MAKALAH
PENGEMBANGANG KARIER BIDAN
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut
nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji hanya bagiNya. Semoga
sholawat beserta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, nabi besar
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, dan juga kepada para pengikutnya
yang setia hingga akhir zaman.
Puji syukur
Alhamdulilah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
segala rahmat, hidayah-Nya. Sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan dengan
baik dan lancar tepat pada waktunya.
Makalah dengan
judul “PRINSIP PENGEMBANAGAN KARIER BIDAN”
sebagai tugas mata kuliah profesionalisme kebidanan.
Penulis berharap
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa Akbid Stikes Rajawali Bandung.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, karena
masih banyak kekurangan dan kesalahan. Maka kami menerima kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk meyempurnakan makalah ini.
Dengan makalah
ini,kami mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kami
serta pembaca pada umumnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN TEORI
A. Pengembangan karir bidan............................................................................ 2
B. Konsep dasar pemasaran social..................................................................... 6
C. Pemasaran jasa kebidanan............................................................................. 19
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................... 30
B. Saran............................................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Karir merupakan kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan
jenjang jabatan dan jenjang pangkat bagi seorang
pegawai negeri padasuatu organisasi dalam jalur karir yang telah ditetapkan dalam
organisasinya
Pengembangan karier bidan merupakan
kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan jenjang jabatan dan jenjang pangkat bagi seorang pegawai negeri pada
suatu organisasi dalam jalur karier yang telah ditetapkan dalam organisasi.
Pengembangan karier bidan meliputi
karier fungsional dan karier struktur . pada saat ini pengembangan karier bidan
secara fungsional telah disiapkan dengan jabatan fungsional bagi bidan, serta melalui
pendidikan berkelanjutan baik secara formal maupun non formal yang hasil akhirnya
akan meningkatkan kemampuan professional bidan dalam melaksanakan fungsinya.
Fungsi bidan nantinya sebagai pelaksana
(pendidik, peneliti, bidan coordinator dfan bidan penyedia). Sedangkan karier bidan
dalam jabatan structural tergantung dimana bidan bertugas apakah di Rumah sakit,
puskesmas, bidan di desa, atau instansi swasta.
Karier tersebut dapat dicapai oleh
bidan di tiap tatanan pelayanan kebidanan/ kesehatan sesuai dengan tingkat kemampuan,
kesempatan kebijakan yang ada.
B.
RUMUSAN MASALAH
Apa yang menjadi prinsip dari pengembangan karier bidan
C.
TUJUAN
Dapat mengetahui prinsip yang mempengaruhi
dalam proses pengembangan bidan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGEMBANGAN KARIR BIDAN
1.
Pengertian
Pengembangan Karir Bidan
Karir mempunyai 3 pengertian yang
berbeda, diantaranya:
a.
Karir sebagai suatu rangkaian promosi
jabatan atau mutasi ke jabatanyang lebih tinggi dalam jenjang hirarki yang dialami
oleh seorang tenaga kerja selama masa kerjanya.
b.
Karir sebagai suatu penunjuk pekerjaan
yang memiliki gambaran atau pola pengembangan yang jelas dan sistematis.
c.
Karir sebagai suatu sejarah kedudukan
seseorang, suatu rangkaian pekerjaan atau posisi yang pernah dipegang seseoranga
selama masa kerjanya. Oleh karena itu, pengertian yang terakhir ini sangat luas
dan umum, karena setiap orang pasti mempunyai sejarah pekerjaan yang berarti setiap
orang pasti mempunyai karir.
Pengembangan karir bidan adalah perjalanan
pekerjaan seseorang dalam organisasi sejak diterima dan berakhir pada saat tidak
lagi bekerja diorganisasi tersebut. Pengembangan karir (career development) menurut
Mondy meliputi aktivitas-aktivitas untuk mempersiapkan seorang individu pada kemajuan
jalur karir yang direncanakan.
Selanjutnya ada beberapa prinsip pengembangan
karir yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
Pekerjaan itu sendiri mempunyai pengaruh
yang sangat besar terhadap pengembangan karir. Bila setiap hari pekerjaan menyajikan
suatu tantangan yang berbeda, apa yang dipelajari di pekerjaan jauh lebih penting
daripada aktivitas rencana pengembangan formal.
Bentuk pengembangan skill yang dibutuhkan
ditentukan oleh permintaan pekerjaan yang spesifik. Skill yang dibutuhkan untuk
menjadi supervisor akan berbeda dengan skill yang dibutuhkan untuk menjadi middle
manager.
Pengembangan
akan terjadi hanya jika seorang individu belum memperoleh skill yang sesuai dengan
tuntutan pekerjaan. Jika tujuan tersebut dikembangkan lebih lanjut oleh seorang
individu maka individu yang telah memiliki skill yang dituntut pekerjaan akan menempati
pekerjaan yang baru.
Waktu yang digunakan untuk pengembangan
dapat direduksi/dikurangi dengan mengidentifikasi rangkaian penempatan pekerjaan
individu yang rasional.
Pengembangan karir (career development)
terdiri dari:
·
Perencanaan karir (career planning), yaitu suatu
proses dimana individu dapat mengidentifikasi dan mengambil langkah langkah untuk
mencapai tujuan-tujuan karirnya. Perencanaan karir melibatkan pengidentifikasian
tujuan-tujuan yang berkaitan dengan karir dan penyusunan rencana-rencana untuk mencapai
tujuan tersebut.
·
Manajemen karir (career management). proses dimana
organisasi memilih, menilai, menugaskan, dan mengembangkan para pegawainya guna
menyediakan suatu kumpulan orang-orang yang berbobot untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
dimasa yang akan datang. (Simamora, 2001:504)
Berdasarkan pengertian di atas maka
terdapat tanggung jawab yang berbeda antara individu/pegawai dan organisasi dalam
mengelola karir, seperti terlihat pada bagan berikut ini :
Perencanaan karir merupakan proses
untuk :
·
Menyadari diri sendiri terhadap peluang,
kesempatan, kendala, pilihan, dan konsekuensi.
·
Mengidentifikasi tujutn-tujuan yang
berkaitan dengan karir.
·
Penyusunan program kerja, pendidikan,
dan yang berhubungan dengan pengalaman-pengalaman yang bersifat pengembangan guna
menyediakan arah, waktu, dan urutan langkah-langkah yang diambil untuk meraih tujuan
karir.
Tujuan dari
pengembangan karir bidan, diantaranya:
·
Mendapatkan persyaratan menempati
posisi/jabatan tertentu.
·
Mengusahakan pengembangan karir karena
tidak otomatis tercapai, terganutng pada lowongan/jabatan, keputusan dan tergantung
presensi pimpinan.
·
Peraturan, ketentuan dan cara pengembangan
karir terdapat pada:
·
Permen neg Pendayagunaan Aparatur
Negara No:01/PER/M.PAN/1/2008
2.
Prinsip Pengembangan
Karier Bidan
Berikut beberapa yang menjadi prinsip pengembangan bidan
a.
Pendidikan lanjut
Pendidikan berkelanjutan adalah suatu
usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, hubungan antar manusia dan moral bidan
sesuai dengan kebutuhan / pelayanan dan standar yang telah ditentukan oleh hasil
melalui pendidikan formal dan non formal.pengembangan pendidikan kebidanan seyogyanya
dirancang secara berkesinambungan, berjenjang dan berlanjut sesuai dengan prinsip
belajar seumur hidup bagi bidan yang mengabdi ditengah-tengah masyarakat. Tujuan
pendidikan berkelanjutan adalah untuk mempertahankan profesionalisme bidan, baik
melalui pendidikan formal yang telah dirancang dan diselenggrakan oleh pemerintah.
dan swasta dengan dukungan IBI adalah program DIII,dan DIV BIDAN PENDIDIK.
b.
Job fungsional
Job fungsional merupakan kedudukan
yang menunjukkan tugas, kewajiban, hak serta wewenang pegawai negeri sipil yang
dalam melaksanakan tugasnya diperlukan keahlian tertentu serta kenaikan pangkatnya
menggunakan angka kredit. Adapun jenis jabatan dibidang kesehatan adalah dokter,
dokter gigi, perawat, bidan, apoteker, farmasi dan lain-lain. Jabatan dapat ditinjau
dari 2 aspek, yaitu jabatan structural dan jabatan fungsional. Jabatan structural
adalah jabatan yang secara jelas tertera dalam sturktur dan diatur berjenjang dalam
suatu organisasi, sedangkan jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau serta
dihargai dari aspek fungsinya yang vital dalam kehidupan masyarakat dan Negara.
3.
Prinsip Pengembangan
Karier Bidan Dikaitkan Dengan Peran, Fungsi Dan Tanggung Jawab Bidan
a.
Sebagai pelaksana
Bidan melaksanakan tugas mandiri,
kolaborasi/kerjasama dan ketergantungan
b.
Sebagai pengelola
Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan
terutama pelayanan kebidanan untuk individu,keluarga, kelompok,dan masyarakat di
wilayah kerja dengan melibatkan klien /masyarakat.
Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan
program kesehatan dan sector lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan
dukun bayi, kader kesehatan dan tenaga kesehatan lain yang berada bawah bimbingan
dalam wilayah kerja.
c.
Sebagai pendidik
Memberikan pendidikan dan penyuluhan
kesehatan pada individu keluarga, kelompok dan masyarakat tentang penaggulangan
masalah kesehatan khususnya yang berhubungan dengan pihak terkait, kesehatan ibu
anak dan kb.
Melatih dan membimbing kader termasuk
siswa bidan seta membina dukun di wilayah atau tempat kerjanya.
d.
Sebagai peneliti
Melakukan investigasi atau penelitian
terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri maupun kelompok.adapun tanggung
jawab bidan sebagai berikut:
Ø Memberikan
konseling kepada: remaja putri, pra nikah, pra hamil,ibu bersalin, ibu nifas, klimakterium,
dan menopause.
Ø Memberikan
pelayan kebidanan nomal, antara lain:ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,pemriksaan
fisik.
Ø Memberikan
pelayan kebidanan abnormal;
· Pada ibu hamil;abortus
imminens, hyperemesis tk. I, pre eklampsi,anemia.
· Pada persalinan:letak
sungsang, KPD tanpa infeksi, HPP, laserasi, dystosia.
Ø
Memberikan pelayanan kebidanan kepada
anak:intranatal,hyportemi, kontak dini,ASI eksklusif, perwatan tali pusar,resusitasi
pada asfiksia, pengobatan penyakit ringan.
Ø
Memberikan pelayanan KB
Ø
Penaganan efek samping,pembddrtian
alkon,suntik pil, AKBP, tanpa penyulit.
e.
Tanggung jawab bidan
Ø Tanggung jawab
bidan terhadap perundang-undangan
Ø Tanggung jawab
bidan terhadap pengembangan kompetensi
Ø Tanggung jawab
bidan terhadap penyimpanan catatan kebidanan
Ø Tanggung jawab bidan terhadap keluarga yang dilayani
Ø Tanggung jawab
bidan terhadap profesi
Ø Tanggung jawab
bidan terhadap masyarakat
B.
KONSEP DASAR
PEMASARAN SOSIAL
1.
Pengertian Pemasaran
Dalam ilmu social terdapat beberapa pengertian
dan tujuan dari pemasaran diantaranya adalah: American Marketing Assosoation mendefinisikan
marketing sebagai kegiatan bisnis yang mengarahkan arus barang atau jasa dari produsen
ke konsumen atau pengguna.
Menurut Yeyeh Rukiyah Tahun 2011 pemasaran
sebagai upaya penggunaan dan teknik pemasaran untuk meningkatkan penerimaan suatu
gagasan atau perilaku soasial. Pemasaran juga dapat diartikan sebagai kegiatan manusia
yang diarahkan intuk kepuasan, keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran.
Pemasaran identik dengan proses perdagangan
barang yang diorentasikan sebagai preoses jual beli dan tawar menawar, sehingga
pemasaran kadang menjadi hal yang terlupakan ketika kita membahas tentang penyediaan
jasa.
Defenisi pemasaran
menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
a.
Sumarni dan Soeprihanto (1995 )
Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan
dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan
dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan.
b.
WY. Stanton (1997 )
Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi
seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan dari sebuah perencanaan dan penentuan
harga sampai dengan promosi dan distribusi barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan
pembeli.
c.
Trioso Purnawarman (2001 )
Pemasaran adalah suatu proses sosial
dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan
mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama
lain.
d.
Philip Kotler (Marketing)
Pemasaran adalah kegiatan manusia yang
diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.
e.
Philip Kotler dan Amstrong
Pemasaran adalah sebagai suatu proses
sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka
butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai
dengan orang lain.
Dari beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan
bahwa pemasaran merupakan suatu kegiatan atau proses tukar menukar yang dapat memberikan
nilai baik bagi konsumen maupun produsen sehingga dapat tercipta serangkaian kegiatan
dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta pemantauan.
Pemasaran sosial pada dasarnya tidak
berbeda dengan pemasaran komersial, pemasaran sosial menggunakan teknik analisis
yang sama (riset pasar, pengembangan produk, penentuan harga, keterjangkauan, periklanan
dan promosi). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemasaran sosial adalah penerapan
konsep dan teknik pemasaran untuk mendapatkan manfaat sosial. Tentu saja ada sedikit
perbedaan antara pemasaran komersial dengan pemasaran sosial.
Perbedaan antara pemasaran komersial
dan pemasaran sosial menurut Depkes (1997) antara lain adalah: 1) penggunaan produk
sosial biasanya lebih rumit dari pada produk komersial, misal penggunaan oralit
tidak semudah minum coca-cola, 2) produk sosial sering kali kontroversial, 3) keuntungan
produk sosial tidak cepat dirasakan, 4) saluran distribusi untuk produk-produk sosial
lebih sulit dikontrol karena biasanya menyangkut banyak pihak, 5) konsumen pada
umumnya tidak mampu, rawan terhadap penyakit dan berpendidikan rendah
Pemasaran sosial dalam program-program
kesehatan internasional berperan dalam penjualan komoditi dan gagasan atau prilaku.
Pada kenyataannya pemasaran sosial hampir selalu dimulai dengan promosi tentang
sikap atau kepercayaan yang berkaitan dengan kesehatan. Berdasarkan itu disampaikan
anjuran tentang produk atau pelayanan baru, dan diberikan petunjuk tentang cara
penggunaan yang efektif.
Produk-produk yang secara sosial bermanfaat
(seperti kondom, pil kontrasepsi, tablet Fe dan oralit) dan sering disubsidi, proses
penjualan ternyata sangat rumit. Karena harus meningkatkan motivasi konsumen, merangsang
kegiatan perusahaan, agen dan pengecer, meningkatkan potensi kemandirian program
dimasayang akan datang, dan kesemuanya merupakan ukuran keberhasilan program. Teknik-
teknik pemasaran menjadi penting untuk “menjual” perilaku baru. Para konsumen harus
melakukan pertukaran yang rumit antara perilaku baru serta memerlukan waktu dan
daya untuk mendapatkan hasil yang hanya dapat dibuktikan dalam jangka waktu yang
panjang dan mungkin membuahkan akibat yang tidak menyenangkan dalam waktu pendek.
Pemasaran sosial pada dasarnya berorientasi
pada konsumen. Konsumen atau pengguna bukan hanya merupakan sasaran pokok, tapi
juga sebagai pengukur apakah kegiatan yang dilaksanakan cocok, diminati, dan berhasil.
Konsumen secara sistematis dimintai saran sepanjang proses pemasaran sosial, memberikan
data untuk berbagai keputusan pemasaran yang menentukan ( Depkes, 1997).
Pemasaran Sosial
VS Pemasaran Komersial ( Rukiyah Yeyeh, 2011 )
a.
Pemasaran social mempunyai tujuna akhir
: prubahan periklaku atau gaya hidup yang ditu relative tidak mengenakkan, merepotkan
dan tidak memiliki reward, konsumen sering merasa keberatan mengubah perilaku yang
sudah berakar dalam kehidupannya , apalagi bila perubahan tersebut dinilai berlawanan
dengan budaya, sedangkan pemasaran komersial bertujuan sasaran konsumen berkompetisi
menggunakan produk tersebut dengan menaikkan konsumsi berproduk. Konsumen merasakan
secara langsung “ kenikmatan “ yang diperoleh dengan membeli produk.
b.
Pemasaran social mengharapkn hasil akhir
lebih susah di monitor, yaitu perubahan perilaku yang biasanya memerlukan waktu
lama, sedangkan pemasaran komersial bisnis komersial dianggap suskses sekalipun
hanya sebagian sasaran menggunakan merek produk tersebut. Hasil akhir mudah dievaluasi
karena penjualan ( nilai) produk naik.
c.
Dalam pemasaran social dana diserahkan
untuk kampanye kesehatan biasanya terbatas dan pemegang keputusan belum banyak menyadari
kepentingan memasarkan jasa social itu. Sedangkan pemasaran komersial dana lebih
besar karena pemegang keputusan menyadari perlunya sales force.
2. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran berasal dari dua
kata yaitu manajemen dan pemasaran. Menurut Kotler dan Armstrong pemasaran adalah
analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari program-program yang
dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara pertukaran yang menguntungkan
dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan. Sedangkan manajemen adalah
proses perencanaan (Planning), pengorganisasian (organizing) penggerakan (Actuating)
dan pengawasan.
Jadi dapat diartikan
bahwa Manajemen Pemasaran adalah sebagai analisis, perencanaan, penerapan, dan pengendalian
program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran
yang menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan – tujuan
organisasi.
Manajemen pemasaran berasal dari dua
kata yaitu manajemen dan pemasaran, yang meliputi:
a.
Analisis
Analisis yaitu dengan membuat inventarisasi
kelompok sasaran dan mencari institusi yang dapat yang dapat membantu dan bekerja
sama. Sasaran pemasaran jasa asuhan kebidanan adalah ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas, bayi, balita, calon pengantin, pasangan usia subur, wanita usia menopause,
dan lanjut usia.
b.
Melakukan riset
Tujuan melakukan riset yaitu untuk mengetahui
tanggapan masyarakat terutama kelompok sasaran terhadap jasa pelayanan yang akan
diberikan.
c.
Menyusun strategi pemasaran
Strategi yang digunakan disini merupakan
serangkaian tindakan terpadu menuju keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi
pemasaran adalah :
1)
Faktor micro, yaitu perantara pemasaran,
pesaing dan masyarakat.
2)
Factor macro, yaitu demografi/ ekonomi,
politik hukum, teknologi/fisik dan sosial/ budaya.
3)
Strategi pemasaran dari sudut pandang
penjual :
a) Tempat yang strategis
b) Produk yang bermutu
c) Harga yang kompetitif
d) Promosi yang gencar
4)
Strategi pemasaran dari sudut pandang
pembeli/ pelanggan :
a) Kebutuhan dan keinginan pelanggan
b) Biaya
c) Kenyamanan
d) Komunikasi
5)
Monitoring dan evaluasi
Kegiatan monitoring adalah proses untuk
menemukan kekurangan atau kesalahan pada strategi yang telah ditetapkan. Evaluasi
merupakan kegiatan untuk mengetahui apakah tujuan dari strategi pemasaran telah
tercapai atau belum
6)
Pelaksanaan proses pemasaran
Kegiatan ini menggunakan media yang telah
dipersiapkan untuk menunjang program melalui pesa- pesan sehingga mudah diingat
oleh masyarakat luas atau konsumen
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Faktor-faktor yang mempangaruhi pemasaran
yaitu:
a.
Kebutuhan, Keinginan dan permintaan.
Ada perbedaan antara kebutuhan, keinginan,
dan permintaan. kebutuhan manusia
(human needs) adalah keadaan dimana manusia merasa tidak memiliki kepuasan dasar
atau kepuasan yang dimiliki seseorang tersebut tidak terbatas. Kebutuhan tidak diciptakan
oleh masyarakat atau penyedia barang atau jasa, namun sudah ada dan terukir dalam
hati setiap individu. Keinginan (wants)
adalah hasrat akan suatu hal sesuai dengan kebutuhannya tersebut. keinginan manusia
dibentuk oleh kekuatan dan institusi sosial. Permintaan (demans) adalah keinginan akan sesuatu yang
didukung dengan kemampuan serta kesediaan membelinya. Keinginan menjadi permintaan
bila di dukung dengan daya beli. Perbedaan ini
bisa menjelaskan bahwa penyedia barang/jasa mempengaruhi keinginan dan permintaan
dengan membuat suatu produk yang cocok, menarik, terjangkau dan mudah di dapatkan
oleh pelanggan yang dituju.
b. Produk
Produk merupakan sesuatu yang dapat ditawarkan
untuk menuaskan suatu kebutuhan dan keinginan masyarakat.
c. Transaksi
Transaksi merupakan proses seseorang
mendapatkan produk baik dengan memproduksi sendiri, pemaksaan, meminta maupun pertukaran.
d. Pertukaran
Pertuakaran merupakan tindakan memperoleh
barang yang dibutuhkan atau dikehendaki seseorang dengan menawarkan suatu imbalan.
e. Pasar.
Pasar terdiri dari semua pelanggan yang
potensial memiliki kebutuhan yang sama dan bersedia dan mampu melaksanakan pertukaran
untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
4. Tujuan Pemasaran
Tujuan pemasaran menurut Yeyeh Rukiyah
tahun 2011 agar konsumen lebih mengenal sebuah produk barang atau jasa sehingga
menjadi tertarik dan membeli produk atau jasa tersebut.
Pemasaran social
mempunyai tujuan sebagai berikut:
a. Memberikan pelayanan
yang bermutu yang dibutuhkan masyarakat.
b. Memberikan pelayanan
sesuai dengan standart praktik, keterampilan yang mantap (dalam memberikan pelayanan
kepada klien ).
c. Manurunkan sensitivitas
klien pada tarif.
d. Rekomendasi (
pemasaran ) gratis dari mulut ke mulut.
e. Menghemat biaya
pemasaran.
f. Penurunan biaya
melayani klien yang sudah mengenal baik sistem pelayanan.
g.
Peningkatan pendapatan
5. Komponen Pemasaran
Unsure pemasaran menurut Rhenald Kasandi
tahun 1998
Unsure
peamsaran berpusat pada 4 P=1C=konsumen
1c
= konsumen ialah siapa yang akan memilih produk jassa asuhan kebidanan
4
P yakni : produk, price, place, promotion.
1. Consumer = pemberi produk / klien / penerima
jasa
2. Produk = paket keseluruhan yang dapat
berupa barang / jasa/ gagasan yang diserahkan kepada konsumen
3. Price (harga) = titik awal dari riset
pasar adalah menetapkan harga barang atau imbalan jasa yang sesuai dengan keadaan
tempat pemasaran Factor yang mempengaruhi harga : apakan tingkat harga / imbalan
dapat dijangkau oleh konsumen, penetapan harga oleh pesaing, apakan konsumen merasakan
keuntungan, kemampuan untuk membeli jasa profesional
4. Place (tempat) = dalam hal ini diperhatikan
kendala geografis dan keterbatasan terhadap kapasitas beban kerja
5. Promotion (promosi) = cara bagaimana
kesadaran tentang kebutuhan konsumen terhadap barang atau jasa yang ditawarkan dan
meyakinkan konsumen agar mau membeli.
6. Proses pemasaran
Proses pemasaran terdiri dari analisis
peluang pasar, meneliti dan memilih pasar sasaran, merancang strategi pemasaran,
merancang program pemasaran,dan mengorganisir, melaksanakan serta mengawasi usaha
pemasaran. Proses pemasaran
dapat dijelaskan lebih rinci dalam langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Langkah ke-1 adalah analisis yaitu dengan
membuat inventarisasi kelompok sasaran dan mencari institusi yang dapat membantu
dan bekerjasama.
b.
Langkah ke-2 adalah melakukan riset untuk
mengetahui tanggapan masyarakat terutama kelompok terhadap produk atau jasa pelayanan
yang akan diberikan.
c.
Langkah ke-3 adalah menyusun strategi
pemasaran. strategi yang digunakan merupakan serangkaian tindakan terpadu menuju
keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
d.
Langkah ke-4 adalah monitoring dan evaluasi.
Kegiatan monitoring adalah proses untuk menemukan kekurangan atau kesalahan pada
strategi yang telah ditetapkan.
e.
Langkah ke-5 adalah pelaksanaan proses
pemasaran. Kegiatan ini menggunakan media yang telah dipersiapkan untuk menunjang
progran melalui pesan-pesan sehingga akan mudah di ingat oleh masyarakat luas ataupun
khususnya bagi konsumen.
7. Pendekatan Sosial Dalam Pemasaran
Sosial Dalam Pelayanan Kebidanan
Bidan dapat menunjukan otonominya dan
akuntabilitas profesi, melalui pendekatan sosial dan budaya yang akurat. Terdapat
beberapa bentuk pendekatan yang dapat digunakan atau diterapkan oleh para bidan
dalam melakukan pendekatan asuhan kebidanan kepada masyarakat misalnya paguyuban,
kesenian tradisional, agama dan sistem banjar. Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan
masyarakat dalam menerima, bahwa pelayanan atau informasi yang diberikan oleh petugas,
bukanlah sesuatu yang tabu tetapi sesuatu hal yang nyata atau benar adanya.
Dalam memberikan
pelayanan kebidanan, seorang bidan lebih bersifat :
a.
Promotif, bidan yang bersifat promotif
berarti bidan berupaya menyebarluaskan informasi melalui berbagai media Metode penyampaian,
alat bantu, sasaran, media, waktu ideal, frekuensi, pelaksana dan bahasa serta keterlibatan
instansi terkait maupun informal leader tidaklah sama di setiap daerah, bergantung
kepada dinamika di masyarakat dan kejelian kita untuk menyiasatinya agar informasi
kesehatan bisa diterima dengan benar dan selamat. Penting untuk diingat bahwa upaya
promotif tidak selalu menggunakan dana negara, adakalnya diperlukan adakalanya tidak.
Selain itu, penyebaran informasi hendaknya dilakukan secara berkesinambungan dengan
memanfaatkan media yang ada dan sedapat mungkin dikembangkan agar menarik dan mudah
dicerna. Materi yang disampaikan seyogyanya selalu diupdate seiring dengan perkembangan
ilmu kesehatan terkini.
b.
Preventif berarti bidan berupaya pencegahan
semisal imunisasi, penimbangan balita di Posyandu dll. Kadang ada sekelompok masyarakat
yang meyakini bahwa bayi berusia kurang dari 35 hari (jawa: selapan) tidak boleh
dibawa keluar rumah.
c.
Kuratif berarti bidan tidak dikehendaki
untuk mengobati penyakit terutama penyakit berat.
d.
Rehabilitatif berarti bidan melakukan
upaya pemulihan kesehatan, terutama bagi pasien yang memerlukan perawatan atau pengobatan
jangka panjang.
8. Pemasaran Sosial Dalam Pelayanan
Kebidanan
Kotler (2005) menjelaskan bahwa pemasaran
sosial adalah strategi untuk mengubah perilaku. Pemasaran sosial mengkombinasikan
unsur-unsur pendekatan tradisional untuk mengubah sosial dalam satu kerangka aksi
dan perencanaan yang integral serta menggunakan keterampilan teknologi komunikasi
dan keahlian pemasaran.
Pemasaran sosial pada dasarnya tidak
berbeda dengan pemasaran komersial, pemasaran sosial menggunakan teknik analisis
yang sama (riset pasar, pengembangan produk, penentuan harga, keterjangkauan, periklanan
dan promosi). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemasaran sosial adalah penerapan
konsep dan teknik pemasaran untuk mendapatkan manfaat sosial. Tentu saja ada sedikit
perbedaan antara pemasaran komersial dengan pemasaran sosial.
Perbedaan antara pemasaran komersial
dan pemasaran sosial menurut Depkes (1997) antara lain adalah: 1) penggunaan produk
sosial biasanya lebih rumit dari pada produk komersial, misal penggunaan oralit
tidak semudah minum coca-cola, 2) produk sosial sering kali kontroversial, 3) keuntungan
produk sosial tidak cepat dirasakan, 4) saluran distribusi untuk produk-produk sosial
lebih sulit dikontrol karena biasanya menyangkut banyak pihak, 5) konsumen pada
umumnya tidak mampu, rawan terhadap penyakit dan berpendidikan rendah.
Pemasaran sosial dalam program-program
kesehatan internasional berperan dalam penjualan komoditi dan gagasan atau prilaku.
Pada kenyataannya pemasaran sosial hampir selalu dimulai dengan promosi tentang
sikap atau kepercayaan yang berkaitan dengan kesehatan. Berdasarkan itu disampaikan
anjuran tentang produk atau pelayanan baru, dan diberikan petunjuk tentang cara
penggunaan yang efektif.
Produk-produk yang secara sosial bermanfaat
(seperti kondom, pil kontrasepsi, tablet Fe dan oralit) dan sering disubsidi, proses
penjualan ternyata sangat rumit. Karena harus meningkatkan motivasi konsumen, merangsang
kegiatan perusahaan, agen dan pengecer, meningkatkan potensi kemandirian program
dimasa yang akan datang, dan kesemuanya merupakan ukuran keberhasilan program. Teknik-
teknik pemasaran menjadi penting untuk “menjual” perilaku baru. Para konsumen harus
melakukan pertukaran yang rumit antara perilaku baru serta memerlukan waktu dan
daya untuk mendapatkan hasil yang hanya dapat dibuktikan dalam jangka waktu yang
panjang dan mungkin membuahkan akibat yang tidak menyenangkan dalam waktu pendek.
Pemasaran sosial pada dasarnya berorientasi
pada konsumen. Konsumen atau pengguna bukan hanya merupakan sasaran pokok, tapi
juga sebagai pengukur apakah kegiatan yang dilaksanakan cocok, diminati, dan berhasil.
Konsumen secara sistematis dimintai saran sepanjang proses pemasaran sosial, memberikan
data untuk berbagai keputusan pemasaran yang menentukan (Depkes, 1997).
9. Langkah-Langkah Pemasaran Jasa
a.
Memahami konsumen serta kebutuhan
dan keinginannya
1)
Mengumpulkan informasi
Ø
Jumlah populasi keseluruhan
Ø
Jumlah perempuan belum nikah
Ø
Jumlah perempuan nikah
Ø
Jumlah bayi dan balita
Ø
Kondisi ekonomi
Ø
Kebiasaan mempergunakan pelayanan
kesehatan, khususnya kesehatan reproduksi.
2)
Analisa atau menyimpulkan informasi
Ø
Menentukan prioritas target konsumen
yang dituju
Ø
Prioritas 1 : target konsumen utama
Ø
Prioritas 2 : target konsumen utama
3)
Menentukan desain pelayanan
Ø
Menerjemahkan kebutuhan target konsumen
utama dan pendukung jenis pelayanan apa yang ditawarkan, buat secara rinci
Ø
Mengidentifikasikan kebutuhan sumber
utama
Ø
Persiapan operasional pelayanan termasuk
pemilihan lokasi
b.
Mempromosikan jasa
Jasa yang sudah didesain, dipromosikan
dengan menggunakan media.
1)
media promosi sederhana dan praktis
2)
peran word of mouth sebagai sarana
promosi
c.
Menetapkan tarif pelayanan
Tarif pelayanan atau harga secara
sederhana dapat diartikan sebagai sejumlah uang yang ditagihkan terhadap suatn produk
atau jasa. Jumlah tersebut merupakan nilai yang diperlukan konsumen untuk mafaat
karena memiliki barang atau menikmati, menggunakan jasa pelayanan yang diberikan.
Harga merupakan satu-satunya elemen produk yang menghasilkan pendapatan. Elemen
lain mewakili biaya.
d.
Membangun kemitraan dan kepercayaan
konsumen dan masyarakat
Mitra pelayanan adalah semua pihak
baik institusi atau lembaga formal dan non formal maupun perorangan atau individu
yang ada dalam masyarakat yang memiliki potensi dan kemampuan untuk mendukung bidan
dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada konsumen dan masyarakat, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Mitra pelayanan tersebut meliputi :
1)
Institusi atau lembaga pelayanan kesehatan
: Puskesmas, Rumah Sakit, Klinik Dokter dll
2)
Muspida : Camat, Lurah, PKK, dll
3)
Institusi atau lembaga keuangan :
Koperasi, Bank, Perusahaan pemasok dll
4)
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
5)
Institusi keagamaan dan Institusi
Pendidikan
e.
Membina hubungan dan mendayaguna potensi
pelayanan
Mitra pelayanan bisa sangat berperari
penting untuk mendukung keberhasilan bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan
mandiri. Bidan dapat memanfaatkan potensi mitra pelayanan untuk membantu meningkatkan
kualitas dan efektifitas pelayanan kebidanan yang diberikan bidan.
f.
Membangun kepercayaan konsumen dan
masyarakat
Titik awal keberhasilan pelayanan
kebidanan sangat ditentukan oleh besarnya kepercayaan yang diberikan konsumen dan
masyarakat terhadap individu bidan sebagai penyedia jasa. Kepercayaan konsumen terbangun
melalui proses pembentukan persepsi konsumen yang memakan waktu panjang
g.
Manajemen pelayanan yang berfokus
pada pelanggan
Inti dari manajemen pelayanan kebidanan
adalah mendayagunakan input yang telali terstandar (Kajian Mandiri Bidan Delima)
melalui alur dan kiat manajemen operasional (yang menunjang asuhan) dan manajemen
asuhan kebidanan. Manajemen yang handal (terstandar) akan menghasilkan kesejahteraan
ibu, bayi dan kepuasan pelanggan serta kepuasan bidan sebagai pemberi pelayanan.
C.
PEMASARAN JASA
KEBIDANAN
1.
Karakteristik
Pemasaran Jasa Kebidanan
Pelayanan atau asuhan kebidanan termasuk
dalam pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan
memiliki karakteristik yang spesifik karena berhadapan langsung dengan individu.
Karakteristik pemasaran jasa dalam pelayanan kesehatan antara lain :
a.
Bersifat sukarela.
Tidak memaksa klien untuk menggunakan
layanan yang ditawarkan. Klien bebas menentukan pilihan pelayanan.
b.
Kontak secara personal.
Dalam pelayanan kesehatan, tenaga
kesehatan harus melakukan kontak langsung secara personal dengan klien melalui pendekatan
sosial budaya.
c.
Berpacu dengan waktu
Pelayanan kesehatan harus diberikan
dengan segara dengan mempertimbangkan keadaan klien.
d.
Sensitif (terutama kesehatan reproduksi).
Kesehatan reproduksi merupakan hal
yang sangat pribadi dan sensitif sehingga klien enggan berkunjung ke pelayanan kesehatan
dan membicarakan masalah reproduksi tersebut. Sikap yang menghormati privasi klien
dan tidak menghakimi dari seorang bidan akan membuat klien bersikap positif terhadap
layanan kesehatan yang kita berikan.
2. Pemasaran Jasa Dalam Pelayanan Kebidanan
Pemasaran jasa dalam pelayanan kebidanan
memiliki empat komponen utama, yaitu :
a.
Klien atau Pelanggan
Klien atau pelanggan merupakan konsumen
dari pelayanan kesehatan yang memiliki kedudukan sangat penting. Tipe pelanggan
terdiri dari pelanggan perantara, pelaggan konsumen, pelanggan internal dan pelanggan
prospek.
b.
Kompetisi
Melalui keberadaan profesi lain akan
tercipta iklim kompetisi yang apabila dikelola dengan baik, maka akan memotivasi
bidan untuk mengevaluasi dan mengembangkan diri.
c.
Jaringan
Jaringan diperlukan untuk memperluas
cakupan pemsaran pelayanan kesehatan yang akan membantu kelancaran kegiatan pemasaran.
Jaringan tersebut dapat berbentuk klinik, pelayanan dirumah, rujukan, dan perusahaan
atau asuransi.
d.
Klinik
Dalam mengelola klinik diperlukan
beberapa pertimbangan yang mencakup kekuatan merek, proses pelayanan, keunggulan
kompetitif, dan tarif pelayanan.
Proses pemasaran
pelayanan terbagi menjadi 3 kelompok :
a.
Internal
Melalui promoi internal, penawaran
kemudahan dan role model.
b.
Interaktif
Melalui rujukan, interaksi individual
dan komunikasi verbal.
c.
Eksternal
1)
Melalui iklan di media massa, materi
promosi dan program khusus.
2)
Setiap usaha pada dasarnya menawarkan
produk tertentu kepada masyarakat sebagai target konsumennya. Konsep pemasaran modern
terdiri dari 3 tingkat, yaitu :
Ø
Mengetahui keinginan calon pembeli.
Ø
Melakukan kegiatan pemasaran terpadu.
Ø
Memperoleh laba dan konsumen.
3. Produk Pelayanan Kebidanan
Produk utama yang ditawarkan dalam
profesi bidan adalah memberikan jasa pelayanan kesehatan khususnya bagi perempuan
bagi perempuan dan anaknya (bayi yang baru dilahirkan). Dalam memberikan jasa pelayanan
diperlukan produk pendukung berupa barang, obat-obatan, alat kesehatan, perlengkapan,
persalinan dan sebagainya sehingga dapat disimpulkan bahwa produk yang ditawarkan
merupakan kombinasi barang dan jasa, dengan jasa sebagai produk utama dan barang
sebagai produk pendukung.
Keberhasilan bidan dalam mengelola
usahanya sangat ditentukan oleh kemampuan meramu dan mengelola kedua jenis produk
tersebut secara efektif. Ragam pelayanan bervariasi sejalan dengan perkembangan
kebutuhan perempuan dan anaknya.
4. Pelayanan Kebidanan
Ruang lingkup pelayanan kebidanan
sangat erat hubungannya dengan wewenang profesi bidan (Kepmenkes RI No.900/SK/VII/2002),
mencakup :
a.
Pelayanan kebidanan
b.
Pelayanan keluarga berencana
c.
Pelayanan kesehatan masyarakat
5. Desain jasa pelayanan BPS
Desain jasa pelayanan yang akan ditawarkan
perlu ditentukan karena beberapa pertimbangan untuk menentukan fokus pada persiapan
:
a.
Persiapan sumber daya
b.
Meletakkan harapan konsumen secara
tepat
c.
Memudahkan mengembangkan jasa
6. Difusi inovasi dan Pemasaran Sosial
Proses penyebarluasan informasi atau
material baru dan satu sumber kepada para penerima yang ada dalam suatu sistem sosial,
dalam konsep sosiologi-antropologi, disebut dengan difusi inovasi. Divusi inovasi
merupakan model penyebarluasan gagasan atau material (teknologi) yang diperkenalkan
oleh Everet M. Rogers. Rogers mengetengahkan cara penyebarluasan inovasi (misalnya
gagasan baru, pendekatan baru, dan strategi baru) melaiui saluran tertentu (umumnya
sistem sosial tradisional-modem) dalam suatu waktu tertentu kepada sejumlah anggota
masyarakat atau komunitas dalam suatu sistem sosial.
Asumsi dari suatu inovasi adalah,
ada jenis-jenis gagasan tertentu yang perlu diadopsikan kepada anggota-anggota dari
suatu sistem sosial karena mereka sangat rnernbutuhkan informasi tersebut dari para
pemuka pendapat dalam sistem sosial. Sedangkan karakteristik sukses inovasi terjadi
kalau para anggota sistem sosial itu menerima inovasi tersebut.
Schinke dan Orlandi (1991) mengemukakan
bahwa inovasi itu selalu menghasilkan suatu perubahan melaiui 5 tahap :
a.
Mobilisasi
Aktivas dari pemrakarsa inovasi untuk
menggerakan seluruh unsur yang berkepentingan dalam proses komunikasi kesehatan.
Misalnya, aktivitas untuk menggerakkan para komunikator kesehatan (penyuluh, pelatih,
guru, mentor, dan lain-lain), merancang informasi, memilih media, mempersiapkan
audiens atau kelompok sasaran agar komunikasi rnenjadi efektif dan efisien.
b.
Adopsi
Aktivitas dari pemrakarsa inovasi
untuk merancang informasi, kemudian dikirimkan melalui pilihan media tertentu, lalu
mengupayakan metode dan strategi penyampaian dan aktivitas reaksi atau respons dari
audiens terhadap informasi dalam bentuk menjadikan informasi itu sebagai sumber
untuk mengubah keadaan audiens.
c.
Implementasi
Aktivitas bersama antara inovator
dengan audiens untuk rnenerapkan gagasan, informasi, teknologi baru di tengah-tengah
audiens.
d.
Pemeliharaan
Aktivitas bersama antara inovator
dengan audiens untuk memelihara kelangsungan penerimaan dan pelaksanaan gagasan,
informasi dan teknologi yang telah diterirna (adopsi)
e.
Evolusi
Aktivitas bersama antara inovator
dan audiens untuk mengimplementasikan dan memelihara seluruh inovasi baru agar inovasi
itu tetap berkesinambungan.
7.
Peran Pemasaran
Dalam Pelayanan Kebidanan
Peran pemasaran dalam pelayanan kebidanan adalah untuk
:
a.
Menciptakan diferensiasi
b.
Agar dapat bersaing dengan profesi
lain, bidan dituntut mampu memberikan pelayanan kesehatan yang beragam (tanpa menyimpang
dari kewenangan yamg diberikan). Disertifikasi jenis layanan yang disertai dengan
peningkatan kemampuan akan memperluas cakupan klien.
c.
Manajemen kualitas pelayanan
d.
Melalui proses pemasaran, bidan akan
mampu mengevaluasi diri mengenai kelebihan dan kekurangan layanan kesehatan yang
ia tawarkan kepada klien sehingga ia dapat terus meningkatkan kualitas pelayanan
yang diberikan.
e.
Meningkatkan produktivitas
f.
Tenaga kesehatan dituntut untuk memperluas
wawasan keilmuannya serta keterampilan teknisnya sehingga dapat meningkatkan kualitas
pelayanan yang diberikan kepada klien.
8.
Pemasaran Sosial
dan Publikasi Kesehatan
Komunikasi kesehatan dapat dilakukan
melalui beragam kegiatan : kampanye, propaganda, iklan, anjang sana, dan lain-lain.
Setiap kegiatan semacam itu merupakan strategi yang dipilih sedemikian rupa sehingga
dapat memuaskan audiens karena audiens merasa kebutuhan mereka atas informasi telah
terpenuhi. Kebanyakan publikasi kesehatan dilaksanakan melalui difusi-inovasi. Pilihan
ini sebenarnya merupakan pilihan model atau strategi yang dipinjam dari teori belajar
sosial (social learning)-Albert Bandura) dan pemasaran sosial (social marketing-Philip
Kotler) (Backer and Rogers,1992)
Contoh, kita ingin mempromosikan gagasan
tentang pencegahan merokok dan pencegahan minum jamu. Untuk itu kita harus terlibat
dalam proses komunikasi yang menghubungkan kita dengan audiens yang ada dalam sistem
sosial. Hal ini karena para perokok dan peminum jamu ada dalam sistem tersebut,
atau mereka “bukan” dalam sistem kita. Dari para perokok dan peminum jamu itu lali
kita akan mengetahui nilai apa yang menjadi rujukan mereka, norma apa yang mereka
ikuti, dan siapa yang mereka ikuti sebagai orang yang berpengaruh. Dari sinilah
kita akan merumuskan informasi kesehatan untuk menyentuh mereka, mengadakan perubahan
atas pikiran dan pandangan mereka, dan mengubah sikap mereka untuk tidak merokok
atau minum jamu. Itulah target kampanye kita, target agar audiens sasaran tidak
minum jamu.
Kadang-kadang kita harus berfikir
bahwa kita tidak bisa mempengaruhi audiens hanya dengan menggunakan satu cara saja
karena hasilnya akan sangat terbatas. Oleh karena itu, kita harus mengadakan penelitian
awal untuk memilih salah satu dari banyak cara mempengaruhi audiens.
William Me Guire (1991) menyusun beberapa
tahap yang harus dilakukan audiens ketika meraka menerima pesan (dan ini perlu diperhatikan
ketika kita menyebarluaskan pesan kepada mereka). Ada beberapa masalah yang sering
ada pada audiens, antara lain :
a.
Berhadapan dengan pesan yang menerpa
mereka
b.
Memperhatikan pesan
c.
Berminat terhadap pesan yang relevan
dengan kehidupan mereka sehari-hari
d.
Memahami pesan
e.
Menerima pesan demi pembentukan perilaku
dia
f.
Menerima perubahan
g.
Mengingat pesan dan meneruskan pesan
itu kepada orang yang setuju dengan dia
h.
Berfikir lebih maju
i.
Membuat keputusan sebagai reaksi atas
pesan yang dia terima
j.
Memutuskan perilaku tertentu
k.
Menerima pesan sebagai sesuatu yang
positif mendukung perilaku dia yang sudah ada
9.
Pemasaran Sosial
dan Advokasi Media
Perkernbangan pemasaran kini hampir
tidak mungkin tanpa menggunakan media, karena itu peranan media hampir tidak mungkin
diabaikan begitu saja. Inilah yang disebut sebagai iasa advokasi media. Advokasi
media meliputi kesepahaman dan kerjasama dengan media untuk membangkitkan perhatian
publik terhadap isu atau perilaku yang akan diadopsikan. Kita akan meminta bantuan
media untuk menggambarkan segala sesuatu rnengenai produk yang man diadopsikan itu
secara rinci, misalnya jenis produk itu, apa keuntungan dan kerugian, bagaimana
cara mendapatkan produk itu, dll. Pada tahap inilah pemasaran sosial berfungsi mempengaruhi
perilaku audiens, dan advokasi media bermanfaat mengirimkan informasi secara berulang
kali sebagai pendamping bagi perubahan audiens.
10.
Proses Kerja
Pemasaran Sosial
Pemasaran sosial yang akan dibahas
di sini merupakan konsep yang dipinjam dari pemasaran komersial yang lajim digunakan untuk menjual produk atau gagasan demi memenuhi kebutuhan
publik. Kunci sukses pemasaran sosial (misalnya metode kampanye)
terletak pada pelajaran tentang apa yang harus dikerjakan bersama "dengan"
populasi sasaran, berarti pula tidak sekedar pelajaran tentang apa yang harus dikerjakan
kepada populasi sasaran. Kata "dengan" menunjukkan bahwa ada kecenderungan
populasi sasaran lebih suka pada perubahan yang dirancang bersama-sama dengan mereka.
11.
Pemasaran Sosial
dan Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan kesehatan merupakan keterlibatan
seseorang untuk rnelakukan komunikasi informasi tentang kesehatan secara sadar dengan
tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa rnembuat keputusan yang
benar (Van den Ban dan Hawkins, 1999). Apakah pemasaran sosial dalam bidang kesehatan
dapat menggunakan metode penyuluhan? Kita dapat memanfaatkan metode dan teknik penyuluhan
dalam menyebarluaskan informasi mengenai kesehatan agar kelompok sasaran dapat memutuskan
sikap rnereka (pendapat, perasaan, dan perilaku tindakan tertentu)
Umumnya, para
peminat penyuluhan (pakar dan praktisi penyuluhan) selalu menerapkan prinsip-prinsip penyuluhan melalui difusi-inovasi dengan membagi kategori
audiens yang menjadi pangsa penyuluhan sebagai berikut :
a.
Innovators atau kira - kira 2,5% dari
penduduk
b.
Orang yang cenderung mendapatkan pelayanan
kesehatan yang terbaru dapat dliketahui sebagi early adopters yang jumlahnya kira-kira
13.5% dari pasar. Mereka adalah konsiimen baru yang ingin memiliki inovasi pada
tingkat rendah terhadap pelayanan kesehatan baru dengan nilai yang tinggi.
c.
Early majority dan late majority jumlahnya
adalah pasar potensial kira-kira 64% dari semua, dan banyak orang ada dalam kategori
ini.
d.
Laggards adalah orang yang baru tertarik
dengan pelayanan kesehatan yang baru, jumlahnya kira-kira 20%.
12.
Program Menjaga
Mutu
Adalah proses yang dilaksanakan secara berkesinambungan, sistematis, objektif dan
terpadu dalam menetapkan masalah dan penyebab masalah mutu pelayanan kesehatan,
standar yang ditetapkan, menetapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki serta menilai hasil yang dicapai guna menyusun saran
tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Jika dilaksanakan dengan baik maka
profesi mandiri bidan suatu bentuk kewirausahaan yang menjanjikan. Demikian juga
dalam pelayanan kebidanan untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kebidanan yang
bermutu program menjaga mutu (Quality Asurance Program).
13.
Sasaran program
menjaga mutu
Adalah pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
Jika diketahui bahwa pada setiap pelayanan kesehatan terdapat 4 unsur yang bersifat
pokok yakni unsur masukan (input), proses (process), lingkungan (environtment),
dab keluaran (output)).
a.
Unsur masukan
Semua hal yang diperlukan
untuk terselenggaranya suatu pelayanan kesehatan. Unsur masukan yang terpenting
adalah tenaga, dana dan sarana.
b.
Unsur kesehatan
Keadaan di sekitar yang mempengaruhi
penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Untuk suatu institusi kesehatan, keadaan di
sekitar yang terpenting adalah kebijakan, organisasi, dan manajemen.
c.
Unsur proses
Semua yang dilakukan pada waktu penyelenggaraan
pelayanan kesehatan. Tindakan tersebut dapat di bedakan atas 2 macam yakni tindakan
medis dan tindakan nonmedis.
d.
Unsur keluaran
Menunjukan pada penampilan (performance)
pelayanan kesehatan. Penampilan di bedakan atas 2 macam : penampilan aspek medis
pelayanan kesehatan dan aspek nonmedis pelayanan asuhan kebidanan.
14.
Standar Pelayanan
Minimal
Dalam melaksanakan pelayanan kebidanan,
standar persyaratan minimal yang harus dipenuhi untuk dapat menjamin terselenggaranya
pelayanan bermutu adalah :
a.
Sumber daya manusia ( standar of
person)
b.
Manajeman ( standar of organization
and manajemen)
c.
Sarana (standar of facility)
15.
Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan adalah memberikan
apa yang sesungguhnya mereka inginkan serta kapan dan bagaimana mereka inginkan
atau memenuhi kebutuhan pelanggan dengan menjalankan manajemen mutu total (total
quality manajemen).
16.
Konsumen
Perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan
individu yang secara langsug terlibat dalam mendapatkan dan mngunakan barang dan
jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan
kegiatan-kegiatan tersebut (swastha, dkk, 1997).
Perilaku konsumen mempelajari dimana,
dalam kondisi macam apa, dan bagaimana kebiasaan seseorang membeli produk tertentu
dengan merek tertentu. Kesemuanya ini sangat membantu manajer pemasaran di dalam
menyusun kebijakan pemasaran sebuah instesi. Proses pengambilan keputusan pembelian
suatu barang atau jasa akan melibatkan berbagai pihak, sesuai dengan peran masing-masing.
Peran yang dilakukan tersebut adalah :
a.
Iniator, adalah individu yang mempunyai
inisiatif pembelian barang tertentu.
b.
Influencer, adalah individu yang berpengaruh
terhadap keputusan pembelian. Informasi mengenai kriteria yang diberikan akan dipertimbangkan
baik secara disengaja atau tidak.
c.
Decider, adalah yang memutuskan apakah
akan membeli atau tidak. Apa yang akan di beli dan bagaimana membelinya.
d.
Buyer, adalah individu yang melakukan
transaksi pembelian sesungguhnya.
e.
User, yaitu individu yang mempergunakan
produk atau jasa yang dibeli.
Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang
melakukan pembelian terhadap suatu produk. Manajemen perlu mempelajari faktor-faktor
tersebut agar program pemasarannya dapat lebih berhasil. Faktor-faktor tersebut
diantaranya adalah faktor ekonomi, psikologi, social, dan antropologi.
Alasan mengapa seseorang membeli produk
tertentu atau alasan mengapa membeli pada penjual tertentu akan merupakan faktor
yang sangat penting bagi instasi dalam menentukan desain produk, harga, saluran,
distribusi, dan program promosi yang efektif, serta beberapa aspek lain dari program
pemasaran instasi.
Adapun beberapa teori perilaku konsumen adalan sebagai
berikut :
a.
Teori Ekonomi Mikro
Teori ini beranggapan bahwa setiap
konsumen akan berusaha memperoleh keouasan maksimal. Mereka akan berupaya meneruskan
pembeliannya terhadap suatu produk yang telah dikonsumsinya, di mana kepuasan ini
sebanding atau lebih besar marginal utility yang di turunkan dari pengeluaran yang
sama untuk beberapa produk lain.
b.
Teori Psikologi
Teori ini mendasarkan diri pada faktor-faktor
psikologis individu yang dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan. Bidang psikologis
ini sangat komplek dalam menganalisis perilaku konsumen, karena proses mental tidak
dapat diamati secara lansung.
c.
Teori Antropologis
Teori ini juga menekankan perilaku
pembelian dari suatu kelompok masyarakat yang ruang lingkupnya sangat luas, seperti
kebudayaan, kelas-kelas sosial dan sebagainnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Prinsip pengembangan karier bidan
dipengaruhi oleh beberapa hal yakni pendidikan berkelanjutan,jabatan fungsional.sebagai
pelayan masyarakat kita harus memperhatikan perkembangan apa yang terjadi di masyarakat.karena
Pengembangan karir bidan secara fungsional telah disiapkan dengan jabatan fungsional bagi
bidan,serta melalui pendidikan berkelanjutan baik secara formal maupun non formal
yang hasil akhirnya akan meningkatkan kemampuan profesional bidan dalam melaksanakan
fungsinya. Job fungsional seorang bidan berorientasi pada kualitas dan tingkat jenjang
pendidikan berkelanjutan.
B. Saran
Seorang bidan sebaiknya terus berusaha
untuk mengembangkan karir agar kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan semakin
baik. Pengembangan karir bidan ada beberapa jalur yang masing-masing mempunyai cara
dan aturan-aturan yang berbeda. Seorang bidan akan mendapatkan suatu pengakuan dari
lembaga yang membinanya dalam mengembangkan karir.
DAFTAR PUSTAKANYA DIMANA YA ?
ReplyDeleteDaftar pustaka di mana
DeleteI read your blog it's very nice and very helpful, I learn something new every time from this website, Thanks for sharing this information with us. I am also a blogger i guide people on App and Software Development. You can visit my blog here Bank Reward Program
ReplyDeleteDaftar pustaka?
ReplyDeleteDaftar pustaka?
ReplyDelete