Aspek Pendidikan Pada Anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Sekitar
20 sampai 30 persen anak-anak dengan ADHD juga memiliki ketidakmampuan belajar (learning disability, LD). Ini adalah masalah yang
sulit di identifikasi mengingat kecerdasan pada anak ada yang tinggi ada yang
rendah. Pada anak-anak prasekolah, ini sering muncul sebagai kesulitan memahami
suara-suara tertentu atau kata-kata dan/atau kesulitan dalam mengekspresikan
diri dengan kata-kata. Pada anak-anak usia sekolah, mereka memmpunyai masalah
dalam membaca atau mengeja, masalah menulis, dan gangguan matematika mungkin
muncul. Salah satu jenis tertentu gangguan membaca, disleksia, adalah sangat
umum pada anak ADHD. Ketidakmampuan membaca mempengaruhi hingga delapan persen
anak-anak sekolah dasar. Seorang anak dengan ADHD mungkin beijuang dengan
belajar, tetapi dia sering dapat belajar ketika dia mendapat penanganan ADHD.
ADHD
dapat mengganggu kemampuan anak untuk berprestasi di sekolah serta kemampuan
untuk berkembang dan mempertahankan hubungan sosial (dengan lingkungan). ADHD
dapat meningkatkan risiko anak dikeluarkan dari sekolah atau menghadapi problem
disiplin.
Banyak
Anak ADHD / Anak Hiperaktif akan membuat penyesuaian diri yang baik saat mereka
tumbuh dewasa, terutama jika mereka telah diperlakukan dengan pemahaman. Hal
ini karena sebagai anak-anak semakin tua mereka mengembangkan lebih banyak
perhatian dan kontrol impuls. Kadang-kadang masalah terus berlanjut dan,
karena kondisi cenderung untuk menjauhkan orang dari kelompok sosial yang
normal dan pendidikan, orang dewasa muda beresiko masuk ke obat-obatan dan
anti-kegiatan sosiallainnya.
Menurut
Prof
Taylor: Baik guru
dan orang tua dapat merasa sulit untuk hidup dengan anak ADHD, dan toleransi
mereka dan kemampuan untuk mengatasi sebagian dapat mempengaruhi apakah itu
disajikan sebagai masalah. Sebuah keluarga yang terkena ADHD ingin penerimaan
dan pemahaman masalah, pendidikan yang sesuai dan (kadang) perawatan medis atau
psikologis. Tapi keluarga sering menemukan diri mereka dalam konflik dengan
sikap masyarakat yang mencurigakan mengidentifikasi ADHD sebagai kondisi dan
berpikir mungkin alibi untuk orangtua miskin atau pendidikan yang buruk.
Penilaian
yang diberikan oleh guru tentu saja merupakan indikator yang baik tentang
bagaimana sebenarnya yang dilakukan seorang anak pada saat di sekolah. Hanya
orang tua yang lebih banyak mengetahui kehidupan seorang anak di rumah, namun
guru cenderung lebih memahami peran dan performa seorang anak di sekolah. Sehingga,
peran kedua aspek ini telah dinilai oleh para peneliti sebagai kunci dalam
mengimplementasikan program yang berpengaruh terhadap kesehatan mental dan
Fisik anak yang didiagnosis ADHD.
Peran
pelayanan kesehatan di dalam suatu komunitas juga penting, bukan hanya dalam
pemberian terapi medis tetapi juga tanpa perhatian yang diberikan oleh penyedia
pelayanan kesehatan, seorang individu mungkin tidak dapat mengimplementasikan guideline yang diberikan. Beberapa aspek
seperti fungsi yang terganggu, kualitas hidup, kemampuan beradaptasi, dan
pengambilan keputusan. Seseorang dengan ADHD menunjukkan gangguan dalam
perilaku, akademik, dan peran sosial. Kualitas hidup yang dipengaruhi oleh
perilaku, kepercayaan diri, kesehatan mental dan emosi pada anak dan dewasa
dengan Sehingga melalui pendekatan yang dilakukan secara holistik dapat
menghasilkan perbaikan. Dengan adanya terapi perilaku dan terapi farmakologis
menunjukkan adanya kemajuan yang bermakna secara statistik. Meskipun terapi
farmakologis bisa jadi lebih superior dibandingkan dengan terapi
psikososial dalam memperbaiki gejala ADHD, terapi psikososial saja atau dengan
kombinasi terapi medikamentosa dapat lebih baik dalam memperbaiki gangguan pada
aspek lain seperti hubungan orang tua dan anak, dan akademik anak.
Dampak ADHD
terhadap pendidikan
- Tidak dapat segera memulai suatu kegiatan
- Prestasi kurang
- Bekeija terlalu Imbat atau cepat
- Melupakan instruksi atau penjelasan
- Tidak melakukan tugas
- Selalu meninggalkan benda-benda samapai menit terakhir
- Selalu bingung
- Menangguhkan pekerjaan
- Motivasi yang kurang
- Kesulitan mengerjakan tugas
- Menghindari teman, berperilaku kacau.
Comments
Post a Comment