Asidosis Respiratorik, Asidosis
Metabolik, Alkalosis Respiratorik dan Alkalosis Metabolik
1.
Asidosis
Respiratorik
a.
Definisi
Asidosis respiratorik adalah gangguan keseimbangan
asam-basa yang disebabkan oleh retensi CO2 akibat kondisi hiperkaptina. Oleh karena
jumlah CO2 yang keluar melalui paru berkurang.
Terjadi
peningkatan
H2CO
3 yang
kemudian menyebabkan peningkatan [H
+]. Kondisi ini bisa disebabkan
oleh banyak hal, diantaranya adalah penyakit paru, defresi pusat pernapasan,
kerusakan saraf atau otot yang menghambat kemampuan bernapas, atau oleh
tindakan sederhana seperti menahan napas. Sebagai upaya kompensasi, ginjal akan
berupaya menahan bikarbonat untuk mengembalikan rasio asam karbonat dan
bikarbonat yang normal. Akan tetapi, karena ginjal berespons relatif lambat
terhadap keseimbangan asam-basa, respons kompensasi tersebut mungkin akan
membutuhkan waktu beberapa jam sehingga beberapa hari sampai pH kembali normal.
Pada klien yang mengalami asidosis respiratorik, cairan serebrospinal dan
sel-sel otaknya menjadi asam, menyebabkan perubahan neurologis. Hipoksemia (penurunan
kadar oksigen) terjadi karena defresi pernapasan, menyebabkan kerusakan
neurologis yang lebih jauh.
b.
Tanda-Tanda Klinis
Tanda-tanda klinis
asidosis respiratorik meliputi sebagai berikut.
1)
Napas dangkal, gangguan pernapasan yang menyebabkan
hipoventilasi.
2)
Adanya tanda-tanda defresi susunan saraf pusat, gangguan
kesadaran, dan disorientasi.
3)
pH plasma <7,33; pH urine <6.
4)
PCO2 tinggi (7,45 mmHg).
2.
Asidosis Metabolik
a.
Definisi
Asidosis metabolic adalah kesamaan darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya
kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman melaampaui system
penyangga pH, darah akan benar-benar mejadi asam. Jika tubuh terus-menerus
menghasilkan terlalu banyak asam, maka akan terjadi asidosis berat dan berakhir
dengan keadaan koma. Asidosis metabolic dikenal juga dengan istilah asidosis nonrespiratorik, mencakup semua
jenis asidosis yang bukan disebabkan oleh kelebihan CO2 dalam cairan tubuh.
b.
Penyebab
1)
Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengonsumsi suatu asam atau
suatu bahan yang diubah menjadi asam. Sebagian besar bahan yang menyebabkan
asidosis bila dimakan dianggap beracun. Contohnya adalah methanol(alcohol kayu)
dan zat antibeku (etilen glikol). Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan
asidosis metabolic.
2)
Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolism.
Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari
beberapa penyakit. Salah sat diantaranya adalah diabetes mellitus tipe I.
3)
Asidosis metabolic dapat terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang
asam dalam jumlah yang semestinya. Bahkan jumlah asam yang normal pun bisa
menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara normal. Kelainan fungsi
ginjal ini dikenal dengan asidosis tubulus renalis, yang bisa terjadi pada
penderita gagal ginjal atau penderita kelainan yang memengaruhi kemampuan
ginjal untuk membuang asam.
c.
Penyebab utama
1)
Gagal ginjal
2)
Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)
3)
Ketoasidosis diabetikum
4)
Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)
5)
Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, methanol,
paraldehid, asetazolamid, atau ammonium klorida
6)
Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena
diare, ileostomy, atau kolostomy.
d.
Tanda dan gejala metabolic
Asidosis metabolic ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun biasanya
penderita merasakan:
1)
Mual,
2)
Muntah dan kelelahan,
3)
Pernapasan kussmaul, yaitu pernapasan cepat dan dalam namun kebanyakan
penderita tidak memperhatikan hal ini.
Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan sebagai
berikut:
1)
Kelelahan yang luar biasa
2)
Rasa mengantuk
3)
Semakin mual dan mengalami kebingungan (disorientasi)
4)
Tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok.
5)
pH plasma <3,5, PCO normal, atau rendah jika sudah terjadi kompensasi
6)
kadar bikarbonat rendah (anak-anak <20 mEq/l, dewasa <21 mEq/l)
7)
koma dan kematian.
e.
Diagnosis
Asidosis biasanya hanya ditegakkan
berdasarkan hasil pengukuran pH darah yang diambil dari darah arteri (arteri
radialis di pergelangan tangan). Darah arteri digunkan sebagai contoh karena
darah vena tidak akurat untuk mengukur pH darah. Unuk mengetahui penyebabnya,
dilakukan pengukuran kadar karbondioksida dan bikarbonat dalam darah. Mungkin
diperlukan pemeriksaan tambahan untuk membantu menemukan penyebabnya. Misalnya
kadar gula darah yang tinggi dan adanya keton dalam urine biasanya menunjukkan
suatu diabetes yang tak terkendali. Adanya bahan toksik dalam darah menunjukkan
bahwa asidosis metabolic yang terjadi disebabkan oleh keracunan atau overdosis.
Kadang-kadang dilakukan pemeriksaan air kemih secara mikroskopik dan penguran
pH air kemih.
f.
Pengobatan
Pengobatan asidosis metabolic bergantung
kepada penyebabnya. Sebagai contoh, diabetes dikendalikan dengan insulin atau
keracunan diatasi dengan membuang bahan racun tersebut dari dalam darah.
Kadang-kadang perllu dilakukan dialysis untuk mengobati overdosis atau
keracunan yang berat. Asidosis metabolic
juga bisa d obati secara langsung. Bila terjadi asidosis ringan, yang
diperlukan hanya cairan intravena dan pengobatan terhadap penyebabnya. Bila
terjadi asidosis berat, diberikan bikaarbonat mungkin secara intravena.
3.
Alkalosis Respiratorik
a.
Definisi
Alkalosis respiratorik merupakan dampak utama pengeluaran CO2
berlebihan akibat hiperventilasi. Jika ventilasi paru meningkat, jumlah CO2
yang dikeluarkan akan lebih besar dari pada yang dihasilkan. Akibatnya, H2CO3
yang terbentuk berkurang dan H+ menurun. Kemungkinan penyebab
alkalosis respiratorik adalah demam, kecemasan, dan keracunan aspirin yang
kesemuanya merangsang ventilasi yang berlebihan. Sebagai upaya kompensasi
ginjal akan mengekskresikan bikarbonat untuk mengembalikan pH ke dalam rentang
normal.
b.
Tanda dan Gejala
Tanda
dan gejala klinis alkalosis respiratorik meliputi sebagai berikut:
1)
Pengelihatan kabur
2)
Pasien sering menguap
3)
Napas lebih cepat dan dalam
4)
Kepala terasa ringan
5)
Parestesi sekitar mulut serta kesemutan
6)
Baal dan kesemutan pada ujung jari tangan dan kaki
7)
Kemampuan konsentrasi terganggu
8)
Tetani, kejang, aritmia jantung (pada kasus yang gawat)
9)
pH > 7,45
c.
Penyebab
Penyebab akut tlapat berupa stimulasi saraf
sentral pada tumor serebri, ensefalitis, dan intoksikasi. Penyebab kronis dapat
berupa penyakit paru kronis. Contoh kasus diketahui pH 7,6 (naik), HCO3-
24 mEq/l (normal), PO2 65 mEq/l (turun), PCO2 25 mEq/l
(turun), base excess +4 (naik). Diagnosisnya adalah alkalosis
respiratorik dengan hipoksia. Hasil analisis gas darah ketidak seimbangan
asam-basa, sebagaimana pada Tabel 18.18.
Tabel 18.18 Hasil Analisa Gas Darah
Ketidakseimbangan Asam-Basa
Kondisi
|
pH
|
HCO3
|
PCO2
|
Asam basa seimbang
|
7,35-7,45
|
22-26 mEq/l
|
35-45 mmHg
|
Asidosis metabolik
|
< 7,35
|
< 22 mEq/l
|
Normal atau < 35 mmHg
|
Asidosis respiratorik
|
< 7,35
|
Normal atau > 26 mEq/l
|
> 45 mmHg
|
Alkalosis metabolik
|
> 7,45
|
> 26 nEq/l
|
Normal atau > 45 mmHg
|
Alkalosis respiratorik
|
> 7,45
|
Normal atau < 22 mEq/l
|
< 35 mmHg
|
Pada wanita hamil, ketika usia kehamilan
sepuluh minggu terjadi penurunan sekitar 5 mmHg (Lowdermik, 2000). Hormon
progesteron mungkin bertanggung jawab terhadap peningkatan sensitivitas dari
reseptor pusat pernapasan sehingga tidal volume meningkat dan menjadi menurun, base
excess (bikarbonat) menjadi menurun, pH meningkat menimbulkan respiratori
alkalosis.
d.
Patofisiologi Terjadinya Alkalosis Respiratorik
4.
Alkalosis Metabolik
a.
Definisi
Alkalosis metabolik adalah penurunan (reduksi) H+ plasma yang
disebabkan oleh defisiensi relatif asam-asam nonkarbonat. Pada kondisi ini, peningkatan
HCO3- tidak diimbangi dengan peningkatan CO2-.
Dalam keadaan tidak terkompensasi, kadar HCO3- bisa
berlipat ganda dan menyebabkan rasio alkalotik 40:1. Kondisi ini antara lain
disebabkan oleh muntah yang terus menerus dan ingesti obat-obat alkali. Sebagai
upaya kompensasi, pusat pernapasan ditekan agar pernapasan menjadi pendek dan dangkal. Akibatnya, karbon
dioksida menjadi tertahan dan kadar asam karbonat meningkat guna mengimbangi
kelebihan bikarbonat.
b.
Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala klinis alkalosis metabolik sebagai berikut.
1) Apatis
2) Lemah
3) Gangguan mental (misalnya gelisah, bingung,
letargi)
4) Kram
5) Pusing
c.
Patofisisologi Terjadinya Alkalosis Metabolik
Comments
Post a Comment