Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

LACHANOPHOBIA, MENGENAL LEBIH LANJUT DAN BAGAIMANA MENGATASINYA


LACHANOPHOBIA, MENGENAL LEBIH LANJUT DAN BAGAIMANA MENGATASINYA

LACHANOPHOBIA, MENGENAL LEBIH LANJUT DAN BAGAIMANA MENGATASINYA

Pernah dengan ada orang yang takut akan sayuran?
Biasanya yang mengalami hal tersebut adalah anak-anak, tetapi tidak sedikit juga orang dewasa yang mengalaminya.

Ketakutan (fobia) tersebut biasanya dikenal dengan Lachanophobia yaitu ketakutan yang bersifat irasional dan terus-menerus terhadap sayuran. Fobia ini bisa terjadi jika seorang anak dipaksa untuk memakan sayuran padahal si anak tidak suka. Atau bisa juga memaksakan anak untuk memakan sayuran sebagai bentuk hukuman ketika si anak melakukan suatu kesalahan.
Selain itu, fobia ini juga bisa disebabkan karena seseorang punya pengalaman (mengamati) proses penanaman sayuran di kebun, dimana sayuran tersebut ditanam di tanah yang kotor, terdapat ulat di daun atau buahny atau mungkin ada serangga yang berkeliaran disekitar tanaman sehingga dari pengalaman melihat tersebut menimbulkan dampak ketakutan berkelanjutan ketika orang tersebut melihat kembali jenis sayuran yang sama atau berbeda.
Selain dari pengalaman melihat, bisa jadi pengalaman yang berhubungan dengan kegiatan makan seseorang, seperti misalnya sedang makan sayur tiba-tiba tanpa sengaja melihat “mahluk yang tidak diharapkan” berada di mangkuk atau sendoknya. Selain faktor “mahluk yang tidak diharapkan”, bisa juga karena pengalaman tidak sengaja seperti memakan biji buah atau sayuran sehingga terjadi ketakutan biji tersebut akan menjadi benih yang tumbuh di dalam perutnya.
Untuk mengatasi fobia ini tergantung pada pemahaman individu tentang ketakutan yang dialaminya dan bagaimana cara mengatasinya. Kadangkala untuk menghilangkan rasa takutnya ini memerlukan bantuan seorag terafis yang akan membimbing dan mendidik seseorang yang mengalami Lachanophobia untuk bisa mendapatkan respon yang diinginkan untuk menghilangkan rasa takutnya tersebut.
Demikian sedikit penjelasan tentang Lachanophobia. Semoga bermanfaat.

Comments

Popular posts from this blog