4 TERLALU DALAM KEHAMILAN (TERLALU : MUDA, TUA, DEKAT, BANYAK)
Pengertian
4 terlalu adalah Hamil terlalu muda (primi muda) usia ibu <
20 tahun, hamil/ bersalin terlalu tua (grande
multi) usia ibu > 35 tahun, terlalu dekat jarak kehamilan atau persalinannya
< dari 2 tahun, dan terlalu banyak anak (anak lebih dari 4). [16]
Resiko 4 Terlalu
1.
Terlalu Muda (Primi
Muda)
a.
Pengertian Terlalu Muda (Primi Muda)
Terlalu Muda
(Primi Muda) adalah ibu hamil pertama pada usia kurang dari 20 tahun. Dimana
kondisi panggul belum berkembang secara optimal dan kondisi mental yang belum
siap menghadapi
kehamilan dan menjalankan peran sebagai ibu (BKKBN, 2007:4).
b.
Resiko Yang Dapat Terjadi
Resiko yang dapat terjadi pada
kehamilan terlalu muda (primi muda) adalah
:
a)
Bayi lahir belum cukup bulan
b)
Perdarahan dapat terjadi sebelum
bayi lahir
c)
Perdarahan dapat terjadi setelah
bayi lahir
c.
Alasan yang perlu diketahui adalah :
a)
Secara fisik
Kondisi rahim dan panggul belun
berkembang secara optimal, mengakibatkan kesakitan dan kematian bagi ibu dan
bayinya. Pertumbuhan dan perkembangan fisik ibu terhenti/terhambat.
b)
Secara mental
Tidak siap
menghadapi perubahan yang akan terjadi pada saat kehamilan.
Terlalu Muda
(Hamil Usia <20 tahun). umur adalah lama waktu hidup atau ada (sejak
dilahirkan atau diadakan). Dalam kaitannya dengan hamil dan melahirkan
mengelompokkan umur menjadi 2 yaitu umur yang aman untuk kehamilan dan
persalinan adalah 20-30 tahun dan umur yang tidak aman yaitu < 20
tahun dan > 30 tahun.
Berdasarkan ciri-ciri setiap masa
periode perencanaan keluarga usia reproduksi menurut Saifudin (2006), terbagi 3
macam yaitu:
(1)
Masa menunda kesuburan
(kehamilan) dibawah 20 tahun.
(2)
Masa mengatur kesuburan (menjarangkan
kehamilan) 20-30 tahun.
(3)
Masa mengakhiri kesuburan (tidak
hamil lagi) diatas 30 tahun.
Kehamilan
terlalu muda beresiko bagi ibu dan juga bagi janinnya. Resiko bagi ibu antara
lain adalah perdarahan pada saat melahirkan antara lain disebabkan karena otot
rahim yang terlalu lemah dalam proses involusi. Lebih mudah untuk mengalami
abortus, kelahiran prematur, eklampsia/preeklamsia dan persalinan yang lama. Kemungkinan
yang bisa dialami oleh janin yaitu lahir prematur, BBLR (berat saat lahir <
2500 gram) dan cacat janin.
Kehamilan di
usia muda beresiko tinggi karena saat itu ibu masih dalam proses tumbuh akan
terjadi kompetisi makanan antara janin dan ibunya sendiri yang masih dalam masa
pertumbuhan dan adanya perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan.
Penyulit pada
kehamilan remaja lebih tinggi dibandingkan kurun waktu sehat antara 20 sampai
30 tahun. Keadaan ini disebabkan belum matangnya alat reproduksi untuk hamil,
sehingga dapat merugikan kesehatan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan
janin. Keadaan tersebut akan makin menyulitkan bila ditambah dengan tekanan
(stress) psikologis dan sosial ekonomi.[16]
d.
Dampak Kehamilan Resiko Tinggi pada
Usia Muda.
1)
Keguguran.
Keguguran pada usia muda dapat
terjadi secara tidak disengaja. misalnya : karena terkejut, cemas, stres.
Tetapi ada juga keguguran yang sengaja dilakukan oleh tenaga non profesional
sehingga dapat menimbulkan akibat efek samping yang serius seperti tingginya
angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat menimbulkan
kemandulan.
2)
Persalinan prematur, berat badan
lahir rendah (BBLR) dan kelainan bawaan.
Prematuritas
terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi
terutama rahim yang belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan lahir
rendah (BBLR) juga dipengaruhi gizi saat hamil kurang dan juga umur ibu yang
belum menginjak 20 tahun. cacat bawaan dipengaruhi kurangnya pengetahuan ibu
tentang kehamilan, pengetahuan akan asupan gizi rendah, pemeriksaan kehamilan
(ANC) kurang, keadaan psikologi ibu kurang stabil. selain itu cacat bawaan juga
di sebabkan karena keturunan (genetik) proses pengguguran sendiri yang gagal,
seperti dengan minum obat-obatan (gynecosit sytotec) atau dengan loncat-loncat
dan memijat perutnya sendiri.
Ibu yang
hamil pada usia muda biasanya pengetahuannya akan gizi masih kurang, sehingga
akan berakibat kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat pertumbuhan dengan
demikian akan mengakibatkan makin tingginya kelahiran prematur, berat badan
lahir rendah dan cacat bawaan.
3)
Mudah terjadi infeksi.
Keadaan gizi buruk, tingkat sosial
ekonomi rendah, dan stress memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih pada
kala nifas.
4)
Anemia kehamilan / kekurangan zat
besi.
Penyebab anemia pada saat hamil di
usia muda disebabkan kurang pengetahuan akan pentingnya gizi pada saat hamil di
usia muda. Karena pada saat hamil mayoritas
seorang ibu mengalami anemia. Tambahan zat besi
dalam tubuh fungsinya untuk meningkatkan jumlah sel darah merah, membentuk sel
darah merah janin dan plasenta. Lama kelamaan seorang yang kehilangan sel darah merah akan
menjadi anemis.
5)
Keracunan Kehamilan (Gestosis).
Kombinasi keadaan alat reproduksi
yang belum siap hamil dan anemia makin meningkatkan terjadinya keracunan hamil
dalam bentuk pre-eklampsia atau eklampsia. Pre-eklampsia dan eklampsia
memerlukan perhatian serius karena dapat menyebabkan kematian.
6)
Kematian ibu yang tinggi.
Kematian ibu
pada saat melahirkan banyak disebabkan karena perdarahan dan infeksi. Selain
itu angka kematian ibu disebabkan karena pengguguran kandungan yang cukup tinggi kebanyakan hal ini dilakukan oleh tenaga non profesional (dukun).
Adapun
akibat resiko tinggi kehamilan usia dibawah 20 tahun antara lain:
a)
Resiko bagi ibunya :
(1)
Mengalami perdarahan.
Perdarahan pada saat melahirkan
antara lain disebabkan karena otot rahim yang terlalu lemah dalam proses
involusi.
(2)
Kemungkinan keguguran / abortus.
Pada saat hamil seorang ibu sangat
memungkinkan terjadi keguguran. hal ini disebabkan oleh faktor-faktor alamiah
dan juga abortus yang disengaja, baik dengan obat-obatan maupun memakai alat.
(3)
Persalinan yang lama dan sulit.
Adalah persalinan yang disertai
komplikasi ibu maupun janin.penyebab dari persalinan lama sendiri dipengaruhi
oleh kelainan letak janin, kelainan panggul, kelaina kekuatan his dan mengejan
serta pimpinan persalinan yang salah kematian ibu. Kematian pada saat melahirkan yang disebabkan oleh
perdarahan dan infeksi.
b)
Resiko pada bayinya :
(1)
Kemungkinan lahir belum cukup usia
kehamilan.
Adalah kelahiran prematur yang
kurang dari 37 minggu (259 hari). hal ini terjadi karena pada saat pertumbuhan
janin zat yang diperlukan berkurang.
(2)
Berat badan lahir rendah (BBLR).
Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan yang kurang
dari 2.500 gram. kebanyakan hal ini dipengaruhi kurangnya gizi saat hamil, umur
ibu saat hamil kurang dari 20 tahun. dapat juga dipengaruhi penyakit menahun
yang diderita oleh ibu hamil.
(3)
Cacat bawaan.
Merupakan kelainan pertumbuhan struktur
organ janin sejak saat pertumbuhan.hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya kelainan genetik dan kromosom, infeksi, virus rubela serta faktor
gizi dan kelainan hormon.
(4)
Kematian bayi.
Kematian bayi yang masih berumur 7 hari pertama hidupnya atau
kematian perinatal yang
disebabkan berat badan kurang dari 2.500 gram, kehamilan kurang dari 37 minggu
(259 hari), kelahiran kongenital serta lahir dengan asfiksia. [19]
2.
Terlalu Tua (Primi Tua)
a.
Pengertian
Terlalu Tua (Primi Tua)
Terlalu Tua
(Primi Tua) adalah ibu hamil pertama pada usia ≥ 35 tahun. Pada usia ini organ
kandungan menua, jalan lahir
tambah kaku, ada kemungkinan besar ibu hamil mendapat anak cacat, terjadi
persalinan macet dan perdarahan.
b.
Resiko Yang
Dapat Terjadi
Resiko yang
dapat terjadi pada kehamilan terlalu tua(primi tua ≥ 35 tahun) adalah :
(1)
Hipertensi/tekanan darah tinggi
(2)
Pre-eklamspsi
(3)
Ketuban pecah dini: yaitu ketuban
pecah sebelum persalinan dimulai
(4)
Persalinan macet: ibu yang mengejan
lebih dari 1 jam, bayi tidak dapat lahir dengan tenaga ibu sendiri melalui
jalan lahir biasa.
(5)
Perdarahan setelah bayi lahir
(6)
Bayi lahir dengan berat badan lahir
rendah/BBLR < 2500gr
c.
Alasan yang
perlu diketahui adalah :
(1)
Pada usia ini kondisi kesehatan ibu
mulai menurun
(2)
Fungsi rahim menurun
(3)
Kualitas sel telur berkurang
d.
Meningkatnya
komplikasi medis dan persalian
Terlalu Tua (Hamil Usia > 35 tahun) Umur ibu juga mempengaruhi kapasitas
tropiknya, sehingga pada ibu dengan umur lebih tua cenderung mempunyai bayi
yang berat badannya lebih rendah. Pada umur 35 tahun atau lebih,
kesehatan ibu sudah menurun, akibatnya ibu hamil pada usia itu mempunyai
kemungkinan lebih besar untuk mempunyai anak cacat, persalinan lama dan
perdarahan.
Selain itu, hal yang paling dikhawatirkan jika usia ibu diatas 35 tahun
ialah kualitas sel telur yang dihasilkan juga tidak baik. Ibu yang hamil
pada usia ini punya resiko 4 kali lipat dibanding sebelum usia 35 tahun.[17]
e.
Dampak Kehamilan
Resiko Tinggi Pada Usia Tua
Risiko kehamilan yang mungkin terjadi saat terjadi kehamilan usia ibu
mencapai 40 tahun atau lebih. Terdapat risiko pada ibu dan risiko pada bayi.
Sel telur itu kan sudah ada di dalam organ reproduksi sejak wanita dilahirkan.
Namun, setiap bulan sel telur itu dilepaskan satu per satu karena sudah matang.
Berarti, sel telur yang tersimpan selama hampir 40 tahun ini usianya juga sudah
cukup tua. Karena, selama itu sel telur mungkin terkena paparan radiasi. Di usia ini, wanita akan lebih sulit mendapatkan keturunan
karena tingkat kesuburan yang sudah menurun.
1) Resiko Pada
Bayi.
a)
Kehamilan di atas usia 40 itu
berisiko melahirkan bayi yang cacat. Kecacatan yang paling umum adalah down
syndrome (kelemahan motorik, IQ rendah) atau bisa juga cacat fisik.
b)
Adanya kelainan kromosom dipercaya
sebagai risiko kehamilan di usia 40 tahun. Pertambahan usia dapat menyebabkan terjadinya
kelainan terutama pada pembelahan kromosom. Pembelahan kromosom abnormal
menyebabkan adanya peristiwa gagal berpisah yang menimbulkan kelainan pada
individu yang dilahirkan. Terjadinya kelahiran anak dengan sindroma down,
kembar siam, autism sering disangkut pautkan dengan masalah kelainan kromosom
yang diakibatkan oleh usia ibu yang sudah terlalu tua untuk hamil. Akan tetapi
hal inipun masih berada di dalam penelitian lanjut mengenai kebenarannya.
c)
Seiring bertambah usia maka resiko
kelahiran bayi dengan down syndrome cukup tinggi yakni 1:50. Hal ini
berbeda pada kehamilan di usia 20-30 tahun dengan rasio 1:1500.
d)
Selain itu, bayi yang lahir dari
kelompok tertua lebih cenderung untuk memiliki cacat lahir dan harus dirawat di
unit perawatan intensif neonatal.
e)
Kebanyakan akan mengalami penurunan
stamina. Karena itu disarankan untuk melakukan persalinan secara operasi
caesar. Hal ini dilakukan bukan tanpa alasan namun mengingat untuk
melahirkan normal membutuhkan tenaga yang kuat.
f)
Pada ibu hamil dengan usia 40 tahun
ke atas kebanyakan tidak kuat untuk mengejan karena nafas yang pendek.
Akibatnya bayi bisa mengalami stres karena saat proses persalinan pembukaan
mulut rahim akan terasa sulit. Kebanyakan kasus kehamilan di usia 40 tahun ke
atas akan mengalami kesulitan saat melahirkan secara normal. Apalagi untuk ibu
hamil yang hipertensi, maka sangat dianjurkan untuk melakukan persalinan dengan
operasi caesar. Untuk menyelamatkan ibu dan juga bayi
2)
Risiko pada ibu.
a)
Memasuki usia 35, wanita sudah harus
berhati-hati ketika hamil karena kesehatan reproduksi wanita pada usia ini
menurun. Kondisi ini akan makin menurun ketika memasuki usia 40 tahun.
b)
Risiko makin bertambah karena pada
usia 40 tahun, penyakit-penyakit degeneratif (seperti tekanan darah tinggi,
diabetes) mulai muncul. Selain bisa menyebabkan kematian pada ibu, bayi yang
dilahirkan juga bisa cacat.
c)
Kehamilan di usia ini sangat rentan
terhadap kemungkinan komplikasi seperti, placenta previa, pre-eklampsia, dan
diabetes.
d)
Risiko keguguran juga akan meningkat
hingga 50 persen saat wanita menginjak usia 42 tahun. Terjadi perdarahan dan
penyulit kelahiran. Elastisitas jaringan akan berkurang seiring dengan
bertambahnya usia. Di usia semakin lanjut, maka sering terjadi penipisan
dinding pembuluh darah meskipun kasus tidak terlalu banyak dijumpai, namun
masalah pada kualitas dinding pembuluh darah khususnya yang terdapat di dinding
rahim, dengan adanya pembesaran ruang rahim akibat adanya pertumbuhan janin
dapat menyebabkan perdarahan
e)
Hamil di usia 40 merupakan kehamilan
dengan resiko komplikasi yang tinggi. Menurut penelitian yang dilakukan Royal
College of Obstetricians and Gynaecologists, perempuan yang hamil di akhir usia
30-an dan 40-an lebih beresiko mengalami hipertensi saat kehamilan
(preeclampsia), kehamilan di luar rahim (kehamilan etopik), mengalami
keguguran.
f)
Kualitas sel telur yang lemah
menyebabkan penempelan janin pada dinding rahim lemah sehingga sering
menimbulkan perdarahan.
g)
Terjadi pre eklampsia. Pre eklampsia
atau perdarahan yang disebabkan oleh adanya tekanan darah yang tinggi melebihi
batas normal sering menjadi penyebab kematian ibu yang melahirkan. Pre
eklampsia banyak dikaitkan dengan usia ibu yang terlalu tua untuk hamil.
h)
Kesulitan melahirkan. Proses
melahirkan butuh energi yang ekstra. Tanpa adanya tenaga yang kuat, maka ibu
dapat sulit mengejan sehingga justru berbahaya bagi bayi yang dilahirkan.
Semakin tua usia ibu dikhawatirkan tenaga sudah relatif menurun, meskipun tidak
dapat disamaratakan antara individu satu dengan lainnya.
i)
Di saat melahirkan, pembukaan mulut
rahim mungkin akan terasa sulit sehingga bayi bisa mengalami stres. Oleh karena
itu, proses melahirkan pada ibu yang berusia 40 tahun pada umumnya dilakukan
secara Caesar.
f.
Pencegahan
1)
Rajin menjaga kebugaran tubuh, Anda
tak perlu terlalu khawatir. Karena, Anda tetap bisa melahirkan secara normal.
Anda dan bayi pun akan sehat-sehat saja.
2)
Berkonsultasi kepada dokter mengenai
asupan gizi yang perlu bagi kesehatan kehamilan. Jangan lupakan menerapkan pola
hidup sehat dengan mengonsumi makanan sehat bernutrisi yang dibutuhkan untuk
ibu hamil dan janin dalam perut.
3)
Karena adanya sejumlah risiko
komplikasi ini, Anda yang berusia 35 tahun ke atas cukup besar kemungkinannya
untuk melahirkan secara Caesar.
4)
Sejumlah resiko di atas tetap dapat diminimalkan dengan
berkonsultasi secara intensif dengan dokter kandungan.
5)
Ibu hamil dengan usia beresiko lebih
sering melakukan pemeriksaan dan konsultasi. Segeralah melakuan screening atau
tes untuk mencegah atau mengurangi resiko yang membahayakan ibu dan anak.
Pemeriksaan yang bisa dilakukan seperti, USG, Triple Test dengan mengambil sampel darah, Nuchal
Translucency yang mengukur ketebalan belakang leher janin, dan Amniocentesis yaitu pengambilan cairan
ketuban dari dalam rahim, yang selanjutnya dikirim ke laboratorium genetik
untuk dilihat adakah kelebihan atau kelainan kromosom.
6)
Disarankan untuk mengonsumi minuman suplemen
asam folat dan rajin mengunjungi dokter spesialis kandungan.
7)
Melakukan olahraga low impact
juga bisa dilakukan untuk melatih stamina selama menjalani kehamilan. [20]
3.
Terlalu Dekat Jarak
Kehamilan
a)
Pengertian Terlalu Dekat Jarak
Kehamilan
Terlalu Dekat Jarak Kehamilan adalah jarak antara
kehamilan satu dengan berikutnya kurang dari 2 tahun (24 bulan). Kondisi rahim
ibu belum pulih, waktu ibu untuk menyusui dan merawat bayi kurang. [18]
b)
Resiko Yang Dapat Terjadi
resiko yang mungkin terjadi pada kehamilan jarak dekat
adalah
(1)
Keguguran
(2)
Anemia
(3)
Bayi lahir belum waktunya
(4)
Berat badan lahir rendah (BBLR)
(5)
Cacat bawaan
(6)
Tidak optimalnya tumbuh kembang
balita
c)
Alasan yang perlu diketahui adalah
(1)
Kondisi rahim ibu belum pulih
(2)
Dapat mengakibatkan terjadinya
penyulit dalam kehamilan
(3)
Waktu ibu untuk menyusui dan merawat
bayi kurang
Menjaga jarak
antara kehamilan memiliki beberapa
tujuan, di antaranya adalah:
Memberikan
waktu istirahat untuk mengembalikan
otot-otot tubuhnya seperti semula. Untuk memulihkan organ kewanitaan wanita
setelah melahirkan. Rahim wanita setelah melahirkan, beratnya menjadi 2 kali
lipat dari sebelum hamil. Untuk mengembalikannya ke berat semula membutuhkan
waktu sedikitnya 3 bulan, itu pun dengan kelahiran normal. Untuk kelahiran
dengan cara caecar membutuhkan waktu lebih lama lagi.
Menyiapkan
kondisi psikologis ibu yang mengalami trauma pasca melahirkan karena rasa sakit
saat melahirkan atau saat dijahit. Ini membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
membuat wanita siap lagi untuk hamil dan melahirkan.
Bagi wanita
dengan riwayat melahirkan secara caecar, bayi lahir cacat, pre eklamsia,
dianjurkan untuk memberi jarak antar kehamilan yang cukup. Karena mereka
memiliki resiko lebih besar dari pada wanita dengan riwayat kelahiran normal
dan supaya bayi yang sudah lahir mendapatkan ASI eksklusif dari ibunya.
4.
Terlalu Banyak Anak
(Grande Multi)
(1)
Pengertian Terlalu Banyak Anak
(Grande Multi)
Terlalu Banyak Anak (Grande Multi) adalah ibu pernah
hamil atau melahirkan lebih dari 4 kali atau lebih. Kemungkinan akan di
temui kesehatan yang terganggu, kekendoran pada dinding perut, tampak pada ibu
dengan perut yang menggantung.
(2)
Resiko Yang Akan Terjadi
Resiko yang dapat terjadi pada
kehamilan terlalu banyak anak (4 kali melahirkan) adalah
(a)
Kelainan letak, persalinan letak
lintang
(b)
Robekan rahim pada kelainan letak
lintang
(c)
Persalinan lama
(d)
Perdarahan pasca persalinan
(3)
Alasan yang perlu diketahui adalah :
(a)
Dapat mengakibatkan terjadinya
ganguan dalam kehamilan
(b)
Dapat menghambat proses perslainan,
seperti kelainan letak
(c)
Tumbuh kembang anak kurang optimal
(d)
Menambah beban ekonomi keluarga. [18]
Memiliki
banyak anak kini kurang diminati para orangtua dengan alasan biaya hidup dan
pendidikan yang semakin mahal. Di luar masalah finansial sebenarnya melahirkan
terlalu sering beresiko buruk bagi kesehatan ibu dan bayi. "Makin sering
hamil, makin buruk dampaknya bagi kesehatan karena meningkatkan risiko kematian
ibu". Menurut Darney, wanita yang melahirkan anak lima orang atau lebih
memiliki risiko kehamilan bermasalah. Salah satu komplikasi yang mungkin
dialami adalah perdarahan saat persalinan.
Di Indonesia
sendiri, saat ini perdarahan masih menjadi penyebab utama kematian ibu saat
melahirkan. Rahim, organ tempat janin berkembang, terdiri dari jaringan otot.
Kehamilan yang terlalu rapat akan mengendurkan otot-otot tersebut sehingga
setelah persalinan rahim menjadi sulit berkontraksi untuk kembali ke ukurannya
yang semula dan terjadilah perdarahan. Obat-obatan biasanya kurang berhasil
mengatasinya. Menurut penjelasan dr.Prima Progestian, Sp.OG, selain risiko
perdarahan ada beberapa risiko yang harus dihadapi wanita yang melahirkan
terlalu sering.
1)
Risiko placenta previa dan plasenta
akreta meningkat. Placenta previa adalah kelainan letak plasenta yang
seharusnya di atas rahim malah di bawah, sehingga menutupi jalan lahir.
2)
Meningkatnya intervensi dalam
persalinan seperti pemasangan infus atau induksi (rangsangan) agar tanda
persalinan muncul. Induksi bisa dilakukan dengan pemberian obat-obatan atau
memecahkan kantung ketuban.
3)
Usia ibu yang terlalu tua juga
menyebabkan risiko kecacatan janin, komplikasi pada ibu (preeklampsia atau
diabetes gestasional).
4)
Risiko bayi dilahirkan prematur
akibat jaringan parut dari kehamilan sebelumnya bisa menyebabkan masalah pada
plasenta bayi.
Menurut
dr.Prima, meski sampai sekarang belum ada batasan pasti berapa banyak ibu boleh
hamil dan dioperasi caesar, namun menurut riset diperoleh kurva bahwa
melahirkan anak di atas tiga orang maka risiko komplikasi akan meningkat.
"Untuk operasi caesar ada konsensus bahwa batasannya tidak lebih dari
tiga kali," katanya.
Slogan
“Banyak Anak Banyak Rejeki” saat ini sudah mulai ditinggalkan oleh keluarga
modern. Alasan utama tentu adalah semakin meningkatnya biaya hidup dan
pendidikan. Namun apabila dikaji menurut ilmu kesehatan, para ilmuwan
menyebutkan bahwa ternyata banyak anak juga bisa memperpendek usia khususnya
pada wanita.
Terlalu
sering melahirkan bisa memberi dampak buruk bagi sang ibu. Risiko kematian
menjadi lebih meningkat. Pasalnya, jika terlalu sering melahirkan kemungkinan
terjadi perdarahan saat persalinan. Perdarahan terjadi akibat kegagalan
berkontraksi rahim atau biasa disebut perdarahan pascapersalinan.
“Risiko kematian pada ibu yang sering melahirkan karena
perdarahan pervaginam (lahir dengan persalinan normal). Jadi, dalam rahim
banyak sekali pembuluh darah. Kalau dia gagal berkontraksi, gagal mengecil,
tentunya akan terjadi bleeding (perdarahan). Banyak kematian saat melahirkan
akibat perdarahan”[21]
Mencegah dan penanganan 4 Terlalu
1)
Pelayanan KB berkualitas pasca
persalinan, pasca keguguran,pelayanan KB berkualitas pasca persalinan, pasca
keguguran.
2)
Meningkatkan partisifasi aktif
dan pemanfaatan kerjasama lintas program dan sektor antara lain dengan jalan
menjalin kemitraan dengan pemda, organisasi profesi.
3)
Peningkatan partisipasi
perempuan, keluarga dan masyarakat antara lain dalam bentuk meningkatkan
pengetahuan tentang tanda bahaya pencegahan 3 terlambat yaitu : 1).Terlambat
dalam mencapai pasilitas (transportasi kerumah sakit/ puskesmas karena jauh). 2).Terlambat
dalam mendapatkan pertolongan yang cepat dan tepat di fasilitas pelayanan
(kurang lengkap atau tenaga medis kurang). 3). Terlambat dalam mengenali tanda
bahaya kehamilan dan persalinan. Serta
menyediakan buku KIA, kesiapan keluarga dan masyarakat dalam menghadapi
kegawatdaruratan agar selama hamil dapat mencegah resiko 4 Terlalu, penyediaan
dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi, partisipasi juga mutu
pelayanan.
4)
Sosialisasi dan advokasi melalui
penyusunan hasil informasi cakupan program dan data informasi tentang masalah
yang dihadapi.
Manfaat yang akan diperoleh dalam
menghindari 4 Terlalu
1)
Bagi kehamilan yang akan terjadi
adalah kehamilan yang diinginkan, maka proses kehamilan dan persalinan dapat
dilalui dengan aman dan sehat.
2)
Ibu akan mempunyai kesehatan
reproduksi yang prima dan memiliki waktu yang cukup untuk merawat diri dan
keluarga.
3)
Anak akan tumbuh dan berkembang
dengan optimal, sehat, cerdas, dan mempunyai peluang mendapatkan pendidikan
yang lebih baik.
4)
Keluarga mempunyai peluang untuk
meningkatkan kemandirian dalam mengembangkan kesejahteraan. [20]
Refesensi?
ReplyDeletePrawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: EGC.
DeletePrawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku Acuan Pelayanan Nasional: Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Wiknjosastro, GH. 2005. Patologi Persalinan dan Penanganannya. Ilmu Kebidanan, edisi ke-3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
Manuaba, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluaraga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Boleh tau nama buku referensi yang bahas 4 terlalu yang selengkap itu gk kk?makasih ya kk,butuh banget soalnya 😊
ReplyDeleteAk liat di 4 buku referensi di atas gk ada kk soal ny
ReplyDeleteAs part of a school thesis for research I’ve got to search sites with relevant information on given topic and provide them to teacher our opinion and the article. Your post helped me a lot. This is my first time see here. From the tons of comments on your articles, I guess I’m not just one having all the enjoyment right here! I just couldn’t leave your website before telling you that I truly enjoyed the best high quality articles you present for your visitors? Will be returning again frequently to check up on brand new posts.
ReplyDeleteObat Asam Lambung
Obat Maag
Manfaat Puasa
Obat Asam Lambung