Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

Hubungan Pengetahuan Ibu Postpartum terhadap Sikap Ibu Dalam Pemberian ASI pertama (Kolostrum)

Hubungan Pengetahuan Ibu Postpartum terhadap Sikap Ibu Dalam Pemberian ASI pertama (Kolostrum)








BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Milenium Development Goals (MDGs) menargetkan di bidang kesehatan sampai dengan tahun 2015 mencakup penurunan angka kematian ibu dan bayi, serta penurunan angka penyakit menular seperti HIV/AIDS. Ada 8 tujuan MDGs yang disepakati secara global diantaranya adalah pada MDGs Nomor 4 yaitu menurunkan Angka Kematian Anak. Tujuan MDGs 4 adalah menurunkan angka kematian balita (AKBA) sebesar 2/3 nya dalam kurun waktu 1990 sampai 2015. Adapun data tahun 2005 AKB 34/1000 Kelahiran Hidup (KH) diharapkan akan menjadi 23/1000 KH pada tahun 2015. (1)
 Pekan ASI Sedunia 2013 yang dilaksanakan pada setiap minggu pertama bulan Agustus untuk mengingkatkan kesadaran semua pihak tentang pentingnya ASI bagi bayi dan di perlukan dukungan bagi ibu dalam mencapai keberhasilan menyusui bayinya. Menurut WHO/UNICEF, cara pemberian makan pada bayi yang baik dan benar adalah mulai segera menyusui dalam 1 jam setelah lahir, menyusui bayi secara ekslusif sejak lahir sampai dengan mur 6 bulan, mulai umur 6 bulan bayi mendapatkan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang bergizi sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya dan meneruskan menyusui anak sampai umur 24 bulan. (2)

Kementrian Kesehatan telah menerbitkan surat keputusan Mentri kesehatan nomer: 450/Menkes/SK/IV/2004 tentang Pemberian ASI secara ekslusif pada bayi di Indonesia. Pada tahun 2012 telah terbit Peraturan Pemerintah (PP) Nomer 33 tentang ASI Ekslusif dan telah diikuti dengan diterbitkannya 2 (dua) peraturan Mentri Kesehatan yaitu: Permenkes Nomer 15 Tahun 2013 tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas Khusus Menyusui Dan Atau Memerah Air Susu Ibu dan Permenkes Nomer 39 Tahun 2013 tentang Susu Formula Bayi dan produk Bayi Lainnya. (2)
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota XXX Tahun 2013, cakupan AE 1 (ASI Ekslusif usia 1 bulan) berjumlah 741 anak dengan persentase 16,27 % di Kota XXX tahun 2013. (3)
Berdasarkan Data Puskesmas XXX Kota XXX Periode Bulan Mei 2014 cakupan pemberian AE 1 (ASI Ekslusif 0-30 hari). Berjumlah 44 anak dari 71 anak dengan presentase 62%. (4)
Pemberian ASI pada satu jam pertama setelah melahirkan dapat mempercepat pergantian produksi susu dari payudara yang penuh dan matang. Sentuhan kulit antara ibu dan bayi, serta isapan bayi akan membantu memperlancar produksi ASI. (5)
Inisiasi menyusu dini (IMD) yang dilakukan pada 1 jam pertama kepada bayi memiliki manfaat yang sangat besar. Keren Edmond, dkk. melakukan penelitian terhadap 10.947 bayi pedesaan Ghana (Afrika). Hasil penelitian menunjukan, permulaan (inisiasi) menyusu dini dalam jam pertama setelah lahir menurunkan 22% resiko kematianbayi-bayiusia 0-28 hari. (6)
Beberapa pendapat yang menghaambat ibu postpartum memberikan kolostrum dengan segera, diantaranya takut bayi kedinginan, setelah melahirkan ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya, kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai, serta kolostrum tidak baik bahkan bahaya bagi bayi. Hal di atas tidak akan terjadi bila seorang ibu postpartum mempunyai pengetahuan yang bagus serta mendapat support dari keluarga. (5)
Faktor pengetahuan, pendidikan, dan sumber informasi  dapat menyebebkan ibu tidak memberikan kolostrum pada bayi baru lahir, namun banyak disertai dengan faktor presepsi, sikap, sosial budaya, dukungan sosial dan faktor ketidak mampuan tenaga kesehatan untuk memotivasi dalam mem beri penambahan ilmu bagi ibu-ibu yang menyusui. (6)
Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan pada ibu post partum diwilayah kerja Puskemas XXX Tahun 2014 dari 10 orang ibu post partum, 7 orang ibu post partum memberikan ASI pertamanya dan 3 orang  diantaranya  terdapat masalah dalam perberian ASI pertamanya.
Berdasarkan latar belakang diatas tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang ”Hubungan Pengetahuan Ibu Postpartum terhadap Sikap Ibu Dalam Pemberian ASI pertama (Kolostrum) di Puskesmas XXX Kota XXX Tahun 2014”.



B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan dibahas adalah “Apakah ada hubungan pengetahuan terhadap sikap ibu postpartum dalam pemberian ASI pertama (koslostrum) di Puskesmas XXX Kota XXX Tahun 2014?”

C.      Tujuan Penelitian
1.         Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu postpartum terhadap sikap ibu dalam Pemberian ASI pertama (kolostrum) di Puskesmas XXX Kota XXX Tahun 2014.
2.         Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk :
a.       Untuk mengetahui pengetahuan ibu postpartum terhadap pemberian ASI pertama (kolostrum) di  Puskesmas XXX Kota XXX Tahun 2014.
b.      Untuk Mengetahi sikap ibu postpartum dalam pemberian ASI pertama (kolostrum) di Puskesmas XXX Kota XXX Tahun 2014.
c.       Untuk mengetahui hubungan pengetahuan Ibu postpartum terhadap Sikap Ibu dalam pemberian ASI pertama (kolostrum) di Puskesmas XXX Kota XXX Tahun 2014.


D.      Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah Hubungan Pengetahuan Ibu postpartum terhadap Sikap Ibu dalam Pemberian ASI Pertama (Kolostrum) yang dilakukan di Puskesmas XXX Kota XXX Tahun 2014. Batasan penelitian ini hanya dibatasi pada ibu post partum yang berada di Puskesmas  XXX Kota XXX.

D.      Kegunaan Penelitian
1.         Guna Teoritis
a.    Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi lembaga pendidikan serta menjadi sumber informasi yang bermanfaat bagi lulusan berikutnya agar termotivasi untuk membuat penelitian yang sejenis dan lebih mendalam serta yang lebih baik lagi.
b.   Bagi Peneliti
Sebagai sarana belajar dalam rangka menambah pengetahuan, untuk mengaplikasikan teori yang telah didapatkan salama perkuliahan dan untuk menambah pengalaman dalam hal penelitian khususnya tentang Hubungan Pengetahuan ibu Postpartum terhadap Sikap Ibu dalam Pemberian ASI Pertama (kolostrum).

 
2.    Guna Praktis
a.    Bagi Responden
Diharapkan dapat menambah pengetahuan kepada para ibu postpartum dan bisa memberikan ASI pertamanyanya tanpa ada masalah dan di harapkan dapat meningkatkan kesadaran para ibu untuk memberikan ASI pertamanya kepada bayinya dan hanya ASI yang merupakan makanan terbaik dan nutrisi yang sempurna sehingga pertumbuhan dan perkembangan bayinya dapat optimal sampai pemberian ASI ekslusif usia 0-6 bulan.
b.   Bagi Intansi Tempat Penelitian
Bagi Puskesmas diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi kebijakan dalam asuhan promosi kesehatan khususnya pada program komunikasi informasi edukasi pelaksanaan IMD pada saat setelah proses persalinan dan motivasi tentang ASI pertama (kolostrum) pada ibu dalam masa awal nifas.
c.    Bagi Profesi
Diharapkan Bidan dapat memberikan konseling yang baik kepada pasien dan memberi dampak baik pada pengetahuan ibu serta dapat mempengaruhi sikap ibu tentang kolostrum sehingga lebih meningkatkan pentingnya pemahaman pengetahuan dan memotivasi ibu untuk memberikan ASI pertamanya sehingga menjadi tolak ukur dimana tercapainya pemberian AE 1 (ASI Ekslusif usia 1 bulan) sampai AE 6 (ASI Ekslusif usia 6 bulan) kepada bayinya.





DOWNLOAD KTI FULL:
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI


PASSWORD

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh