KONSEP SUSU FORMULA,
KELEBIHAN DAN KEKURANGANNYA
Pengertian susu formula
Menurut WHO
(World Health Organization) Susu
Formula adalah susu yang sesuai dan bisa diterima sistem tubuh bayi. Susu
formula yang baik tidak menimbulkan gangguan saluran cerna seperti diare,
muntah atau kesulitan buang air besar. Gangguan lainnya seperti batuk, sesak,
dan gangguan kulit.
Susu Formula
adalah susu yang dibuat dari susu sapi atau susu buatan yang di ubah
komposisinya sehingga dapat dipakai sebagai pengganti ASI (Marmi, 2012:28)
Susu
formula adalah susu sapi yang susunan nutrisinya diubah sedemikian rupa
sehingga dapat diberikan kepada bayi tanpa memberikan efek samping. Bahwa susu
formula berasal dari susu sapi yang diolah sedemikian rupa sehingga menjadi susu
fomula bayi. ( Khazanah,
2012:19)
Jadi Susu formula adalah Susu yang
dibuat dari susu sapi atau susu buatan yang diubah komposisinya hingga dapat
dipakai sebagai pengganti ASI.
Susu merupakan bahan pangan alami dengan nilai nutrisi yang lengkap yang dihasilkan
oleh kelenjar (mamae) baik binatang maupun seorang ibu yang mengandung lemak,
protein, laktose serta berbagai macam garam dan vitamin ( susilorini, 2010)
Pemberian susu formula di indikasikan untuk bayi yang karena sesuatu hal
tidak mendapatkan ASI atau sebagai tambahan jika produksi ASI tidak mencukupi
kebutuhan bayi. Penggunaan susu formula ini sebaiknya meminta nasehat kepada
petugas kesehatan agar penggunaannya tepat (Nasar, dkk, 2010).
Walaupun memiliki susunan nutrisi yang baik tetapi susu sapi sangat baik
hanya untuk anak sapi, bukan untuk bayi. Oleh karena itu sebelum dipergunakan
untuk makanan bayi, susunan nutrisi susu formula harus diubah hingga cocok
untuk bayi. Sebab, ASI merupakan makanan bayi yang ideal sehingga perubahan
yang dilakukan pada komposisi nutrisi susu sapi harus sedemikian rupa hingga
mendekati susunan nutrisi ASI (khasanah, 2011).
Jenis-jenis susu formula
Ada beberapa jenis susu formula menurut Khasanah (2011), yaitu:
1) Susu formula adaptasi atau pemula
Susu formula adaptasi
(adapted) atau pemula adalah susu formula yang biasa digunakan sebagai
pengganti ASI oleh bayi baru lahir sampai umur 6 bulan untuk memenuhi kebutuhan
nutrisinya (Kodrat, 2011).
Susu formula adaptasi
ini di sesuaikan dengan keadaan psiologis bayi. Komposisinya hampir mendekati
komposisi ASI sehingga cocok diberikan kepada bayi yang baru lahir hingga
berusia 4 bulan (Bambang, 2011)
Tabel
Perbandingan komposisi susu formula dengan komposisi ASI
Zat Gizi
|
Formula Adaptasi
|
ASI
|
Lemak (g)
|
3,4-3,64
|
3,0-5,5
|
Protein (g)
|
1,5-1,6
|
1,1-1,4
|
Whey (g)
|
0,9-0,96
|
0,7-0,9
|
Kasein (g)
|
0,6-0,64
|
0,4-0,5
|
Karbohidrat (g)
|
7,2-7,4
|
6,6-7,1
|
Energi (kkal)
|
67-67,4
|
65-70
|
Mineral (g)
|
0,25-0,3
|
0,2
|
Natrium (g)
|
15-24
|
10
|
Kalium (mg)
|
55-72
|
40
|
Kalsium (mg)
|
44,4-60
|
30
|
Fosfor (mg)
|
28,3-34
|
30
|
Klorida (mg)
|
37-41
|
30
|
Magnesium (mg)
|
4,6-5,3
|
4
|
Zat besi (mg)
|
0,5-0,2
|
0,2
|
(Pudjiaji, 2010)
Untuk bayi yang lahir dengan
pertimbangan khusus untuk fisiologisnya dengan syarat rendah mineral, digunakan
lemak tumbuhan sebagai sumber energi dan susunan zat gizi yang mendekati ASI.
Susu jenis ini merupakan jenis yang paling banyak mengalami penyesuaian dan
banyak beredar dipasarakn (Pebri, 2009).
2) Susu Formula Awal Lengkap
Formula awal lengkap (complete starting formula) yaitu susunan
zat gizinya lengkap dan dapat diberikan setelah bayi lahir. Keuntungan dari
susu formula bayi ini terletak pada harganya. Pembuatannya sangat mudah maka
ongkos pembuatan juga lebih murah hingga dapat dipasarkan dengan harga lebih
rendah. Susu formula ini dibuat dengan bahan dasar susu sapi dan komposisi zat
gizinya dibuat mendekati komposisi ASI (Nasar, dkk, 2010).
Komposisi zat gizi yang
dikandung sangat lengkapn sehingga diberikan pada bayi sebagai formula
permulaan (Bambang, 2011)
3) Susu Formula Follow-Up
(lanjutan)
Susu formula lanjutan
yaitu susu formula yang menggantikan kedua susu formula yang digunakan
sebelumnya dan untuk bayi berusia 6 bulan keatas, sehingga disebut susu formula
lanjutan (Bambang, 2011).
Susu formula ini dibuat
dari susu sapi yang sedikit dimodifikasi dan telah ditambah vitamin D dan zat
besi (Praptiani, 2012).
4) Susu Formula Prematur
Bayi yang lahir prematur atau belum
cukup bulan belum tumbuh dengan sempurna. Menjelang dilahirkan cukup bulan,
bayi mengalami pertumbuhan fisik yang sangat pesat. Sehingga dibuat susu
formula prematur untuk mengejar tertinggalnya bersat badan prematurnya
(Nadesul, 2008).
5) Susu Hipoalergenik (hidrolisat)
Susu formula hidrolisat digunakan
apabila tidak memungkinkan ibu menyusui bayinya karena mengalami gangguan
pencernaan protein. Susu formula ini dirancang untuk mengatasi alergi dan ada
beberapa yang disusun untuk mencegah alergi. Susu formula ini hanya diberikan
berdasarkan resep dari dokter (Praptiani, 2012).
6) Susu Soya (kedelai)
Department of health merekomendasikan
agar susu soya hanya diberikan jika bayi tidak toleran terhadap susu sapi atau
laktosa karena terdapat kekhawatiran tentang kemungkionan efek senyawa yang
diproduksi oleh kacang kedelai dan tingkat mangan sera alumunium yang tidak
dapat diterima dalam formula tersebut (Praptiani, 2012).
7) Susu Rendah Laktosa atau Tanpa Laktosa
Apabila usus bayi tidak memproduksi lactace gula susu akan utuh tidak
dipecah menjadi glukosa damn galaktosa sehingga menyebabkan bayi mencret,
kembung, mulas dan pertumbuhan bayi tidak optimal. Selama mengalami gangguan
pencernaan gula susu, bayi perlu diberikan formula rendah laktosa (LLM) agar
pertumbuhannya optimal (Nadesul, 2008).
8) Susu Formula Dengan Asam Lemak MCT (Lemak Rantai Sedang)
yang Tinggi
Susu formula dengan lemak MCT tinggi
untuk bayi yang menderita kesulitan dalam menyerap lemak. Sehingga, lemak yang
diberikan harus banyak mengandung MCT (Lemak Rantai Sedang) tinggi agar mudah
dicerna dan diserap oleh tubuhnya (Khasanah, 2011).
9) Susu Formula Semierlementer
Untuk bayi yang
mengalami gangguan pencernaan yakni gula susu, protein dan lemak sehingga
membutuhkan formula khusus yang dapat ditoleransi oleh ususnya (Nadesul, 2008).
Kandungan Nutrisi Dalam Susu formula
Susu formula yang tersaji dihadapan kita saat ini adalah
susu formula dengan nutrisi yang diserupakan dengan kandungan ASI. Adapun
nutrisi yang terdapat dalam susu formula menurut Nirwana, 2014 adalah :
1)
Kalsium
Bagi seorang ibu yang
memiliki batita atau balita pasti tidaklah asing dengan yang namanya susu
formula. Susu banyak mengandung manfaat. Kalsium adalah mineral yang paling
banyak diperlukan oleh tubuh. Kebutuhan kalsium bagi manusia dewasa adalah 800
mg., untuk ibu hamil dan menyusui adalah 1200 mg, sedang untuk bayi yang
berumur sampai usia 5 bulan adalah 400 mg, bayi usia 6 bulan sampai satu tahun
adalah 600 mg, dan untuk anak usia satu tahun sampai dengan sepuluh tahun
adalah 800 mg.
Ada sekitar 99% kalsium
yang berada pada darah dan sel-sel tubuh yang berfungsi sebagai jaringan tulang
dan gigi. Kalsium banyak memiliki manfaat diantaranya :
a) Pembentukan dan pemeliharaan tulang dan gigi. Anak-anak
memerlukan kalsium untuk peembentukan tulang dan gigi, kekurangan kalsium dapat
mengakibatkan pertumbuhan tulang anak tidak sempurna dan menderita penyakit rickets.
b) Mencegah oesteoporosis.
Bila tidak mendapat cukup kalsium dari makanan, tubuh akan mengambilnya dari ‘bank kalsium’ pada tangan, kaki dan
tulang panjang lainnya. Kekurangan konsumsi kalsium dalam waktu yang lama akan
mengakibatkan tubuh mengambil langsung dari tulang-tulang padat.
c) Penyimpangan glikogen. Kalsium berperan dalam proses
penyimpangan glikogen. Bila tidak ada kalsium, maka tubuh akan lapar terus
menerus.
Ada dua hal yang
perlu diperhatikan dalam kalsium, karena kalsium ada yang bisa diserap oleh
tubuh dan ada yang tidak. Maksud kalsium yang tidak bisa diserap oleh tubuh
adalah berarti kita tidak memiliki magnesium dan fosfor. Magnesium dan fosfor
akan mengubah bentuk kalsium sehingga dapat diserap tubuh. Terlalu banyak
kalsium yang diserap oleh tubuh akan membuat magnesium terdesak dari albumin sehingga tidak tersalurkan lewat
darah dan tubuh akan kekurangan magnesium. Bila tidak cukup magnesium, ginjal
tidak dapat memproses kalsium sehingga dapat menjadi endapan batu ginjal. Jadi,
konsumsi kalsium harus berimbang agar tubuh tetap sehat.
2)
AA, dan DHA
AA adalah singkatan dari
arachidonic acid atau ada juga yang
menyingkatnya ARA. AA adalah salah satu jenis asam lemak omega 6, yang banyak
dijumpai dengan membran sel dan merupakan senyawa yang penting dalam komunikasi
antar sel dan menjadi senyawa prekursor (penyusun) bagi senyawa-senyawa penting
lainnya dalam tubuh. Dalam susu formula, biasanya ditambah dengan asam linoleat
yang sering disebut omega 6.
DHA adalah komponen
terbesar dari long – chain
polyunsaturated fatty acids (LCPOFA) senyawa ini merupakan asam lemak tak
jenuh rantai panjang golongan omega 3 yang banyak dijumpai di otak dan retina
mata, sehingga sangat penting bagi pungsi penglihatan.
3)
Prebiotik
Prebiotik adalah bakteri
menguntungkan bagi saluran pencernaan. Untuk dapat berfungsi prebiotik harus
tahan terhadap kondisi pencernaan sebelum mencapai kolon dan usus besar dimana
prebiotik ditunjukan untuk menstimulir pertumbuhan bifidobakteria dan laktobasili.
Prebiotik mempunyai tiga
kriteria, diantaranya adalah :
a)
Presisten terhadap
degradasi oleh asam lambung, enzim pencernaan atau hidrolisis
b)
Dapat dipermentasi oleh
mikroorganisme dalam saluran pencernaan
c) Menstimulir secara
selektif pertumbuhan dan aktifitas mikroorganisme yang menguntungkan bagi
saluran pencernaan.
4)
Laktosa
Laktosa sering juga disebut sebagai
gula susu, yaitu bagian dari susu yang memberikan rasa manis dengan tingkat
kemanisan lebih rendah dari sukrosa. Laktosa berfungsi untuk membantu penyerapan
natrium dan kalsium.
5)
Sukrosa
Sukrosa bisa juga disamakan dengan
laktosa, karena nutrisi laktosa hampir sama. Sukrosa adalah karbohidrat yang
dapat memberikan rasa manis, dan merupakan sumber energi cepat untuk tubuh (
dapat meningkatkan gula darah dalam waktu singkat). Asupan sukrosa yang
berlebihan bisa mengakibatkan anak kita mengalami obesitas dan caries.
6)
Kolin
Kolin merupakan komponen dari
vitamin B yang berfungsi untuk mencegah membran sel agar tidak gampang rapuh
atau bocoh sehingga proses regenerasi sel berjalan lancar. Asupan kolin bagi
tubuh manusia dapat diperoleh melalui 2 cara, yaitu dari sintesis di dalam
tubuh secara alami dan dari pangan yang dimakan.
7)
Omega 3
Omega 3 merupakan salah satu jenis
lemak tidak jenuh yang sangat dibutuhkan tubuh. Sayangnya, tubuh tidak dapat
menghasilkan sendiri jenis lemak ini sehingga kebutuhan akan lemak tersebut
harus didapatkan melalui asupan makanan. Secara umum omega 3 bermanfaat bagi
pertumbuhan sel otak, organ penglihatan dan tulang, serta menjaga sel – sel
pembuluh darah dan jantung agar tetap sehat.
8)
Omega 6
Omega 6 merupakan lemak tak jenuh
ganda dan tidak dapat diproduksi oleh tubuh. Jenis asam lemak ini antara lain
adalah asam linoleat, gammalinoleat, dan asam arakidonat.
9)
Omega 9
Omega 9 lebih dikenal dengan asam
oleat. Asam ini dapat diproduksi oleh tubuh namun akan lebih berkhasiat bila
diperoleh dari makanan. Makanan yang banyak mengandung omega 9 adalah minyak
canola, minyak bunga matahri, almon dan alpukat.
10)
FOS dan GOS
FOS adalah kepanjangan dari Frukto Oligosakarida sedangkan GOS
adalah kepanjangan dari Galakto
Oligosakarida. Keduanya adalah dua jenis oligosakarida yang merupakan salah
satu jenis prebiotik yang terdapat dalam ASI. Oligosakarida adalah sejenis
karbohidrat yang secara selektif dimetabolisme di usus besar sehingga mampu
meningkatkan jumlah bakteri baik secara alami di dalam saluran cerna.
11)
Gangliosida
Gangliosida adalah istilah umum
untuk gula yang mengandung lipid atau sel lemak, secara alami yang terdapat dalam
ASI. Gangliosida berfungsi untuk membantu proses komunikasi antar sel, dalam
hal ini ia membantu pengolahan rangsangan. Dihampir semua susu formula
mengandung gangliosida karena ia memang sudah ada secara alami dalam susu sapi
(dengan jumlah yang berbeda dengan ASI).
12)
Karotenoid
Karotenoid adalah nutrisi yang
penting untuk melindungi anak dari terjadinya infeksi, menjaga pertumbuhan yang
normal dan meningkatkan ketajaman penglihatan karena merupakan bahan baku
pembentuk vitamin A. Karotenoid alami terdapat dalam bentuk betakaroten, lutein
dan lainnya. Bagi anak-anak yang berusia 1-4 tahun dianjurkan untuk
mengkonsumsi karotenoid. Dianjurkan sebanyak 60-90 mg/hari.
13)
lactoferin
lactoferin adalah zat pengikat zat
besi yang terdapat pada pecahan protein ASI. Lactoferin berfungsi sebagai
peningkat penyerap zat besi dan pencegah infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
14)
Nukleotida
Nukleotida adalah struktur pembentuk
inti sel DNA dan RNA yang penting untuk perkembangan sel, fungsi tubuh dan
pergantian jaringan yang rusak. Nukleotida tersebut terdapat dalam seluruh
jaringan sel tubuh. Nukleotida juga berperan sebagai metabolisme sel. Ia
berperan dalam membangun kekebalan tubuh.
15)
Vitamin
Vitamin adalah suatu zat
gizi yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah-jumlah yang kecil dan harus
didatangkan dari luar, karena tidak dapat disintesa di dalam tubuh. Fungsi
vitamin secara umum berhubungan erat dengan fungsi enzim, terutama
vitamin-vitamin kelompok B. Enzim merupakan katalisator organik yang
menjalankan dan mengatur reaksi-reaksi biokimiawi didalam tubuh.
Adapun macam-macam
vitamin yang terdapat pada susu formula adalah :
a)
Vitamin A
b)
Vitamin B
c)
Vitamin B1
d)
Vitamin B2
e)
Vitamin B3
f)
Vitamin B5
g)
Vitamin B6
h)
Vitamin B7
i)
Vitamin B9
j)
Vitamin B12
k)
Vitamin D
l)
Vitamin K
16)
Zat Besi
zat besi adalah suatu unsur utama
dalam pembentukan sel darah merah (hemoglobin), yang berfungsi untuk membawa
oksigen ke seluruh tubuh atau secara lengkapnya dapat disimpulkan bahwa zat
besi adalah suatu zat dalam tubuh manusia yang erat dengan ketersediaan jumlah
darah yang diperlukan.
17)
Karbohidrat
Karbohidrat adalah segolongan besar
senyawa organik yang paling melimpah dibumi. Karbohidrat sendiri terdiri atas
karbon, hidrogen, dan oksigen.
18)
Monosakarida
Monosakarida adalah jenis
karbohidrat yang sederhana yang terdiri dari satu gugus cincin. Contoh dari
monosakarida banyak terdapat dalam sel tubuh manusia adalah glukosa, fliktusa,
dan galaktosa.
19)
Disakarida
Disakarida merupakan jenis
karbohidrat yang banyak dikonsumsi manusia didalam kehidupan sehari-hari.
Setiap molekul disakarida akan terbentuk dari gabungan dua molekul
monosakarida.
20)
Polisakarida
Polisakarida tidak larut dalam air.
Dapat juga membentuk koloid, seperti tepung tapioka dalam air panas. Tepung
tidak larut, molekulnya hanya tersebar halus (dispersi) diantara molekul air.
Monomernya adalah glukosa atau gula sederhana.
21)
Protein
Protein merupakan zat gizi yang
sangat penting, karena yang paling erat hubungannya dengan proses-proses
kehidupan.
22)
Mineral
Mineral diartikan sebagai benda
padat yang homogeni, yang terdapat dialam yang terbentuk secara alami dan
mempunyai sifat fisik dan kimia tertentu.
23)
Lemak
Lemak (fat) adalah ester gliserril
yang banyak mengandung komponen asam jenuh, pada suhu kamar lemak berbentuk
padat dan lemak yang berbentuk cair pada suhu disebut minyak dengan komponen
utamanya adalah asam lemak tak jenuh.
24)
Magnesium
Magnesium adalah ion magnesium,
terdapat pada semua sel. Magnesium berperan sangat penting sebagai ion esensial
didalam berbagai reaksi enzimatis dasar pada metabolisme senyawa antara semua
reaksi dimana ATP merupakan substrat, substrat sebenarnya adalah Mg2+- ATP.
25)
Zat Seng (Zincum. Zn)
Elemen seng (Zn) merupakan trace
elemen yang esensial bagi tubuh.
26)
Selenium (Se)
Selenium merupakan trace elemen yang
esensial bagi tubuh manusia. Selenium merupakan bagian dari zat aktif yang
dapat menghindarkan nekrosis hati, jantung, otot dan ginjal.
27)
Zat Tembaga (Cuprum, Cu)
Zat tembaga merupakan bagian dari
trace elemen (Cu) yang esensial bagi tubuh dan merupakan komponen dari beberapa
enzim dalam sistem erytropoetik, pembentukan tulang dan reaksi redoks.
28)
Zat belerang (Sulfur)
Zat sulfur merupakan komponen dari
zat gizi yang esensial, seperti asam amino dan B1. Unsur ini merupakan bagian
dari molekul organik yang terdapat didalam kondisi tereduksi dan tidak dalam
bentuk teroksidasi sebagai sulfat. Kebutuhan tubauh akan sulfur dapat terpenuhi
dari makanan.
Kekurangan Susu Formula
Berikut ini adalah beberapa kekurangan dari susu formula bayi bila
dibandingkan dengan ASI, diantaranya adalah :
1) Mudah menimbulkan alergi
2) Bisa menimbulkan diare pada bayi
3) Nutrisinya tidak sesempurna ASI
4) Lebih midah menimbulkan gigi berlubang
5) Kurang memiliki efek psikologi yang menguntungkan
6) Tidak merangsang involusi rahim
7) Tidak menjarangkan kehamilan
8) Tidak mengurangi resiko kanker payudara
9) Tidak praktis dan tidak ekonomis
10) Kerugian bagi negara menambah beban anggaran yang harus
dikeluarkan untuk membeli susu formula, biaya perawatan ibu dan anak.
Efek atau dampak negatif pemberian susu formula
Roesli
(2008) menjelaskan berbagai dampak negatif yang terjadi pada bayi akibat dari
pemberian susu formula, antara lain :
1) Gangguan saluran pencernaan (muntah, diare)
Saluran pencernaan bayi dapat
terganggu akibat dari pencernaan susu formula yang kurang tepat, sedangkan susu
yang terlalu kental dapat membuat usus bayi susah mencerna, sehingga sebelum
susu dicerna oleh usus akan dikeluarkan kembali melalui anus yang mengakibatkan
bayi mengalami diare (Khasanah, 2011)
2) Infeksi saluran pernapasan
Gangguan saluran
pencernaan yang terjadi dalam jangka panjang dapat mengakibatkan daya tahan
tubuh berkurang sehingga mudah terserang infeksi terutama ISPA (Judarwanto, 2010)
Susu sapi tidak
mengandung sel darah putih hidup dan antibiotik sebagai perlindungan tubuh dari
infeksi. Proses penyiapan susu formula yang kurang steril dapat menyebabkan
bakteri mudah masuk (Khasanah, 2011)
3) Meningkatkan resiko serangan asma
ASI dapat melindungi
bayi dari penyakit langka botulism, penyakit
ini merusak fungsi saraf, menimbulkan berbagai penyakit pernapasan dan
kelumpuhan otot (Nasir, 2011)
Peneliti sudah mengevaluasi
efek perlindungan dari pemberian ASI, bahwa pemberian ASI melindungi terhadap
asma dan penyakit alergi lain. Sebaiknya, pemberian susu formula dapat meningkatkan
resiko tersebut (Roesli, 2008).
4) Meningkatkan kejadian karies gigi susu
Kebiasaan bayi minum
susu formula dengan botol saat menjelang tidur dapat menyebabkan karies gigi
(Retno, 2011)
ASI mengurangi penyakit
gigi berlubang pada anak (tidak berlaku pada ASI dengan botol), karena menyusui
lewat payudara ada seperti keran, jika bayi berhenti menghisap, otomatis ASI
juga akan berhenti dan tidak seperti susu botol. Sehingga ASI tidak akan megumpul
pada gigi dan menyebabkan karies gigi (Nasir, 2011)
5) Menurunkan aperkembangan kecerdasan kognitif
Susu formula mengandung glutamate
(MSG-Asam amino) yang merusak fungsi hypothalamus pada otak – glutamate adalah
salah satu zat yang dicurigai menjadi penyebab autis (Nasir, 2011)
6) Meningkatkan resiko kegemukan (obesitas)
Kelebihan berat badan
pada bayi yang mendapatkan susu formula diperkirakan karena kelebihan air dan
komposisi lemak tubuh yang berbeda dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan
ASI (Khasanah, 2011)
Penelitianyang dilakukan
oleh Roesli (2008) membuktikan bahwa kegemukan jauh lebih tinggi pada anak –
anak yang diberi susu formula.
7) Meningkatkan resiko penyakit jantung dan pembuluh darah
ASI membantu tubuh bayi untuk
mendapat kolestrol baik, artinya melindungi bayi dari penyakit jantung pada
saat sudah dewasa. ASI mengandung kolestrol tinggi (fatty acid) yang bermanfaat
untuk bayi dalam membangun jaringan – jaringan saraf dan otak. Susu yang
berasal dari sapi tidak mengandung
kolestrol ini (Nasir, 2011)
8) Meningkatkan kurang gizi
Pemberian susu formula
yang encer untuk menghemat pengeluaran dapat mengakibatkan kekurangan gizi
karena asupan kurang pada bayi secaratidak langsung. Kurang gizi juga akan
terjadi jika anak sering sakit, terutama diare dan radang pernapasan (Roesli,
2008)
Praptiani (2012),
meyusui adalah tindakan terbaik karena memberikan susu melalui botol dapat
meningkatkan resiko kesehatan yang berhubungan dengan pemberian susu formula
diantaranya yaitu : peningkatan infeksi lambung, infeksi otitis media, infeksi
perkemihan, resiko penyakit atopik pada keluarga yang mengalami riwayat
penyakit ini, resiko kematian bayi secara mendadak, resiko diabetes melitus
bergantung insulin, penyakit kanker dimasa kanak-kanak.
bisa dicantumkan sumbenya min??
ReplyDelete