Konsep Dasar Teori Kanker Serviks
a. Pengertian
Kanker Serviks
Kanker
adalah terjadinya pembelahan sel yang tidak terkendali. Sel-sel tersebut
kemudian menyerang dan merusak jaringan biologis lainnya, baik dengan
pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi
ke tempat yang jauh (metastasis).
Leher
rahim adalah bagian dari sistem reproduksi perempuan yang terletak di bagian
bawah yang sempit dari rahim (uterus atau womb). Sedangkan, rahim adalah suatu
organ berongga yang berbentuk buah pir pada perut bagian bawah. Adapun penghubung
rahim menuju vagina adalah mulut rahim (serviks).
Kanker
serviks adalah suatu proses keganasan yang terjadi pada serviks, sehingga
jaringan di sekitarnya tidak dapat melaksanakan fungsi sebagaimana mestinya. Keadaan tersebut biasanya
disertai dengan adanya perdarahan dan pengeluaran cairan vagina yang abnormal,
penyakit ini terjadi berulang-ulang.
Kanker
serviks adalah kanker yang dari sel-sel serviks, kanker
serviks dapat berasal dari sel-sel di leher rahim tetapi dapat pula tumbuh dari
sel-sel mulut rahim atau keduanya.
b. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kanker serviks
Faktor-faktor
resiko yang mempengaruhi adanya kanker serviks adalah sebagai pemicu tumbuhnya
sel tidak normal. Beberapa faktor preidsposisi kanker serviks ada tiga faktor yaitu faktor individu, faktor resiko dan faktor pasangan laki-laki.
Adapun
faktor-faktor yang mepengaruhi kanker serviks sebagai berikut:
1)
Faktor
Resiko
a)
Makanan
Makanan yang mungkin juga menngkatkan resiko
terjadinya kanker serviks pada wanita adalah makanan yang rendah: beta karoten,
vit A, C, dan E.
b)
Pemakaian
Kontrasepsi
Penggunaan kontrasepsi pil dalam jangka waktu yang
lama (5 tahun atau lebih) meningkatkan resiko kanker serviks sebanyak 2 kali.
c)
Pemakaian
DES (dietilstilbesterol)
Pemakaian DES pada obat penguat kandungan adalah untuk
wanita hamil, yang bertujuan untuk mencegah keguguran banyak digunakan pada
tahun (1940-1970),
ini sebenarnya dapat memicu kanker serviks.
d) Golongan ekonomi lemah
Golongan ekonomi lemah tidak mampu melakukan pap smear secara rutin. Pengetahuan mereka mengenai kanker
serviks juga sangat rendah. Oleh karena itu, mereka banyak yang terjangkit
penyakit ini.
2)
Faktor
Individu
a) HPV (Human
Papilomavirus)
Infeksi HPV dapat menyebabkan kanker serviks. Dua sub
tipe HPV dengan resiko tinggi keganasan, yaitu tipe 16 dan 18 yang ditemukan
pada 70% kanker leher rahim.
b) Herpes
Simpleks Virus (HVS)
tipe 2
Pada awal tahun 1970 herpes simleks tipe 2 sebagai
timbulnya kanker serviks. Virus ini hanya diduga sebagai faktor pemicu terjadinya kanker.
c) Merokok
Sebuah penelitian menunjukkan, lendir serviks pada
wanita perokok mengandung nikotin dan zat-zat lainnya yang ada di dalam rokok.
Zat-zat tersebut akan menurunkan daya tahan serviks disamping merupakan
kokarsinoen infeksi virus.
d) Umur
Menopause memang akan dialami semua wanita. Pada masa
itu terjadi perubahan sel-sel abnormal pada mulut rahim. Pada usia 35-55 tahun
memiliki resiko 2-3 kali lipat untuk menderita kanker serviks.
e) Paritas
Paritas merupakan seorang wanita yang pernah
melahirkan bayi yang dapat hidup. Paritas yang berbahaya adalah dengan memiliki jumlah anak lebih dari dua orang atau jarak
persalinan terlalu dekat. Sebab dapat menyebabkan timbulnya perubahan sel-sel abnormal pada mulut rahim.
3)
Faktor
Pasangan
a) Hubungan seks dalam usia muda
Faktor resiko ini merupakan faktor utama. Berdasarkan
penelitian para ahli, perempuan yang melakukan hubungan seks pada usia kurang
dari 17 tahun, mempunyai resiko tiga kali lebih besar daripada yang menikah
pada usia lebih dari 20 tahun.
b) Pasangan seksual lebih dari satu (multipartner sex)
Perilaku berganti-ganti pasangan akan meningkatkan
penularan penyakit kelamin. Penyakit yang ditularkan seperti HPV telah terbukti
dalam meningkatnya timbulnya kanker serviks. Resiko terkena kanker serviks
menjadi 10 kali lipat pada wanita yang mempunyai teman seksual 6 orang atau
lebih. Di samping itu, virus herpes simpleks tipe-2 dapat menjadi faktor
pendamping.
c. Gejala
Kanker Serviks
1)
Gejala
penderita pra kanker serviks
Pada fase sebelum terjangkitnya kanker sering
penderita tidak mengalami gejala atau tanda khas. Beberapa gejala–gejala yang
sering ditemukan sebagai berikut:
a)
Keluar
cairan encer dari vagina.
b)
Perdarahan
setelah senggama yang kemudian berlanjut menjadi perdarahan abnormal.
c)
Timbulnya
perdarahan setelah masa menopause .
d)
Pada
fase invasi dapat keluar cairan berwarna kekuning-kuningan, berbau dan
bercampur darah.
e)
Timbul
gejala anemia bila terjadi perdarahan kronis.
f)
Terjadi
nyeri panggul
(pelvis) atau di perut bagian bawah bila
ada radang panggul.
g)
Pada
stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang gizi, edema kaki,
timbul iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah (rectum).
2)
Gejala
kanker serviks
Namun bila sel-sel tidak normal ini berkembang menjadi
kanker serviks,
gejalanya berupa:
a)
Perdarahan
pada vagina dan tidak normal. Hal ini dapat ditandai dengan perdarahan di antara
periode menstruasi yang reguler, periode menstruasi yang lebih lama dan lebih
banyak dari biasanya, perdarahan setelah
hubungan seksual atau pemeriksaan panggul.
b)
Rasa
sakit saat berhubungan seksual.
c)
Jika
kanker berkembang makin lanjut maka dapat timbul gejala-gejala seperti
berkurangnya nafsu makan, penurunan berat badan, kelelahan, nyeri panggul dan
tungkai, keluar air kemih dan tinja dari vagina.
d. Pemeriksaan
Kanker Serviks
Ada beberapa cara pemeriksaan kanker serviks sebagai
berikut:
1)
Mendeteksi
kanker serviks dengan pap smear
Test pap smear
diartikan sebagai pemeriksaan epitel porsio dan endoservik uteri untuk
pemantauan adanya perubahan di porsio atau serviks pada tingkat pra ganas dan
ganas.
2)
IVA
(Inspeksi Visual dengan Asetat) Tes
IVA tes merupakan cara sederhana untuk mendeteksi
kanker leher rahim sedini mungkin. Alat ini begitu sederhana sebab saat
pemeriksaannya tidak perlu ke laboratorium.
3)
Mendiagnosis
Serviks dengan Kolposkopi
Kolpolskopi merupakan suatu pemeriksaan untuk melihat
permukaan leher rahim. Pemeriksaan ini menggunakan mikroskop berkekuatan rendah yang memperbesar
permukaan leher rahim. Perbesaran dari 10-40 kali dari ukuran normal. Ini dapat mengidentifikasi
area permukaan leher rahim yang menunjukkan ketidaknormalan.
4)
Vagina
Inflamation Self Test Card
Adalah alat pendeteksian yang dapat menjadi “Warning
Sign”. Di tes dengan alat ini adalah tingkat keasaman (pH), tes ini cukup
akurat, sebab pada umumnya apabila seorang wanita terkena infeksi, mioma, kista
bahkan kanker serviks, kadar pH nya
tinggi. Dengan begitu maka melalui tes ini paling tidak wanita dapat mengetahui
kondisi vagina secara kasar.
5)
Schilentest
Cara kerja pemeriksaan ini adalah:
a)
Serviks
diolesi dengan larutan yodium.
b)
Sel
yang sehat warnanya akan berubah menjadi coklat.
c)
Sedangkan
sel abnormal warnanya menjadi putih atau kuning.
Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glikogen
karena tidak mengikat yodium. Kalau portio diberi yodium maka epitel karsinoma
yang normal akan berwarna coklat tua, sedangkan yang terkena karsinoma tidak
berwarna.
6)
Kolpomikroskopi
Kolpomikroskopi adalah pemeriksaan yang bergabung
dengan pap smear. Kolpomikroskopi dapat melihat hapusan vagina (pap smear)
dengan pembesaran sampai 200 kali.
7)
Sitologi
Sitologi adalah untuk mendeteksi lesi secara dini. Sejak
kanker masih dalam tingkat dysplasia dan
Neoplasia Intraepitelial Serviks. Ketelitian sitologi melebihi 90% bila
dilakukan dengan baik.
8)
Dlatasi
dan kuretase (D & K)
Dilatasi
dan kuretase jarang digunakan. Sebab tindakan ini kadang–kadang perlu dilakukan
untuk menilai perluasan proses ke atas. Terutama apabila diperlukan modifikasi
dalam pengobatan. Kuretase dilakukan secara bertingkat, mencakup kanalis
servikalis dan kavum uterus.
e. Mencegah
Kanker Leher Rahim
Adapun
cara mencegah pra kanker dan cara menghindari kanker serviks sebagai berikut:
1)
Mencegah
dysplasia atau pra kanker
Pencegahan dysplasia atau pra kanker adalah pencegahan
sebelum datangnya kanker leher rahim. Menghindari dysplasia kanker leher rahim
sebagai berikut:
a)
Pencegahan
primer
Cara-cara pencegahan primer adalah :
(1)
Tundalah
hubungan seksual sampai usia di atas remaja.
(2)
Batasi
jumlah pasangan.
(3)
Menolak
berhubungan seksual dengan yang banyak mempunyai banyak pasangan.
(4)
Menolak
berhubungan seksual dengan orang yang terkena infeksi genetalia.
(5)
Hubungan
seksual yang aman, kondom tidak memproteksi
infeksi HIV.
(6)
Jika
anda merokok maka hentilah merokok.
b)
Pencegahan
Sekunder
Pencegahan sekunder adalah pencegahan yang dilakukan
dengan cara uji pap smear dengan teratur. Hal ini dapat dilakukan pada:
(1)
Semua
wanita usia 18 tahun atau telah melakukan hubungan seksual.
(2)
Bila
telah tiga kali pap smear dan hasilnya normal maka pemeriksaan akan lebih
jarang.
(3)
Wanita
yang telah dilakukan pengangkatan rahim.
(4)
Wanita
yang telah menopause masih dibutuhkan pemeriksaan uji pap smear.
2)
Cara
menghindari kanker serviks
Menghindari dapat juga mencegah terjadinya kanker
serviks, yang harus dilakukan untuk menghindari kanker ini dengan cara sebagai
berikut:
a)
Menunda
waktu untuk menjadi wanita yang yang mmemiliki aktivitas sesual yang tinggi.
Orang
yang aktifitas seksualitasnya tinggi dapat terjangkitnya kanker rahim, maka
semakin muda orang melakukan hubungan seksual maka akan semakin besar
kemungkinan berkembangnya kanker serviks.
b)
Jangan
berganti-ganti pasangan
Berganti-ganti
pasangan dapat tertular virus HPV. Semakin banyak seorang wanita memiliki
pasangan seks maka semakin besar pula kemungkinan tertular virus ini.
c)
Melakukan
vaksinasi HPV(Human Papilomavirus)
Vaksin
HPV dapat dilakukan sebelum remaja. Bila dilakukan saat umur 9 tahun. Hal ini
dilakukan agar dapat terhindar dari kanker yang mematikan ini.
d)
Melakukan
pemeriksaan rutin
Pemeriksaan
rutin dapat dilakukan dengan bermacam-macam. Namun yang paling sering adalah
dengan menggunakan pap smear.
e)
Hindarilah
rokok
Zat
yang terkandung dalam nikotin akan mempermudah selaput sel lendir sel-sel tubuh beraksi. Sedangkan isi dari
serviks adalah lendir. Dengan begitu resiko untuk berkembangnya sel yang abnormal akan semakin mudah.
f)
Jangan
mencuci vagina terlalu sering
Pencucian
vagina terlalu sering dapat menimbulkan iritasi berlebihan. Dengan begitu maka
akan merangsang terjadinya perubahan sel. Pada akhirnya dapat menyebabkan
perubahan menjadi kanker.
g)
Hindari
lemak tinggi
Wanita
yang banyak mengkonsumsi lemak akan lebih beresiko terkena kanker. Untuk
mencegah timbulnya kanker, sebaiknya hindari mengkonsumsi makanan berlemak
tinggi dan mulai mengkonsumsi makanan berlemak tinggi dan mulai mengkonsumsi
makanan yang sehat dan segar.
f. Cara
Pengobatan Kanker Serviks
Ada
beberapa cara pengobatan kanker serviks diantaranya:
1)
Dengan
vaksin HPV atau screening.
Vaksin
HPV dapat berguna dalam pengobatan sedangkan screening untuk mengurangi kejadian kanker serviks. Kedua ini juga
bisa mengobati kondisi pra kanker dan serviks pada kasus yang ringan.
2)
Vaksin
menggunakan AS04
Sistem ajupan nomor 4 (AS04) dapat merespon tubuh dibandingkan dengan system
vaksin yang lain. Menurut penemuan dari penelitian dengan menggunakan AS04 maka dapat menyebabkan:
a)
Antibodi
yang tinggi terhadap HPV tipe 16 dan 18 (menyebabkan 70% kanker serviks di dunia).
b)
Perempuan
yang divaksinasi dengan rentang usia yang luas 10 tahun hingga 55 tahun.
c)
Perlindungan
100% selama 5,5 tahun terhadap HPV tipe 16 dan 18 yang berhubungan dengan les
pra kanker yang mengarah pada kanker serviks.
3)
Servarik
Cervarik merupakan vaksin kanker. Vaksin ini ditujukan baik bagi remaja
putri maupun perempuan dewasa (usia
10-55tahun) untuk mencegah kanker. Vaksin ini bermanfaat untuk para penderita kanker.
4)
Gardasir
Gardasir dapat mencegah infeksi dua tipe yang kanker,
yaitu tipe 16 dan 18. Vaksin ini juga bekerja mencegah dua tipe HPV lain tidak
menyebabkan kanker yaitu tipe 6 dan 11.
5)
Terapi
Radiasi
Terapi radiasi atau sering disebut dengan radioterapi
dapat digunakan untuk mengobati kanker leher rahim. Pengobatan ini menggunakan
sinar pengion, namun dapat juga menggunakan gelombang panas (hyperthermia). Gelombang
panas ini digunakan untuk mendapatkan respon radiasi yang lebih baik untuk
tumor tertentu.
6)
Biopsi
Pengobatan dengan biopsy adalah pengobatan dengan
acara operasi. Dengan biopsy dapat ditemukan atau ditentukan jenis
karsinomanya. Biopsi dilakukan jika ada pemeriksaan panggul tampak suatu
pertumbuhan atau luka pada serviks, atau jika pap smear menunjukkan suatu
abnormalitas atau kanker.
7)
Konisasi
Konisasi adalah sebuah cara mengangkat jaringan yang
mengandung selaput lendir serviks dan epitel gepeng serta kelenjarnya. Konisasi
dilakukan bila hasil sitologi meragukan dan pada serviks tidak tampak kelainan-kelainan
yang jelas.
8)
Histerektomi
Histerektomi merupakan sebuah operasi pengangkatan
kandungan (rahim/uterus) seorang wanita. Setelah menjalani histerektomi wanita
tidak mungkin lagi untuk hamil dan mempunyai anak.
9)
Kemoterapi
Kemoterapi adalah sebuah pengobatan yang bersifat
pembantu (adjuvant atau paliatif). Sel yang aktif membelah dapat diperkecil
dengan obat-obatan sitostatika. Obat-obatan sitostatiska bekerja pada salah
satu atau beberapa fase atau siklus sel. Dengan begitu memerlukan pengobatan
yang berulang.
10) Terapi Biologis
Terapi biologis adalah pengobatan dengan menggunakan
zat-zat untuk memperbaiki kekebalan tubuh melawan penyakit. Pengobatan ini
dilakukan pada kanker yang telah menyebar ke tubuh lain. Pengobatan ini sering
menggunakan interferon dan bisa dikombinasikan dengan kemoterapi.
g. Stadium
Kanker Serviks
Sistem yang umumnya digunakan untuk pembagian kanker
serviks adalah system yang diperkenalkan oleh Intenational Federation of
Ginekology and Obstetrics (FIGO). Pada system angka romawi 0-IV menggambarkan
stadium kanker. Semakin besar angkanya, maka kanker makin serius dan dalam
tahap lanjut. Stadium kanker serviks sebagai berikut:
1)
Stadium
0
Stadium ini disebut juga carcinoma in situ (CIS). Tumor
masih dangkal, hanya tumbuh di lapisan sel serviks.
2)
Stadium
I
Kanker telah tumbuh dalam serviks, namun belum
menyebar kemanapun. Stadium ini dibagi menjadi :
a)
Stadium
IAI, Dokter tidak dapat melihat tanpa mikroskop. Kedalamannya kurang dari 3 mm
dan besarnya kurang dari 7 mm.
b)
Stadium
IA2, Dokter tidak dapat melihat kanker tanpa mikroskop. Kedalamannya antara 3-5
mm dan besarnya kurang dari 7 mm.
c)
Stadium
IBI, Dokter dapat melihat kanker serviks dengan mata telanjang. Ukuran tidak
lebih besar 4 cm.
3)
Stadium
II
Kanker berada di bagian dekat serviks tapi bukan di
luar panggul. Stadium ini dibagi menjadi:
a)
Stadium
IIA, kanker meluas sampai ke otot vagina, tapi belum menyebar ke jaringan yang
lebih dalam dari vagina.
b)
Stadium
IIB, kanker telah menyebar ke sekitar vagina dan serviks, namun belum sampai ke
dinding panggul.
4)
Stadium
III
Kanker telah menyebar ke jaringan lunak sekitar vagina
dan serviks sepanjang dinding panggul. Mungkin dapat menghambat aliran urine ke
kandung kemih.
5)
Stadium
IV
Pada stadium ini, kanker menyebar ke bagian tubuh
lain, seperti kandung kemih, rectum atau paru-paru,
stadium IV dibagi menjadi:
a)
Stadium
IVA, kanker telah menyebar ke organ terdekat, seperti kandung kemih dan rectum
b)
Stadium
IVB, kanker telah menyebar ke organ yang lebih jauh, seperti paru-paru.
Comments
Post a Comment