan mengakibatkan ptosis, juling,
kehilangan refleks terhadap cahaya dan daya akomodasi.
- Bell’s Palsy
Bell’s Palsy adalah gangguan akut pada serabut motorik bawah
dari nervus fasialis ini. Hal itu akan mengakibatkan bahwa bagian wajah yang terserang
tidak dapat bergerak, mata selalu terbuka, air mata menggenangi wajah, dan makanan
bertumpuk pada sisi ruang dalam mulut. Kendati kebanyakan kasus kelumpuhan Bell
ini dapat sembuh secara sempurna, penyebab kelumpuhan itu sendiri sangat sedikit
diketahui.
- Hemiplegia
Hemiplegia adalah contoh kerusakan pada neuron motorik atas,
dimana otot – otot sebetulnya bukan lumpuh, tetapi lemah dan kehilangan control.
Otot pada anggota gerak dapat menjadi spastic, dan gerakan tidak sadar dapat terjadi
serta tidak terkendali, sehingga sering menimbulkan kejang – kejang dan kaku.
- Poliomielitis
Poliomielitis adalah contoh kerusakan neuron motorik bawah,
dimana otot yang terserang menjadi lumpuh dan lemah, juga mengecil dan kehilangan
refleks – refleks normal. Bila penderita adalah anak-anak, anggota geraknya tidak
dapat berkembang.
- Terputusnya Serabut Saraf Campuran
Terputusnya serabut saraf campuran yang lazim terjadi pada
kecelakaan lalu lintas dapat menyebabkan daerah – daerah yang dilayaninya kehilangan
kemampuan bergerak, karena hal ini merupakan cedera neuron motorik bawah yang menyebabka
hilangnya perasaan.
2.2 SISTEM
PENCERNAAN
A. Pengertian
Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima
makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses
pencernaan (pengunyahan, penelanan dan pencampuran ) dengan enzin dan zat cair yang
terbentang mulai dari mulut (oris ) sampai anus.
B. Struktur
Pencernaan
1. Mulut
Mulut atau oris adalah permulaan saluran pencernaan yang
terdiri atas dua bagian yaitu:
a. Bagian
luar yang sempit atau vestibula yaitu ruang atau gusi, gigi, bibir dan pipi.
b. Bagian
rongga mulut bagian dalam,yaitu rongga mulut yang di batasi sisinya oleh tulang
maksilaris, palatum dan mandibularis, di sebelah belakang bersambung dengan faring.
Selaput lendir mulut di tutupi epitelium yang berlapis-lapis,
di bawahnya terletak kelenjar-kelenjar halus yang mengeluarkan lendir. Selaput ini
kaya akan pembuluh darah dan juga membuat banyak ujung akhir saraf sensoris.
Di sebelah luar mulut di tutupi oleh kulit dan di sebelah
dalam di tutupi oleh selaput lendir ( mukosa ). Otot orbikularis oris menutupi bibir.
Lavetor anguli oris mengangkat dan desresor anguli oris menekan ujung mulut.
Palatum
terdiri atas 2 bagian yaitu:
a. Palatum
durum (palatum keras) yang tersusun atas tajuk-tajuk palatum dan sebelah depan tulang
maksilaris dan lebih ke belakang terdiri dari dua tulang palatum.
b. Palatum
mole (palatum lunak) terletak di belakang yang merupakan lipatan penggantung yang
dapat bergerak, terdiri atas jaringan fibrosa dan selaput lendir.
Gerakanya di kendalikan oleh ototnya sendiri di sebelah
kanan dan kiri dari tiang fauses terdapat saluran lendir menembus ke tonsil.
Pipi di lapisi dari dalam oleh mukosa yang mengandung
papilla, otot yang terdapat pada pipi adalah otot buksinator. Di dalam rongga mulut
terdapat geligi, kelenjar ludah dan lidah.
2. Geligi
Geligi ada dua macam:
a. Gigi
sulung, mulai tumbuh pada anak-anak umur 6-7 bulan.
b. Gigi
tetap ( gigi permanen) tumbuh pada usia 6-18 tahun.
Fungsi
gigi terdiri dari:
Gigi
seri untuk memotong makanan, gigi taring gunanya untuk memutuskan makanan yang keras
dan liat, dan gigi graham gunanya untuk mengunyah makanan yang sudah di potong-potong.
3. Lidah
Lidah terdiri dari otot serang lintang dan di lapisi
oleh selaput lendir,kerja otot lidah ini dapat di gerakan ke seluruh arah.
Lidah di bagi atas tiga bagian, radiks lingua (pangkal
lidah), dorsum lingua (punggung lidah), dan apeks lingua (ujung lidah). Fungsi lidah
yaitu, mengaduk makanan, membentuk suara, sebagai alat pengecap dan menelan, serta
merasakan makanan.
4. Kelenjar
Ludah
Kelenjar ludah merupakan kelenjar yang mempunyai duktud
yang bernana duktus wartoni dan duktus stensoni. Kelenjar ludah ada dua yakni:
a. Kelenjar
ludah bawah rahang (kelenjar submaksilaris) yang tedapat di bawah tulang rahang
atas pada bagian tengah.
b. Kelenjar
ludah bawah lidah (kelenjar sublingualis) yang terdapat di sebelah depan di bawah
lidah.
Kelenjar ludah (saliva) di hasilkan dari dalam rongga
mulut. Di sekitar rongga mulut terdapat tiga buah kelenjar ludah yaitu:
a. Kelenjar
patoris
b. Kelenjar
submaksilaris
c. Kelenjar
sublingualis
5. Faring
Faring merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut
dengan kerongkongan (esofagus) . Di dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel)
yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan
dari infeksi. Di sini terletak di persimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan,
letaknya terletak di belakang rongga mulut dan rongga hidung, di depan ruas tulang
belakang.
6. Esofagus
Esofagus merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan
lambung, panjangnya kurang lebih 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak
di bawah lambung. Lapisan dinding dari dalam ke luar: lapisan selaput lendir (mukosa),
lapisan submukosa, lapisan otot melingkarsirkuler, dan lapisan otot memanjang longitudinal.
Esofagus terletak d belakang trakea dan di depan tulang punggung, setelah melalui
toraks menembus diafragma masuk ke dalam abdomen menyambung dengan lambung.
7. Lambung
Lambung atau gaster merupakan bagian dari saluran yang
dapat mengembang paling banyak terutama di daerah epigaster. Lambung terdiri dari
bagian atas fundus uteri berhubungan dengan esophagus melalui orifisium pilorik,
terletak di bawah diafragma di depan pancreas dan limpa, menempel di sebelah kiri
fundus uteri.
Bagian
lambung terdiri dari:
a. Fundus
ventriluli
b. Korfus
ventrikuli
c. Antrum
pylorus
d. Kurvatura
minor
e. Kurvatura
mayor
f. Osteum
kardiak
Susunan
lapisan dari dalam keluar, terdiri dari:
a. Lapisan
selaput lendir
b. Lapisan
otot melingkar (muskulus aulikularis)
c. Lapisan
otot miring (muskulus obliqus)
d. Laposan
otot panjang (muskulus longitudinal)
e. Lapisan
jaringan ikat/serosa (peritoneum)
Fungsi
lambung
a. Menampung
makanan, menghancurkan dan menghaluskan makanan oleh peristaltic lambung dan getah
lambung
b. Getah
cerna lambung yang di hasilkan:
a.
Pepsin
1) Asam
garam (HCI)
2) Renin
3) Lapisan
lambung jumlahnya sedikit memecah lemak menjadi asam lemak yang merangsang sekresi
getah lambung.
8. Usus
Halus
Usus halus atau intestinum minor adalah bagian dari system
pencernaan makanan yang berpangkal pada pylorus dan berakhir pada sekum panjangnya
kurang lebih 6 cm, merupakan saluran paling panjang tempat proses pencernaan dan
absorpsi hasil pencernaan yang terdiri dari lapisan usus halus (lapisan mukosa [sebelah
dalam], lapisan otot melingkar [M sirkuler], lapisan otot [M longitudinal] dan lapisan
serosa [sebelah luar]).
·
Duodenum
·
Jejunum dan ileum
·
Mukosa usus halus
·
Absorpsi
Fungsi
usus halus
a. Menerima
zat-zat makanan yang sudah di cerna untuk diserap melalui kapiler-kapiler darah
dan saluran-saluran limfe
b. Menyerap
protein dalam bentuk asam amino
Di
dalam usus halus terdapat kelenjar yang menghasilkan getah usus yang menyempurnakan
makanan:
a. Enterokinase,
mengaktifkan enjim proteolitik
b. Eripsin
menyempurnakan pencernaan protein menjadi asam amino
9. Usus
Besar
Usus besar atau intestinum mayor panjangnya kurang lebih
1,5 cm, lebarnya 5-6 cm. lapisan usus besar dari dalam keluar : selaput lendir,
lapisan otot melingkar, lapisan otot memanjang, jaringan ikat. Fungsi usus besar
adalah menyerap air dari makanan, tampat tinggal bakteri koli, tempat fases.
a.
Sekum. Di bawah
sekum terdapat apendiks vermiformis yang berbentuk sepetrti cacing sehingga di sebut
juga sebagai umbai cacing, panjangnya 6 cm.
b.
Kolom asendens.
Panjangnya 13 cm, terletak di bawah abdomen sebelah kanan, membujur ke atas dari
ileum ke bawah hati.
c.
Apendiks (usus
buntu). Bagian dari sus besar yang muncul seperti corong dari ujung sekum, mempunyai
pintu keluar yang sempit tetapi masih memungkinkan dapat dilewati oleh beberapa
isi usus.
d.
Kolon transversum.
Panjangnya kurang lebih 38 cm, membujur dari kolon asendens sampai ke kolon desendens
berada di bawah abdomen, sebelah kanan terdapat fleksura hepatica dan sebelah kiri
terdapat fleksura lienalis.
e.
Kolon desendens.
Panjangnya kurang lebih 25 cm, terletak di bawah abdomen bagian kiri membujur dari
aas ke bawah dan fleksura lienalis sampai ke depan ileum kiri bersambung dengan
kolon sigmoid.
f.
Kolon sigmoid.
Kolom sigmois merupakan lanjutan dari kolon desendens , terletak miring dalam rongga
felvis sebelah kiri, bentuknya menyerupai huruf S, ujung bawahnya berhubungan dengan
rectum.
g.
Rektum. Rectum
terletak di bawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor dengan anus,
terletak dalam rongga felvis di depan os sacrum dan os koksigis.
h.
Anus. Anus adalah
bagian dari system pencernaan yang menghubungan rectum dengan dunia luar (udara
luar).
i.
Fungsi peritoneum
1) Menutupi
sebagian dari argan abdomen dan pelvis.
2) Membentuk
pembatas yang halus sehingga organ yang ada dalam rongga peritoneum tidak saling
bergesekan.
3) Menjaga
kedudukan dan mempertahankan hubungan organ terhadap dinding posterior abdomen
4) Tempat
kelenjar limfe dan pembuluh darah yang membantu melindungi terhadap infeksi.
10.
Peritonium
Peritonium
terdiri dari dua bagian yaitu peritoneum pariental yang melapisi dinding rongga
abdomen dan peritoneum viseral yang melapsi semua organ yang berada dalam rongga
abdomen.
11.
Hati
Hati
atau hepar adalah organ yang paling besar di dalam tubuh kita, warnanya cokelat,
dan beratnya kurang lebihnya 1,5 kg.
Fungsi
hati
a. Mengubah
zat makanan yang di absorpsi dari usus dan yang disimpan di suatu tempat dalam tubuh,
dikelurkan sesuai dengan pemakainnya dalam jaringan.
b. Mengubah
zat buangan dan bahan racun untuk diekresi dalam empedu dan urine.
c. Menghasilkan
enzim glikogenik glukosa menjadi glikogen.
d. Sekresi
empedu, garam empedu dibuat di hati, di bentuk dalam system retikuloendotelium,
dialirkan ke empedu.
e. Pembentukan
ureum, hati menerima asam amino diubah menjadi ureum, dikeluarkan dari darah oleh
ginjal dalam bentuk urine.
f. Menyiapkan
lemak untuk pemecahan terakhir asam karbonat dan air.
12.
Kandung empedu
Sebuah
kantong berbentuk terong dan merupakan membrane berotot, letaknya dalam sebuah lobus
di sebelah permukaan bawah hati sampai pinggir depannya, panjangnya 8-12 cm, berkapasitas
60 cm kubik.
Bagian-bagian
dari kandung empedu:
a. Fundus
vesika felea
b. Korpus
vesika felea
c. Leher
kandung kemih
d. Duktus
sistikus
e. Duktus
sistikus
f. Duktus
hepatikus
g. Duktus
koledokus
C. Proses
Pencernaan Makanan
Jumlah makanan yang di cerna di tentukan oleh intrinsic
lapar dan jenis makanan yang di tentukan selera. Mekanisme ini merupakan system
pengaturan otomatis yang sangat penting untuk menjaga persediaan makanan yang adekuat
untuk tubuh.
1.
Mengunyah
Pemecahan
partikel besar makanan menjadi partikel kecil dapat di telan. Gigi untuk mengunyah,
memotong, dan menggiling yang bekerja sama dengan otot rahang dengan kekuatan 27,5-1000
kg pada molar. Mengunyah merupakan halk yang sangat penting dalam pencernaan. Enzim
pencernaan hanya bekerja pada permulaan partikel.
2.
Menelan (delgusi)
Mekanisme
kompleks setiap saat melakukan beberapa fungsi dalam beberapa detik kedalam traktus
untuk mendorong makanan di bagi dalam beberapa tahap:
a. Tahap
volunteer
b. Tahap
faring
c. Tahap
esophagus
Tahap menelan merupakan suatu gelombang peristaltic cepat
berasal dari faring yang mendorong bolus makana kedalam esophagus bagian atas. Seluruh
proses terjadi dalam waktu 2 detik.
3.
Makanan di lambung
Isi
lambung bersipat sangat asam dan mengandung banyak enzim proteolitik. Kontraksi
tonik dari sfingter esophagus bagian bawah akan membantu mencegah refluks isi lambung
ke dalam esophagus.
Fungsi
motorik lambung meliputi:
a. Menyimpan
sejumlah makanan sampai dapat dip roses di duodenum
b. Mencampur
makanan dengan sekresi lambung sampai membentuk satu campuran setengah cair.
c. Mengosonhkan
makanan dengan lambat dan lambung ke dalam usus halus pada kecepatan yang sesuai
dengan absorpsi
4.
Pengosongan Lambung
Terjadi
karna faristaltik yang kuat pada antrm lambung. Walaupun terdapat kontraksi tonik
sfingter pylorus, biasanya air dan cairan di kosongkan dari lambung dengan mudah.
Fungsi sfingter pylorus pada pengendalian pengosongan lambung terbatas pada pengosongan
lambung, kontraksi antum di ikuti oleh kontkasi pylorus. Kecepatan pengosongan lambung
di atur oleh sinyal lambung dan duodenum.
5.
Pergerakan usus halus
Geralan
usus halus menyebabkan pencampuran dan pendorongan. Frekuensi maksimal kontaksi
segmentasi dalam usus halus di tentukan oleh frekuensi gelombang lambat dalam dinding
usus. Kontraksi segmentasi menjadi lemah bila aktifitas perangsangan system saraf
enteril di hambat oleh atropine.
Pembangkit
reflex enterogastrik
a. Derajat
peregangan duodenum
b. Adanya
iritasi dalam mukosa duodenum
c. Derajat
kesamaan kimus duodenum
d. Derajat
osmolalitas kimus
e. Adanya
hasil pemecahan tertentu dalam kimus
6.
Gerakan Kolon
Kolon
mengabsorpsi air dan elektrolit dari kimus dan penimbunan bahan feses sampai dapat
di keluarkan.
· Gerakan
mencampur
· Gerakan
mendorong
D. Fisiologi Sistem Pencernaan
Fungsi utama sistem
pencernaan adalah memindahkan zat nutrien (zat yang sudah di cerna), air, dan garam
yang berasal dari zat makanan untuk didistribusikan ke sel-sel melalui sistem sirkulasi.
Zat makanan merupakan sumber energi bagi tubuh seperti ATP yang dibutuhkan sel-sel
untuk melaksanakan tugasnya. Agar makanan dapat dicerna secara optimal dalam saluran
pencernaan, maka saluran pencernaan harus mempunyai persediaan air, elektrolit dan
zat makanan yang terus menerus. Untuk ini dibutuhkan:
1.
Pergerakan makanan melalui saluran pencernaan
2.
Sekresi getah pencernaan dan pencernaan
3.
Absorpsi hasil pencernaan, air dan elektrolit
4.
Sirkulasi darah melalui organ gastrointestinal yang membawa zat yang diabsorpsi
5.
Pengaturan semua fungsi oleh sistem saraf dan hormon
Dalam lumen saluran
gastrointestinal (GI) harus diciptakan suatu lingkungan khusus upaya pencernaan
dan absorpsi berlangsung. Sekresi kelenjar dan kontraksi otot harus dikendalikan
sedemikian rupa supaya tersedia lingkungan yang optimal. Mekanisme pengendalian
lebih banyak dipengaruhi oleh volume dan komposisi kandungan lumen gastrointestinal.
Sistem pengendalian
harus dapat mendeteksi keadaan lumen. Sistem ini terdapat didalam dinding saluran
gastrointesnital. Kebanyakan refleks GI dimulai oleh sejumlah rangsangan di lumen
yaitu regangan dinding oleh isi lumen, osmolaritas kimus atau konsentrasi zat yang
terlarut, kesamaan kimus atau konsentrasi ion H, dan hasil pencernaan karbohidrat,
lemak, protein (monosakarida, asam lemak dan peptida dari asam amino.
2.3 SISTEM
REPRODUKSI
A.
Anatomi
Sistem Reproduksi Pria
Secara
anatomi, sistem reproduksi pria terdiri dari genitalia eksternal dan genitalia
internal. Genitalia eksternal terdiri dari penis dan skrotum, sedangkan
genitalia internal terdiri dari testis dan organ-organ penunjang fungsinya,
yaitu epididimis, duktus deferens (vas deferens), vesikula seminalis, duktus
ejakulatorius, glandula prostatica, dan glandula bulbouretralis (glandula
cowperi).
1. Genitalia eksternal
a. Penis.
Secara anatomi organ penis dibagi menjadi dua yaitu pars occulta dan pars
libera. Pars occulta yang disebut juga radiks penis atau pars fiksa adalah
bagian penis yang tidak bergerak, terletak dalam spatium perinea superfisialis.
Pars occulta merupakan jaringan erektil. Pars occulta terdiri dari crus penis
dan bulbus penis.Crus penis melekat pada bagian kaudal sebelah dalam dari ramus
inferior ossis ischii ventral dari tuber iskiadum.
b. Skrotum,
merupakan kantong yang terdiri dari jaringan kutis dan subkutis yang terletak
dorsal dari penis dan kaudal dari simfisis pubis. Skrotum juga terbagi atas dua
bagian dari luar oleh raphe scrota dan dari dalam oleh septum skrotum scrota.
Masing-masing skrotum membungkus testis, epididimis, dan sebagai funikulus spermatikus.
Skrotum sinistra lebih rendah rendah daripada dekstra. Lapisan skrotum terdiri
atas lapisan cutis dan lapisan subcutis. Lapisan cutis merupakan lapisan kulit
yang sangat tipis mengandung pigmen lebih banyak daripada kulit sekitarnya
sehingga lebih gelap warnanya.
2. Genitalia internal
a. Testis.
Merupakan organ berbentuk ovoid dengan jumlah dua buah, biasanya testis sebelah
kiri lebih berat dan lebih besar daripada yang kanan. Testis terletak di dalam
skrotum dan dibungkus oleh tunica albuginea, beratnya 10-14 gram, panjangnya 4
cm, diameter anteroposterior kurang lebih 2,5 cm. Testis merupakan kelenjar
eksokrin (sitogenik) karena pada pria dewasa menghasilkan spermatozoa, dan
disebut juga kelenjar endokrin karena menghasilkan hormon untuk pertumbuhan genitalia
eksterna. Testis terbagi menjadi lobulus-lobulus kira-kira 200 sampai 400.
b. Epididimis.
Merupakan organ yang berbentuk organ yang berbentuk seperti huruf C, terletak
pada fascies posterior testis dan sedikit menutupi fascies lateralis.Epididimis
terbagi menjadi tiga yaitu kaput epididimis, korpus epididimis dan kauda
epididimis.Kaput epididimis merupakan bagian terbesar di bagian proksimal,
terletak pada bagian superior testis dan menggantung.
c. Duktus
deferens (Vas Deferens)
Merupakan
lanjutan dari duktus epididimis.
d. Vesikula
seminalis. Adalah organ berbentuk kantong bergelembung-gelembung yang
menghasilkan cairan seminal.Jumlahnya ada dua, di kiri dan kanan serta
posisinya tergantung isi vesika urinaria.Bila vesika urinaria penuh, maka
posisinya lebih vertical, sedangkan bila kosong lebih horizontal.
e. Duktus
ejakulatorius. Merupakan gabungan dari duktus deferens dan duktus ekskretorius
vesikula seminalis, menuju basis prostat, yang akhirnya bermuara ke dalam
kollikus seminalis pada dinding posterior lumen uretra.
f. Glandula
prostatica. Merupakan organ yang terdiri atas kelenjar-kelenjar tubuloalveolar.
Terletak di dalam cavum pelvis sub peritoneal, dorsal symphisis pubis, dilalui
urethra pars prostatica. Bagian-bagian dari glandula prostatica adalah apeks,
basis fascies lateralis, fascies anterior, dan fascies posterior. Glandula
prostatica mempunyai lima lobus yaitu anterior, posterior, medius dan dua
lateral.
g. Glandula
bulbuorethralis (Glandula cowperi) berbentuk bulat dan berjumlah dua buah.
Letaknya di dalam otot sfingter uretrae eksternum pada diafragma urogenital,
dorsal dari uretra pars membranasea.
B.
Fisiologi
Sistem Reproduksi pada Pria
1. Genitalia
Eksternalis
a.
Penis.
Berfungsi sebagai saluran yang menyalurkan sperma kepada vagina wanita.
b.
Skrotum.
Berfungsi sebagai kantung
kulit khusus yang melindungi testis dan epididimis dari cedera fisik dan
merupakan pengatur suhu testis.
2. Genitalia
Internalis
a. Testis.
Berfungsi sebagai penghasil sperma dan mensekresikan hormon testosteron.
b. Epididimis.
Berfungsi sebagai tempat sekresi sperma dari testis, sebagai pematangan
motilitas dan fertilitas sperma, memekatkan/ mengentalkan dan menyimpan sperma.
c. Duktus
deferens (Vas Deferens). Berfungsi sebagai pembawa spermatozoa dari epididimis
ke duktus ejakulatorius dan menghasilkan cairan semen yang berfungsi unutk
mendorong sperma keluar dari dukrus ejakulatorius dan uretra.
d. Vesikula
seminalis. Berfungsi sebagai penghasil fruktosa untuk memberi nutrisi sperma
yang dikeluarkan, mengeluarkan prostaglandin yang merangsang motilitas saluran
reproduksi pria untuk membantu mengeluarkan sperma, menghasilkan sebagian besar
cairan semen, menyediakan precursor (proses biologis) untuk pembekuan semen.
e. Duktus
ejakulatorius. Berfungsi membawa spermatozoa dari vas deferens menuju ke basis
prostat.
f. Glandula
prostatica. Berfungsi mengeluarkan cairan basa yang menetralkan sekresi vagina
yang asam, memicu pembekuan semen untuk menjaga sperma tetap berada dalam
vagina pada saat penis dikeluarkan.
g. Glandula
bulbuurethralis (Glandula Cowperi). Berfungsi mengeluarkan mucus untuk
pelumasan.
3. Hormon
pada Pria
a. Hormon
testosterone
Dihasilkan
oleh sel interstitial yang terletak antara tubulus seminiferus.Testosteron yang
tidak terikat pada jaringan dengan cepat diubah oleh hati menjadi aldosteron
dan dehidroepialdosteron.
Fungsi
testosteron adalah sebagai berikut :
1) Efek
desensus (penempatan) testis
Hal
ini menunjukkan bahwa testosteron merupakan hal yang penting untuk perkembangan
seks pria selama kehidupan manusia dan merupakan faktor keturunan.
2) Perkembangan
seks primer dan sekunder
Sekresi
testosteron setelah pubertas menyebabkan penis, testis, dan skrotum membesar
sampai usia 20 tahun serta mempengaruhi pertumbuhan sifat seksual sekunder pria
mulai pada masa pubertas.
b. Hormon
gonadotropin
Kelenjar
hipofisis anterior menghasilkan dua macam hormone yaitu Lutein hormone (LH) dan
Folicle Stimulating Hormon (FSH).
c. Hormon
estrogen
Dibentuk
dari testosteron dan dirangsang oleh hormon perangsang folikel.Hormon ini memungkinkan spermatogenesis untuk
menyekresi protein pengikat endogen untuk mengikat testosterone dan estrogen
serta membawa keduanya ke dalam cairan lumen tubulus seminiferus untuk
pematangan sperma.
d. Hormon
pertumbuhan (Growth Hormone)
Hormon
ini diperlukan untuk mengatur latar belakang fungsi metabolism testis secara
khusus dan untuk meningkatkan pembelahan awal spermatogenesis.
4. Pengaturan
Fungsi Reproduksi
Pengaturan fungsi reproduksi dimulai dari pelepasan
hormone gonadotropin (GnRH) oleh hipotalamus lalu merangsang kelenjar hipofisis
anterior untuk menyekresi lutein hormon, hormon perangsang lutein hormone (LH),
dan follicle stimulating hormone (FSH).Lutein hormon merupakan rangsangan utama
untuk sekresi testosteron oleh testis dan folikel stimulating. Hormone yang
disekresi akan merangsang spermatogenesis.
5. Kegiatan
Seksual Pria
Rangsangan akhir organ sensorik dan sensasi seksual
menyebar melalui saraf pudendus melalui pleksus sakralis dari medulla spinalis
untuk membantu rangsangan aksi seksual dalam mengirim sinyal ke medulla dan
berfungsi untuk meningkatkan sensasi seksual yang berasal dari struktur
interna. Dorongan seksual akan mengisi organ seksual dengan sekret yang
menyebabkan keinginan seksual dengan merangsang kandung kemih dan mukosa
uretra. Unsur psikis rangsangan seksual sesuai dengan meningkatnya kemampuan
seseorang untuk melakukan kegiatan seksual dengan memikirkan/khayalan akan
menyebabkan terjadinya aksi seksual sehingga menimbulkan ejakulasi atau
pengeluaran sepanjang mimpi/khalayan, terutama pasa saat usia remaja.Aksi
seksual pada medulla spinalis, fungsi otak tidak terlalu penting karena
rangsangan genital yang menyebabkan ejakulasi dihasilkan dari mekanisme refleks
yang sudah terintregasi pada medulla spinalis lumbalis.Mekanisme ini dapat
dirangsang secara psikis dan seksual yang nyata ataupun kombinasi keduanya.
6. Spermatogenesis
Spermatogenesis
berasal dari kata sperma dan genesis (pembelahan). Pada spermatogenesis terjadi
pembelahan secara mitosis dan meiosis. Spermatogenesis merupakan tahap atau fase-fase pendewasaan
sperma di epididimis. Setiap satu spermatogonium akan
menghasilkan empat sperma matang.
Spermatogenesis adalah proses gametogenesis pada pria dengan cara
pembelahan meiosis dan mitosis. Spermatogenesis pada sprema biasa terjadi di
epididimis. Sedangkan tempat menyimpan sperma sementara terletak di vas
deferens. Berikut adalah tahap-tahap spermatogenesis:
a. Spermatogonium,
merupakan tahap pertama pada
spermatogenesis yang dihasilkan oleh testis. Spermatogoium terbentuk dari 46 kromosom dan 2N kromatid.
b.
Spermatosit primer, merupakan mitosis dari spermatogonium. Pada tahap ini tidak terjadi
pembelahan. Spermatosit primer terbentuk dari 46 kromosom dan 4N kromatid.
c. Spermatosit
sekunder, merupakan
meiosis dari spermatosit
primer. Pada
tahap ini terjadi pembelahan secara meiosis. Spermatosit sekunder terbentuk dari 23 kromosom dan 2N kromatid.
d.
Spermatid, merupakan meiosis dari spermatosit
sekunder. Pada
tahap ini terjadi pembelahan secara meiosis yang kedua. Spermatid terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid.
e.
Sperma, merupakan diferensiasi atau pematangan dari spermatid. Pada tahap ini terjadi diferensiasi. Sperma terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid dan merupakan tahap sperma yang
telah matang dan siap dikeluarkan.
C.
Anatomi
Sistem Reproduksi pada Wanita
Secara
anatomi, sistem reproduksi wanita terdiri dari genitalia eksternal dan
genitalia internal .Genitalia eksternal terdiri dari mons pubis, labia mayora,
labia minora, klitoris, glandula vestibularis mayor, glandula vestibularis
minor.Sedangkan genitalia internal terdiri dari vagianhymen, tuba uterina,
uterus, ovarium.
1. Genitalia
Eksternal
a. Mons pubis, yaitu penonjolan
berlemak di sebelah ventral simfisis dan daerah supra pubis.Sebagian besar mons
pubis terisi oleh lemak, jumlah jaringan lemak bertambah pada pubertas dan
berkurang setelah menopause.Setelah dewasa, mons pubis tertutup oleh rambut
kemaluan yang kasar.
b. Labia mayora, merupakan organ yang
terdiri atas dua lipatan yang memanjang
berjalan ke kaudal dan dorsal dari mons pubis dan keduanya menutup rima pudendi
(pudendal cleft). Permukaan dalamnya licin dan tidak mengandung rambut.Kedua
labia mayora di bagian ventral menyatu dan terbentuk komisura anterior.Jika
dilihat dari luar, labia mayora dilapisi oleh kulit yang mengandung banyak
kelenjar lemak dan tertutup oleh rambut setelah pubertas.
c. Labia minora, merupakan organ yang
terdiri atas dua lipatan kulit kecil terletak di antara kedua labia mayora pada
kedua sisi introitus vaginae.Kedua labium minus membatasi suatu celah yang
disebut sebagai vestibulum vaginae. Labia minora ke arah dorsal berakhir dengan
bergabung pada aspectus medialis labia mayora dan di sini pada garis mereka
berhubungan satu sama lain berupa lipatan transversal yang disebut frenulum
labii. Sementara itu, ke depan masing-masing minus terbagi menjadi bagian
lateral dan medial.Pars lateralis kiri dan kanan bertemu membentuk sebuah
lipatan di atas (menutup) glans klitoris disebut preputium klitoridis. Kedua
pars medialis kiri dan kanan bergabung
di bagian kaudal klitoris membentuk frenulum klitoris. Labia minora tidak mengandung lemak dan kulit
yang menutupnya berciri halus, basah dan agak kemerahan.
d. Klitoris. Terletak dorsal dari
komissura anterior labia mayora dan hamper keseluruhannya tertutup oleh labia
minora.Klitoris mempunyai tiga bagian yaitu krura klitoris, korpus klitoris dan
glans klitoris.
e. Glandula vestibularis mayor, Sering
disebut juga kelenjar Bartholini, merupakan kelenjar yang bentuknya bulat/ovoid
yang ada sepanjang dan terletak dorsal dari bulbus vestibule atau tertutup oleh
bagian posterior bulbus vestibuli.
f. Glandula vestibularis minor, mengeluarkan
lendir ke dalam vestibulum vagina untuk melembapkan labia minora dan mayora serta
vestibulum vagina.Organ ini adalah daerah dengan peninggian di daerah dengan
peninggian di daerah median membulat terletak ventral dari simfisis
pubis.Sebagian besar terisi oleh lemak.Setelah pubertas, kulit diatas tertutup
rambut kasar.
2. Genitalia
Internal
a. Vagina. Secara anatomi, vagina
merupakan organ yang berbentuk tabung dan membentuk sudut kurang lebih 60
derajat dengan bidang horizontal.Namun, posisi ini berubah sesuai dengan isi
vesika urinaria. Dinding ventral vagina yang ditembus serviks panjangnya7,5 cm,
sedangkan panjang dinding posterior kurang lebih 9 cm. Dinding anterior dan
posterior ini tebal dan dapat diregang. Dinding lateralnya di bagian cranial
melekat pada ligament Cardinale, dan di bagian kaudal melekat pada diafragma
pelvis sehingga lebih rigid dan terfiksasi.Vagina ke bagian atas berhubungan
dengan uterus, sedangkan bagian kaudal membuka pada vestibulum vagina pada
lubang yang disebut introitus vaginae.
b. Himen, yaitu lipatan mukosa yang
menutupi sebagian dari introitus vagina.Himen tidak dapat robek disebut hymen
imperforatus. Terdapat beberapa bentuk himen diantaranya :himen anular, himen
septal, himen kribiformis, himen parous.
c. Tuba uterina atau tuba fallopi
memiliki panjang masing-masing tuba kurang lebih 10 cm. Dibagi atas 4 bagian
(dari uterus kea rah ovarium) yaitu pars uterine tubae (pars intramuralis),
isthmus tubae, ampulla tubae, dan infundibulum tubae.
d. Uterus, merupakan organ berongga
dengan dinding muscular tebal, terletak di dalam kavum pelvis minor (true
pelvis) antara vesika urinaria dan rectum.Ke arah kaudal, kavum uteri
berhubungan dengan vagina. Uterus berbentuk seperti buah pir (pyriformis)
terbalik dengan apeks mengarah ke kauda dorsal, yang membentuk sudut dengan
vagina sedikit lebih 90 derajat uterus seluruhnya terletak di dalam pelvis
sehingga basisnya terletak kaudal dari aperture pelvis kranialis. Organ ini
tidak selalu terletak tepat di garis median, sering terletak lebih kanan.
Posisi yang tidak tepat (fixed) bisa berubah tergantung pada isi vesika
urinaria yang terletak ventro kaudal dan isi rectum yang terletak dorso
cranial. Panjand uterus kurang kebih 7,5 cm, lebarnya kurang lebih 5 cm,
tebalnya kurang lebih 2,5 cm, beratnya 30-40 gram. Uterus dibagi menjadi tiga
bagian yaitu fundus uteri, korpus uteri dan serviks uteri.
e. Ovarium. Ukuran dan bentuk ovarium
tergantung umur dan stadium siklus menstruasi.Bentuk ovarium sebelum ovulasi
adlah ovoid dengan permukaan licin dan berwarna merah muda keabu-abuan.Setelah
berkali-kali mengalami ovulasi, maka permukaan ovarium tidak rata/licin karena
banyaknya jaringan parut (cicatrix) dan warnanya berubahm menjadi abu-abu.Pada
dewasa muda ovarium berbentuk ovoid pipih dengan panjang kurang lebih 4 cm,
lebar kurang lebih 2 cm, tebal kurang lebih 1 cm dan beratnya kurang lebih 7
gram. Posisi ovarium tergantung pada posisi uterus karena keduanya dihubungkan
oleh ligamen-ligamen.
D.
Fisiologi
Sistem Reproduksi pada Wanita
1.
Genitalia eksternal
a. Glandula vestibularis mayor
Berfungsi melubrikasi bagian distal
vagina.
b. Glandula vestibularis minor
Berfungsi mengeluarkan lender untuk
melembabkan vestibulum vagina dan labium pudendi.
2.
Genitalia internal
a. Vagina
Sebagai organ kopulasi, jalan lahir
dan menjadi duktus ekskretorius darah menstruasi.
b. Tuba uterine
Berfungsi
membawa ovum dari ovarium ke kavum uteri dan mengalirkan spermatozoa dalam arah
berlawanan dan tempat terjadinya fertilisasi.
c. Uterus
Sebagai
tempat ovum yang telah dibuahi secara normal tertanam dan tempat normal dimana
organ selanjutnya tumbuh dan mendapat makanan sampai bayi lahir.
d. Ovarium
Sebagai
organ eksokrin (sitogenik) dan endokrin.Disebut sebagai organ eksokrin karena
mampu menghasilkan ovum saat pubertas, sedangkan disebut sebagai organ kelenjar
endokrin karena menghasilkan hormone estrogen dan progesteron.
3.
Hormon pada Wanita
a. Hormon estrogen
Estrogen
memengaruhi organ endokrin dengan
menurunkan sekresi FSH, dimana pada beberapa keadaan akan menghambat
sekresi LH dan pada keadaan lain meningkatkan LH. Pengaruh terhadap organ
seksual antara lain pada pembesaran ukuran tuba falopii, uterus, vagina,
pengendapan lemak pada mons veneris, pubis, dan labia, serta mengawali
pertumbuhan mammae. Pengaruh lainnya adalah kelenjar mammae berkembang dan
menghasilkan susu, tubuh berkembang dengan cepat, tumbuh rambut pada pubis dan
aksilla, serta kulit menjadi lembut.
b. Hormon progesterone
Dihasilkan
oleh korpus luteum dan plasenta, bertanggung jawab atas perubahan endometrium
dan perubahan siklik dalam serviks serta vagina. Progesteron berpengaruh
sebagai anti estrogenic pada sel-sel miometrium. Efek progesterone terhadap
tuba falopii adalah meningkatkan sekresi dan mukosa. Pada kelenjar mammae akan
meningkatkan perkembangan lobulus dan alveolus kelenjar mammae, kelenjar
elektrolit serta peningkatan sekresi air dan natrium.
c. Foliclle stimulating hormone (FSH)
FSH
dibentuk oleh lobus anterior kelenjar hipofisi. Pembentukan FSH ini akan
berkurang pada pembentukan/pemberian estrogen dalm jumlah yang cukup seperti
pada kehamilan.
d. Lutein hormone (LH)
LH
bekerjasama dengan FSH untuk menyebabkan terjadinya sekresi estrogen dari
folikel de Graaf. LH juga menyebabkan penimbunan substansi dari progesterone
dalam sel granulosa.
e. Prolaktin atau luteotropin hormone
(LTH)
Fungsi
hormon ini adalah untuk memulai mempertahankan produksi progesterone dari
korpus luteum.
4.
Ovulasi
Pada wanita yang mempunyai siklus seksual normal 28 hari,
sesudah terjadinya menstruasi, tidak berapa lama sebelum ovulasi, dinding luar
folikel yang menonjol akan membengkak dengan cepat.
Dalam waktu 30 menit kemudian cairan akan mulai mengalir
dari folikel ke stigma. Sekitar 2 menit kemudian, folikel menjadi lebih kecil
karena kehilangan cairan. Stigma akan robek cukup besar dan cairan yang lebih
kental yang terdapat di bagian tengah folikel akan mengalami evaginasi keluar
dan kedalam abdomen. Cairan kental ini membawa ovum yang dikelilingi oleh
beberapa ratus sel granulose kecil yang disebut corona radiata.
5.
Oogenesis
Oogenesis merupakan proses dari bentuk betina gametogenesis yang setara
dengan jantan yakni spermatogenesis. Oogenesis berlangsung melibatkan
pengembangan berbagai tahap reproduksi telur sel betina yang belum matang.
6.
Menstruasi
Siklus menstruasi dibagi atas empat
fase.
a)
Fase menstruasi, Yaitu luruh dan dikeluarkannya dinding rahim dari tubuh.Hal
ini disebabkan berkurangnya kadar hormon
seks. Hali ini secara bertahap terjadi
pada hari ke-1 sampai 7.
b) Fase
pra-ovulasi, Yaitu masa
pembentukan dan pematangan ovum dalam ovarium yang dipicu oleh peningkatan kadar estrogen dalam tubuh. Hal ini terjadi secara bertahap pada hari ke-7 sampai 13.
c)
Fase ovulasi atau Masa subur adalah suatu masa dalam siklus menstruasi wanita
dimana sel telur yang matang siap untuk dibuahi. menurut beberapa literatur,
masa subur adalah 14 hari sebelum haid selanjutnya. Apabila wanita tersebut
melakukan hubungan seksual pada masa subur atau ovulasi maka kemungkinan
terjadi kehamilan.
d)
Fase pascaovulasi, Yaitu masa kemunduran ovum bila tidak terjadi fertilisasi. Pada tahap ini, terjadi kenaikan produksi progesteron sehingga endometrium menjadi lebih tebal dan siap menerima embrio untuk berkembang. Jika tidak
terjadi fertilisasi, maka hormon
seks dalam tubuh akan berulang dan
terjadi fase menstruasi kembali.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
A. Sistem saraf
merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan
dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh.Sistem saraf terdiri dari
jutaan sel saraf (neuron).Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls)
yang berupa rangsang atau tanggapan.Sistem saraf dibagi menjadi dua, yaitu
sitem saraf pusat dan sistem saraf perifer.Sistem saraf pusat terdiri dari otak
dan sumsum tulang belakang.Sistem saraf perifer terdiri dari sitem saraf sadar
dan sistem saraf tidak sadar.
B. Pencernaan makanan
adalah aktivitas saluran makanan (tractus digectivus) dan kelenjar-kelenjarnya
dalam sauatu proses memersiakan makanan untuk dapat diserap oleh usus. Dan organ-organ tersebut adalah:
1.
Mulut
2.
Kerongkongan
3.
Lambung
4.
Usus
halus
5.
Usus
besar
C. Sistem reproduksi
pria dan wanita berbeda. Pada reproduksi pria memiliki penis dan kelenjar
testis untuk menghasilkan sperma, kematangan sel sperma di tandai dengan mimpi
basah pada usia pubertas Pada system reproduksi wanita memiliki vagina dan
ovarium untuk menghasilkan ovum. Kematangan sel telur atu ovum ditandai
menarche pada usia antara 13-16 tahun. Apabila terjadi pertemuan antara sel
sperma dan sel ovum akan terjadi kehamilan yang akan berkembang menjadi janin.
3.2
Saran
Dengan mengetahui sistem-sistem yang ada pada tubuh manusia ini,
kita mengharapkan para pembaca maupun teman-teman yang lain dapat mengenal lebih
dekat bagian-bagian dari keadaan tubuh kita.
DAFTAR
PUSTAKA
Drs.
H. Syaifuddin, 2006. AMK. Anatomi Fisiologi
untuk mahasiswa Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta (Halaman
167-191)
Syaifuddin,
2009. Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa
Keperawatan Edisi 2. Penerbit Salemba Medika: Jakarta (Halaman 149-155)
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete