Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

Berbagai Ketidakyamanan Pasca Melahirkan dan Cara Mengatasinya




Berbagai Ketidakyamanan Pasca Melahirkan dan Cara Mengatasinya


Selain cara mengurus bayi, ibu juga harus mengetahui berbagai ketidakyamanan pasca melahirkan dan cara mengatasinya. Setelah proses melahirkan selesai maka ibu akan memasuki periode nifas yang berlangsung sekitar 42 hari, selain perasaan bahagian dengan hadirnya bayi ibu juga akan merasakan ketidanyamanan baik pada fisik maupun psikis ibu.

Secara psikis ibu mungkin akan mengalami baby blues yaitu kondisi dimana ibu merasa sedih dengan kehadiran bayi yang dipengaruhi banyak faktor seperti stress karena lelah akibat jam tidur berkurang karena mengurus bayi atau bisa juga timbul dari rasa kurang percaya diri apakah ibu mampu untuk mengurus bayinya tersebut.
Dari segi fisik ibu akan banyak mengalami ketidaknyamanan seperti payudara nyeri dan terasa semakin penuh karena produksi ASI, sering keram, mengalami konstipasi dan mungkin juga keluar bercak darah seperti sedang menstruasi.
Yang harus ibu lakukan adalah sering berkonsultasi dengan petugas kesehatan (bidan atau dokter) untuk terus memantau kondisi ibu melalui kunjungan masa nifas. Hal ini penting karena dikhawatirkan akan muncul sesuatu yang lebih berbahaya dari rasa ketidaknyamanan yaitu munculnya komplikasi dan infeksi pada bekas luka jalan lahir. Pada initinya, setiap ketidaknyamanan yang ibu rasakan bisa diminimalisir bahkan dihilangkan dengan mempraktekan cara-cara berikut.

Mengurangi Perih Pada Jalan Lahir

Ketika proses melahirkan bayi, akan muncul luka robekan (episiotomi) pada jalan lahir ibu. Luka ini sudah pasti akan menimbulkan rasa sakit dan tidak nyaman selama masa nifas. Untuk meringankan dan mempercepat proses penyembuhannya ibu bisa lakukan beberapa tips berikut:
Setiap habis buang air kecil (BAK), pastikan ibu selalu cebok menggunakan air hangat yang dialirkan perlahan. Untuk mempermudahnya ibu bisa memasukan air hangat tersebut dalam botol.
Untuk menghindari nyeri ketika buang air besar (BAB), minum obat pelunak tinja yang direkomendasikan, serta tekan luka ibu dengan kain bersih untuk menghindari membukanya luka ibu.
Siapkan es dalam kantong plastik, lalu bungkus dengan kain atau hanaduk tipis dan kompreskan pada luka ibu. Ini akan membantu mengurangi rasa panas seperti terbakar disekitar luka.
Selalu duduk dengan beralaskan bantal yang empuk untuk mengurasi rasa tidak nyaman
Bila luka menjadi parah (bengkak, keluar nanah, terasa panas dan perih) maka segera konsultasikan dengan petugas kesehatan mengenai penanganannya untuk mencegah terjadinya infeksi pada luka.

Melancarkan Kembali Saluran Kemih

Selama proses kehamilan, otot dan syaraf kandung kemih (uretra) mungkin akan mengalami gangguan karena terjadi peregangan jaringan pada dasar kandung kemih. Hal ini akan menyebabkan ibu sulit sekali mengendalikan sistem pembuangan urine. Tanpa sengaja ibu akan tiba-tiba mengeluarkan air kencing ketika batuk atau tertawa. Namun terkadang ketika ibu berniat untuk BAK malah sebaliknya urine ibu menjadi susah untuk keluar.
Untuk mengatasinya ibu bisa melakukan latihan dengan cara mengencangkan otot panggul dan menahannya lalu kendurkan dengan ritme seimbang. Misalnya ibu mengencangkan dan menahan selama 5 detik maka kendurkan 5 detik dan kencangkan lagi 5 detik berikutnya. Begitu terus sampai minimal 30 kali sehari.

Mengatasi Susah Buang Air Besar

Ketika proses melahirkan, pembuluh darah di sekitar anus akan mengalami peregangan. Bukan tidak mungkin peregangan ini selanjutnya akan berakibat pada pembengkakan jaringan pembuluh darah anus (hemorrhoid). Untuk mengatasinya ibu bisa melakukan beberapa anjuran seperti:
Usahakan untuk memperbanyak minum air putih untuk melancarkan pencernaan.
Usahakan pula mengkonsumsi makanan berserat seperti buah, sayur dan gandum utuh.
Hindari menahan buang air besar untuk waktu yang lama.
Berendam di air hangat untuk mengurangi rasa nyeri.

Mengatasi Nyeri Pada Payudara

Jika payudara ibu terasa semakin besar, penuh dan kencang sehingga timbul rasa nyeri, sebenarnya itu adalah hal wajar karena ibu sedang memproduksi ASI dalam jumlah banyak. Untuk mengatasinya bisa dilakukan dengan cara:
Selalu kompres payudara dengan air hangat dan ketika mandi pun harus selalu menggunakan air hangat.
Pakailah bantalan khusus pada bra yang bisa menyerap air susu jika bocor.
Selalu menyusui bayi sesuai jadwal dan jangan terhenti untuk menghindari abses (pembengkakan) pada payudara.

Mengatasi Baby Blues

Baby blues biasanya muncul karena ibu merasa cemas, sedih atau bahkan marah yang berlebihan. Kondisi ini jika dibiarkan akan mengganggu kesehatan ibu dan bahkan bayi ibu. Karena jika ibu mengalami stress, produksi ASI yang menjadi sumber makanan utama bayi ibu akan menurun kualitasnya sehingga bayi akan sakit. Untuk itu usahakan selalu memiliki pikiran yang positif. Jika muncul suatu masalah yang ibu rasakan usahakan untuk selalu berbagi bersama suami ataupun keluarga dengan cara bercerita. Jika berbagi saja dirasa tidak menyelesaikan masalah, maka ibu bisa mengkonsultasikannya dengan dokter psikolog.

Selain berbagai ketidakyamanan pasca melahirkan dan cara mengatasinya yang dibahas diatas, ibu juga jangan lupa untuk melakukan kunjungan masa nifas sesuai dengan jadwal yang diberikan petugas kesehatan. Selain untuk memeriksa keadaan umum ibu seperti berat badan dan tekanan darah, juga untuk memantau apakah vagina, serviks dan rahim ibu proses pemulihannya berjalan dengan baik. Selain itu ibu juga bisa bertanya dengan berbagai kondisi seputar masa nifas yang dialami oleh ibu.

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)